menuliskannya pada kertas. Dalam menyelesaikan soal cerita ketiga hal ini kreativitas, pengertian, imajinasi sangat dibutuhkan.
Matematika merupakan bagian dari hidup manusia. Karena bagian dari hidup, maka matematika memegang peran penting yakni matematika sebagai ilmu
deduktif, sebagai bahasa, seni dan ratunya ilmu, sebagai limu tentang struktur yang terorganisasikan dengan baik serta matematika sebagai ilmu tetang pola
hubungan.
2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Terdapat banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam matematika. Di antaranya pendapat Polya Firdaus:2009 yang banyak dirujuk
pemerhati matematika. “Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang
tidak begitu segera dapat dicapai”. Masalah matematika sebagai tantangan bila pemecahannya memerlukan kreativitas, pengertian dan pemikiran yang asli atau
imajinasi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka sesuatu yang merupakan masalah bagi seseorang, mungkin tidak merupakan masalah bagi orang lain atau
merupakan hal yang rutin saja. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai
oleh siswa. Bahkan tercermin dalam konsep kurikulum berbasis kompetensi. Tuntutan akan kemampuan pemecahan masalah dipertegas secara eksplisit
dalam kurikulum tersebut yaitu, sebagai kompetensi dasar yang harus
dikembangkan dan diintegrasikan pada sejumlah materi yang sesuai. Salah satu untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi yang berbeda-beda dari suatu masalah kemasalah lainnya.
Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang telah diselesaikan solved problems. Seperti diungkapkan oleh Amustofa 2009
yang menyatakan bahwa: Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan pembelajaran
soal-soal yang telah diselesaikan solved problems. Pada pemecahan masalah kita memberikan bekal kepada siswa berbagai
teknik penyelesaian untuk menyelesaikan masalah. Strategi ataupun taktik untuk menyelesaikan masalah dengan cara ini
disebut heuristics, karena pada dasarnya pembelajar harus dapat menemukan sendiri.
Kemampuan anak dalam pemecahan masalah sangat berkaitan dengan tingkat perkembangan mereka. Dengan demikian, masalah-masalah
yang diberikan pada anak tingkat kesulitannya harus disesuaikan dengan perkembangan
mereka. Semakin tinggi kemampuan seseorang maka semakin sanggup
merumuskan tujuannya dan mempunyai inisiatif tanpa menunggu perintah dari orang lain. Seseorang yang tingkat kemampuankecerdasannya tinggi maka dia
semakin kreatif dan melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah orang lain. Dari kutipan–kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah merupakan kemampuan, pengetahuan yang dimiliki setiap orang yang dalam pemecahannya berbeda-beda tergantung pada apa yang dilihat,
diamati, diingat dan dipikirannya sesuai pada kejadian dikehidupan nyata. Memecahkan soal berbentuk cerita berarti menerapkan pengetahuan yang
dimiliki secara teoritis untuk memecahkan persoalan nyatakeadaan sehari-hari. Untuk memahaminya, guru dapat meminta siswa menyatakan pendapatnya
dengan menggunakan bahasanya sendiri. Guru dapat mengecek apakah ada istilah-istilah yang mungkin belum diketahuidilupakan. Soal cerita dapat
dikerjakan langsung tanpa ada gambar karena dari masalah tersebut siswa kurang lebih sudah dapat memahaminya. Sedangkan jika soal berbentuk gambar, guru
lebih menekankan kepada siswa untuk memahami gambar dan dirangkaikan kembali ke dalam soal cerita. Karena siswa dapat mengerti dan memahami unsur-
unsur yang ada pada gambar. Dengan demikian inti dari belajar memecahkan masalah, supaya siswa terbiasa mengerjakan soal-soal yang tidak hanya
mengandalkan ingatan yang baik saja, tetapi siswa diharapkan dapat mengaitkan dengan situasi nyata yang pernah dialaminya atau yang pernah dipikirkannya.
Kemudian siswa bereksplorasi dengan benda kongkret, lalu siswa akan mempelajari ide-ide matematika secara informal, selanjutnya belajar matematika
secara formal. Indikator yang menunjukkan kemampuan pemecahan masalah adalah
:
1. Memahami masalah a. Mengubah bahasa verbal menjadi bahasa matematika
b. Menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal 2. Merencanakan Pemecahan Masalah
a. Memilih variabel b. Menginterpretasikan masalah dalam gambar
c. Membuat model matematika 3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
a. Memilih konsep atau aturan-aturan dalam menyelesaikan masalah b. Mengunakan konsep atau aturan-aturan dalam menyelesaikan masalah
c. Melakukan perhitungan secara akurat d. Menetapkan hasil pemecahan masalah
4. Mengevaluasi Kembali a. Menguji hasil pemecahan masalah terhadap model
b. Menetapkan hasil yang lebih efektif Setelah siswa memperoleh hasil pemecahan masalah pada langkah ketiga,
siswa harus meninjau kembali apakah hasil yang diperoleh adalah yang terbaik dalam arti memenuhi persamaan-persamaan yang ada model matematikanya dan
ketepatan perhitungan membandingkan hasil yang diperoleh dengan kemungkinan hasil yang ada.
2.1.4 Model Pembelajaran