manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik, pembicara harus
mengusai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan. Disamping itu, diperlukan juga penguasaan masalah atau gagasan yang akan
disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara. Keterampilan
berbicara pada
hakikatnya merupakan
keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan dan keinginan kepada
orang lain. Kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang
luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara
secara wajar,
jujur, benar,
dan bertanggungjawab
dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri,
ketegangan, berat lidah dan lain-lain Iskandarwassid 2011:241.
2.2.4 Keterampilan Berbicara Bahasa Arab
Menurut Efendy 2009:139 berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan bahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa
modern termasuk bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara
pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh 1 kemampuan
mendengar, 2 kemampuan mengucapkan, dan 3 pengusaan relatif kosakata
dan ungkapan
yang memungkinkan
siswa dapat
mengkomunikasikan maksud, gagasan atau pikirannya. Oleh karena itu dapat dikatakan, keterampilan berbicara merupakan kelanjutan dari
latihan menyimak, dalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan. Dalam keterampilan berbicara bahasa Arab terdapat
beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek tersebut, diantaranya adalah 1 penguasaan kosakata bahasa Arab, 2 pelafalan,
3 struktur kata kalimat, 4 intonasi, 5 kelancaran Efendy 2009:139 Makruf 2009:23, mengemukakan bahwa keterampilan
berbicara bahasa Arab terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu ucapan قطن ا dan berbicara ثدح ا. Ucapan قطن ا merupakan keterampilan
yang tidak banyak membutuhkan pemikiran dan penghayatan. Bentuk- bentuk dari ucapan ini dapat berupa mengulang apa yang diucapkan
pengajar, membaca dengan kertas, atau menghafalkan nash yang ditulis maupun yang didengar. Sedangkan berbicara
ثدح ا merupakan keterampilan yang melibatkan minimal dua pihak, yaitu orang yang
berbicara dan yang mendengar. Dengan demikian dalam keterampilan berbicara ini diperlukan keterlibatan fikiran dan perasaan sekaligus
diperlukan keterampilan istima’ agar pembicaraan dapat berlangsung
dengan lancar.
An-Naqoh 1995:235 mendefinisikan keterampilan berbicara sebagai berikut:
“Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang menuntut siswa memproduksi bunyi-bunyi tertentu dan bentuk-bentuk gramatikal serta
memperhatikan urutan kata dan kalimat sehingga dapat membantu siswa
mengungkapkan sesuatu sesuai dengan tema pembicaraan”. Keterampilan berbicara bahasa Arab adalah kecekatan dan
kecepatan dalam mengutarakan buah pikiran dan perasaan, serta ketepatan dan kebenaran dalam memilih kosakata dan kalimat dengan
bahasa Arab secara lisan Izzan 2009:138. Melihat pendapat dari beberapa para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan berbicara bahasa Arab adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan ide atau perasaan kepada orang lain dengan berbahasa Arab.
2.2.5 Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara