3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral
dan cairan tubuh yang lain 4.
Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan harus diperhatikan. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang
dibutuhkan dalam makanan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
2.2. Bahan Tambahan Pangan
2.2.1. Defenisi Bahan Tambahan Pangan
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, bahan tambahan pangan merupakan bahan yang ditambahkan kedalam pangan untuk memengaruhi
sifat danatau bentuk pangan. Berdasarkan defenisi yang dikeluarkan oleh Komisi Codex Alimentarus
yaitu suatu badan antarpemerintah yang terdiri atas sekitar 20 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menyebutkan bahwa bahan tambahan makanan
adalah bahan apapun yang biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan. Biasanya tidak digunakan sebagai bahan khas untuk makanan, baik mempunyai
nilai gizi atau tidak, yang bila ditambahkan dengan sengaja pada makanan untuk tujuan teknologi Mukono, 2010. Pemakaian bahan tambahan pangan di
Indonesia diatur oleh Departemen Kesehatan. Sementara pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Dirjen POM.
Universitas Sumatera Utara
Di Amerika, keduanya dilakukan oleh Food and Drug Administration Saparinto, 2006.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012, bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahan ke dalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam pangan hendaknya harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut : 1. Tidak diperlakukan sebagai bahan baku pangan. 2. Dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam
pangan untuk tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan danatau pengangkutan pangan untuk
menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung. 3. tidak termasuk
cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi.
2.2.2. Fungsi Bahan Tambahan Pangan
Fungsi bahan tambahan pangan yaitu: 1.
Meningkatkan kualitas pangan 2.
Secara ekonomis akan menghemat biaya produksi 3.
Sebagai pengawet pangan dengan cara mencegah pertumbuhan dan aktivitas mikroba perusak pangan menahan proses biokimia atau
mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan 4.
Menjadikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah dan merangsang timbulnya selera makan
Universitas Sumatera Utara
5. Menjadikan pangan lebih baik dan menarik, lebih renyah, dan enak
rasanya Mukono, 2010.
2.2.3. Bahan Tambahan Pangan yang Diizinkan