4.2. Temuan Penelitian
Berdasarkan deskriptif data dan analisa data, maka diperoleh temuan penelitian sebagai berikut :
1. Sebelum pemberian tindakan I, peneliti melakukan observasi awal ke sekolah dengan melihat kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan
pemberian tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa memecahkan masalah matematika. Dari hasil tes awal diperoleh bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal masih sangat rendah. Dari tes diperoleh hanya 2 siswa 4,65 dari 43 siswa telah mencapai tingkat
penguasaan siswa dengan kategori minimal kemampuan pemecahan masalah sedang 65-80 sedangkan 41 siswa lainnya 97,67 belum tuntas dengan nilai
rata-rata kelas dari 43 siswa pada tes awal ini adalah 43,69. Dari tes awal diperoleh permasalahan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan masalah
materi faktorisasi kuadrat yaitu: a.
Siswa tidak mampusalah dalam memahami permasalahan yang diberikan.
b. Siswa kesulitan dalam menyusun langkah-langkah penyelesaian
terhadap masalah yang diberikan. c.
Siswa salah dalam melaksanakan rencana penyelesaian. 2. Setelah siklus I dilakukan, terjadi peningkatan kemampuan siswa memecahkan
masalah. Dari pemberian tes diperoleh bahwa kemampuan siswa memecahkan masalah matematika dalam menyelesaikan soal-soal materi persamaan kuadrat
mengalami peningkatan ketuntasan belajar sebesar 46,51 yakni dari 4,65 menjadi 51,16 dan dari hasil tes ini diperoleh 22 siswa 51,16 dari 43
siswa telah mencapai tingkat penguasaan dengan kategori minimal kemampuan pemecahan masalah sedang 65-80 sedangkan 21 siswa lainnya 48,83 belum
tuntas. Dari 43 orang siswa, 1 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan masalah sangat tinggi 90-100, 1 siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan masalah tinggi 80- 90, 20 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan
masalah sedang 65-80, 4 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori
kemampuan pemecahan masalah rendah 55-65, sedangkan 17 siswa lainnya memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan masalah sangat
rendah 0-55. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari 43 siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah siklus I adalah 59,18.
3. Setelah siklus II dilakukan barulah tercapai ketuntasan belajar klasikal dan mengalami peningkatan ketuntasan belajar sebesar 34,88 dari siklus I. Dari
pemberian tes ini diperoleh 37 siswa 86,04 dari 43 siswa telah mencapai tingkat penguasaan siswa dengan kategori minimal kemampuan pemecahan
masalah sedang 70-100 sedangkan 6 siswa lainnya 13,95 belum tuntas. Dari 43 siswa, 4 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kemampuan
pemecahan masalah sangat tinggi 90-100, 25 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan masalah tinggi 80-90, 9 siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan masalah sedang 65- 80, 3 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan
masalah rendah 55–65, sedangkan 2 siswa lainnya memperoleh nilai dengan kategori kemampuan pemecahan masalah sangat rendah 0-55. Nilai rata-rata
kelas yang diperoleh dari 43 siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah siklus II adalah 79,04.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian