harian model rencana II adalah 3,19 Tonhari dengan rata-rata sisa stok sebesar 6.127 Kaleng.
3. Rata-rata total profit maksimum pada udang terletak pada rencana I, II, dan III. Rata-rata sisa stok terkecil ada pada rencana III sehingga untuk rencana
pembelian udang akan dipilih model rencana pembelian III. Rata-rata pembelian harian model rencana II adalah 4,45 Tonhari dengan rata-rata sisa stok sebesar
40.396 Kaleng.
6.9. Analisis Hasil Simulasi
Hasil pada pengolahan data antara hasil simulasi model rencana pembelian dalam jumlah yang bervariasi dengan jumlah pembelian yang tetap dapat dilihat
perbandingannya pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6. Perbandingan Rata-rata Total Profit, Rata-rata Pembelian Harian, dan Rata-rata Sisa Stok Produk
Jenis Rata-rata Total Profit Produk
dalam Pembelian RpBulan Rata-rata Pembelian
Harian Bahan dalam Jumlah Tonhari
Rata-rata Sisa Stok Produk
Kalengbulan Variasi
Tetap Variasi
Tetap Variasi
Tetap
Ikan Tuna 287.819.345
298.654.905 3,21
3,26 15.615
12.092 Udang
804.121.150 887.312.205
2,97 3,19
11.029 6.127
Kepah 1.197.777.869
1.422.999.590 3,85
4,45 18.284
40.398
Sumber: Pengolahan Data dengan Menggunakan Microsoft Excel
Nilai output yang dihasilkan pada tabel di atas diambil dari nilai model perencanaan dengan nilai rata-rata total profit produk tertinggi dan diikuti dengan
Universitas Sumatera Utara
rata-rata pembelian dan rata-rata sisa stok pada model perencanaan yang dipilih. Sebagai bahan mendukung dalam pemilihan alternatif model pembelian, maka akan
ditampilkan rata-rata persediaan produk dan rata-rata permintaan produk untuk rencana terpilih sesuai dengan model pembelian yang dapat dilhat pada Tabel 6.7.
Tabel 6.7. Rata-rata Persediaan Produk dan Rata-rata Permintaan Produk
Jenis Rata-rata Persediaan Produk dalam
Model Pembelian Kalengbulan Rata-rata Permintaan Produk
Kalengbulan Variasi
Tetap
Ikan Tuna 214.111
217.663 202.764
Udang 237.542
256.074 237.230
Kepah 251.580
316.709 250.803
Sumber: Pengolahan Data dengan Menggunakan Microsoft Excel
Analisis selanjutnya yang akan dilakukan adalah menentukan model perencanaan mana yang paling baik dengan mempertimbangan rata-rata total profit
produk, rata-rata pembelian bahan, dan rata-rata sisa stok produk yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jenis ikan tuna Rekapitulasi tabel sebelumnya menunjukan bahwa rata-rata total profit tertinggi
jatuh pada model perencanaan pembelian dalam jumlah yang tetap yang didukung oleh sisa stok yang lebih kecil dibandingkan sisa stok pembelian dalam
jumlah yang bervariasi. Lebih lanjut analisis akan dilakukan perbandingan perhitungan modal kerja bahan dan biaya depresi simpan produk sebagai
berikut: a. Perhitungan model perencanaan dalam jumlah pembelian yang bervariasi
Universitas Sumatera Utara
− Pembelian ikan tuna dalam jumlah yang bervariasi akan membutuhkan modal kerja bahan 3,21 Tonhari x 25 hari kerjabulan x
Rp21.000.000Ton = Rp1.685.250.000bulan. − Jika penjualan produk ikan tuna 202.764 Kalengbulan x
Rp14.150Kaleng = Rp2.869.110.600bulan, maka profit yang dapat diperoleh adalah Rp2.869.110.600-Rp1.685.250.000=
Rp1.183.860.600bulan. − Sisa stok produk ikan tuna jika dihitung biaya depresinya berdasarkan
suku bunga Bank Indonesia sebesar 5,75 dari harga produk adalah sebesar 214.111-202.764 Kalengbulan x 5,75 x Rp14.150Kaleng =
Rp9.231.846bulan. − Total profit produk ikan tuna yang dapat diperoleh adalah
Rp1.183.860.600-Rp9.231.846 = Rp1.174.628.754bulan. b. Perhitungan model perencanaan dalam jumlah pembelian yang tetap
− Pembelian ikan tuna dalam jumlah yang tetap akan membutuhkan modal kerja bahan 3,26 Tonhari x 25 hari kerja x Rp21.000.000Ton =
Rp1.711.500.000bulan. − Jika penjualan produk ikan tuna 202.764 Kalengbulan x
Rp14.150Kaleng = Rp2.869.110.600, maka profit yang dapat diperoleh adalah Rp2.869.110.600-Rp1.711.500.000= Rp1.157.610.600bulan.
Universitas Sumatera Utara
− Sisa stok produk ikan tuna jika dihitung biaya depresinya berdasarkan suku bunga Bank Indonesia sebesar 5,75 dari harga produk adalah
sebesar 217.663-202.764 Kalengbulan x 5,75 x Rp14.150Kaleng = Rp12.121.842bulan.
− Total profit produk ikan tuna yang dapat diperoleh adalah Rp1.157.610.600-Rp12.121.842 = Rp1.145.488.758bulan.
Berdasarkan perhitungan modal kerja bahan dan biaya depresi produk, maka diperoleh untuk pembelian ikan tuna lebih baik dilakukan model
perencanaan dalam jumlah yang bervariasi dengan rata-rata pembelian 3,21 Tonhari dengan rata-rata sisa stok 15.615 Kalengbulan. Pada kenyataannya
rata-rata pembelian ikan tuna sebesar 2,4 Tonhari dengan menggunakan simulasi diperoleh 3,21 Tonhari. Hal tersebut menunjukan pembelian ikan tuna sebaiknya
dilakukan dengan peningkatan jumlah pembelian sebesar 1,34 dari keadaan sebelumnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Jumlah yang dihitung
sebelumnya lebih besar dari hasil rata-rata total profit produk ikan tuna dalam tabel simulasi dikarenakan perhitungan di atas belum termasuk pengurangan
untuk biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya. 2. Jenis udang
Rekapitulasi tabel sebelumnya menunjukan bahwa rata-rata total profit tertinggi jatuh pada model perencanaan pembelian dalam jumlah yang tetap yang
didukung oleh sisa stok yang lebih kecil dibandingkan sisa stok pembelian dalam
Universitas Sumatera Utara
jumlah yang bervariasi. Lebih lanjut analisis akan dilakukan perbandingan perhitungan modal kerja bahan dan biaya depresi simpan produk sebagai
berikut: a. Perhitungan model perencanaan dalam jumlah pembelian yang bervariasi
− Pembelian udang dalam jumlah yang bervariasi akan membutuhkan modal kerja bahan 2,97 Tonhari x 25 hari kerja x Rp23.000.000Ton =
Rp1.707.750.000bulan. − Jika penjualan produk udang 237.230 Kalengbulan x Rp13.150Kaleng =
Rp3.119.574.500, maka profit yang dapat diperoleh adalah
Rp3.119.574.500-Rp1.707.750.000= Rp1.411.824.500bulan. − Sisa stok produk udang jika dihitung biaya depresinya berdasarkan suku
bunga Bank Indonesia sebesar 5,75 dari harga produk adalah sebesar 238.524-237.230 Kalengbulan x 5,75 x Rp13.150Kaleng =
Rp991.998bulan. − Total profit produk udang yang dapat diperoleh adalah Rp1.411.824.500-
Rp991.998 = Rp1.410.832.502bulan. b. Perhitungan model perencanaan dalam jumlah pembelian yang tetap
− Pembelian udang dalam jumlah yang tetap akan membutuhkan modal kerja bahan 3,19 Tonhari x 25 hari kerja x Rp23.000.000Ton =
Rp1.834.250.000bulan.
Universitas Sumatera Utara
− Jika penjualan produk udang 237.230 Kalengbulan x Rp13.150Kaleng = Rp3.119.574.500, maka profit yang dapat diperoleh adalah
Rp3.119.574.500-Rp1.834.250.000= Rp1.285.324.500bulan. − Sisa stok produk udang jika dihitung biaya depresinya berdasarkan suku
bunga Bank Indonesia sebesar 5,75 dari harga produk adalah sebesar 256.074-237.230 Kalengbulan x 5,75 x Rp13.150Kaleng =
Rp14.248.382bulan − Total profit produk udang yang dapat diperoleh adalah Rp1.285.324.500-
Rp14.248.382 = Rp1.271.076.118bulan. Berdasarkan perhitungan modal kerja bahan dan biaya depresi produk,
maka diperoleh untuk pembelian udang lebih baik dilakukan model perencanaan dalam jumlah yang bervariasi dengan rata-rata pembelian 2,97
Tonhari dengan rata-rata sisa stok 11.029 Kalengbulan. Pada kenyataannya rata-rata pembelian udang sebesar 2,1 Tonhari dengan menggunakan
simulasi diperoleh 2,97 Tonhari. Hal tersebut menunjukan pembelian udang sebaiknya dilakukan dengan peningkatan jumlah pembelian sebesar 1,45
dari keadaan sebelumnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Jumlah yang dihitung sebelumnya lebih besar dari hasil rata-rata total profit produk
udang dalam tabel simulasi dikarenakan perhitungan di atas belum termasuk pengurangan untuk biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya.
3. Jenis kepah
Universitas Sumatera Utara
Rekapitulasi tabel sebelumnya menunjukan bahwa rata-rata total profit tertinggi jatuh pada model perencanaan pembelian dalam jumlah yang tetap tetapi sisa
stok yang lebih besar dibandingkan sisa stok pembelian dalam jumlah yang bervariasi. Lebih lanjut analisis akan dilakukan perbandingan perhitungan modal
kerja bahan dan biaya depresi simpan produk sebagai berikut: a. Perhitungan model perencanaan dalam jumlah pembelian yang bervariasi
− Pembelian kepah dalam jumlah yang bervariasi akan membutuhkan modal kerja bahan 3,85 Tonhari x 25 hari kerja x Rp12.000.000Ton =
Rp1.155.000.000bulan. − Jika penjualan produk kepah 250.803 Kalengbulan x Rp11.150Kaleng =
Rp2.796.453.450, maka profit yang dapat diperoleh adalah Rp2.796.453.450-Rp1.155.000.000= Rp1.641.453.450bulan.
− Sisa stok produk kepah jika dihitung biaya depresinya berdasarkan suku bunga Bank Indonesia sebesar 5,75 dari harga produk adalah sebesar
251.580-250.803 Kalengbulan x 5,75 x Rp11.150Kaleng = Rp497.712bulan.
− Total profit produk kepah yang dapat diperoleh adalah Rp1.641.453.450- Rp497.712 = Rp1.640.955.738bulan.
b. Perhitungan model perencanaan dalam jumlah pembelian yang tetap
Universitas Sumatera Utara
− Pembelian kepah dalam jumlah yang tetap akan membutuhkan modal kerja bahan 4,45 Tonhari x 25 hari kerja x Rp12.000.000Ton =
Rp1.335.000.000bulan. − Jika penjualan produk kepah 250.803 Kalengbulan x Rp11.150Kaleng =
Rp2.796.453.450, maka
profit yang dapat diperoleh adalah
Rp2.796.453.450-Rp1.335.000.000= Rp1.461.453.450bulan. − Sisa stok produk kepah jika dihitung biaya depresinya berdasarkan suku
bunga Bank Indonesia sebesar 5,75 dari harga produk adalah sebesar 316.709-250.803 Kalengbulan x 5,75 x Rp11.150Kaleng =
Rp42.253.695bulan. − Total profit produk kepah yang dapat diperoleh adalah Rp1.461.453.450-
Rp42.253.695= Rp1.419.199.755bulan. Berdasarkan perhitungan modal kerja bahan dan biaya depresi produk,
maka diperoleh untuk pembelian kepah lebih baik dilakukan model perencanaan dalam jumlah yang bervariasi dengan rata-rata pembelian 3,85
Tonhari dengan rata-rata sisa stok 18.284 Kalengbulan. Pada kenyataannya rata-rata pembelian kepah sebesar 2,5 Tonhari dengan menggunakan simulasi
diperoleh 3,85 Tonhari. Hal tersebut menunjukan pembelian kepah sebaiknya dilakukan dengan peningkatan jumlah pembelian sebesar 1,54 dari keadaan
sebelumnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Jumlah yang dihitung sebelumnya lebih besar dari hasil rata-rata total profit produk kepah dalam
Universitas Sumatera Utara
tabel simulasi dikarenakan perhitungan di atas belum termasuk pengurangan untuk biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya.
6.10. Analisis Langkah Implementasi dan Dokumentasi