Suatu program yang sistematis bagi perkembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan,
bawaan, dan status sosial serta faktor-faktor geografis. Seperti halnya dalam proses membaca yang membimbing siswa dari yang telah
diketahui menuju ke arah yang belum atau tidak diketahui. Sudah jelas bahwa uraian di atas mencerminkan hakikat
pembelajaran bahasa, yaitu siswa mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa perlu di bekali kemampuan penguasaan
kosakata yang memadai. Sebab kalau tidak demikian maka siswa tidak dapat berkomunikasi secara optimal untuk mencapai hal itu. Sesuai
hakikatnya pembelajaran bahasa, pembelajaran kosakata tidak ajarkan kata-kata lepas atau kalimat-kalimat lepas, tetapi terlibat dalam konteks
wacana, berkaitan dengan mata pelajaran dan berkaitan pula dengan
bidang-bidang tertentu.
2.2.8 Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab di MTs
Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh
kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut Effendy 2012:126. oleh sebab itu, pembelajaran bahasa Arab diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab, baik secara lisan maupun tertulis. Pengertian komunikasi yang
dimaksud adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa Arab Depag 2006:3.
Tujuan pengajaran bahasa Arab di MTs adalah agar siswa memiliki
keterampilan berbahasa
dengan tingkat
penguasaan perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak 1000 kata dalam berbagai
bentuk kata dan pola kalimat yang diprogramkan meliputi tema tentang kegiatan sehari-hari, aqidah dan ibadah. Rasionalisasi penguasaan 1000
kata tersebut adalah 300 kata pada jenjang ibtidaiyah dan 700 kata pada jenjang tsanawiyah. Selain tujuan, pelajaran bahasa Arab juga
mempunyai fungsi dan ruang lingkup sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Arab Depag 2006:4.
Mata pelajaran bahasa Arab berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa agama dan ilmu pengetahuan. Mata pelajaran bahasa Arab
merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri peserta didik dalam bidang komunikasi, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan
berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
2.2.9 Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Arsyad 2011:3. Kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ئاس atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan Arsyad 2007:3. Menurut Hermawan 2011:224 dalam bahasa Arab, media
pembelajaran lazimnya diistilahkan dengan wasa’il al-idhah yang
memiliki pengertian yang sama, yaitu media penjelas materi pembelajaran. Istilah lain yang juga banyak digunakan adalah al-
wasa’il al-mu’inat media atau alat bantu, al-wasa’il al-mu’inat al- sam’iyyah al-bashariyah media atau alat bantu pengajaran. Media
pembelajaran adalah
segala sesuatu
yang digunakan
untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
“Media pengajaran dapat membangkitkan rasa senang dan gembira siswa-siswa dan mempengaruhi semangat mereka. Rasa suka
hati mereka untuk ke sekolah akan timbul, dapat memantapkan pengetahuan pada benak para siswa, menghidupkan pelajaran karena
pemakaian media pengajaran membutuhkan gerak dan karya” Ibrahim sebagaimana dikutip oleh Arsyad 2007:16.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang dipakai sebagai
saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber guru kepada penerimanya siswa sehingga siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap dan tujuan pengajaran dapat tercapai.
2.2.10 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran