1.2. Perumusan Masalah
Banyak sekali bahan kimia berbahaya yang bukan ditujukan untuk makanan atau bukan merupakan bahan tambahan makanan yang justru
ditambahkan ke dalam makanan yang akhirnya dapat membahayakan konsumen. Hal ini terjadi karena banyak hal yang ingin dicapai oleh pedagang, diantaranya
pedagang ingin makanannya menjadi awet, sementara ia tidak mempunyai pengetahuan mengenai cara pengawetan makanan yang benar, salah satunya
adalah pembuatan bakso dengan menggunakan boraks. Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai
kandungan boraks pada bakso yang dijual pedagang kaki lima dan warung bakso di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan boraks pada bakso yang dijual p
e
dagang bakso di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi terdapatnya boraks pada bakso yang diproduksi sendiri atau yang dib
e
li dipasar yang dijual ol
e
h p
e
dagang bakso kaki lima dan warung bakso di jalan dr. Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Medan Baru. 2.
Meng
e
tahui pros
e
s p
e
mbuatan bakso yang dilakukan p
e
dagang bakso kaki lima dan warung bakso.
Universitas Sumatera Utara
3. Meng
e
tahui karakt
e
ristik p
e
dagang bakso di jalan dr. Mansur K
e
lurahan Padang Bulan K
e
camatan M
e
dan Baru. 4.
Mengetahui pengetahuan pedagang bakso kaki lima dan warung bakso di jalan dr. Mansur Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tentang
bahaya boraks.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Responden
Memberikan informasi dan edukasi kepada pedagang bakso tentang bahaya boraks.
2. Pemerintah Kota Medan
Menjadi bahan evaluasi sehingga Pemerintah Kota Medan dapat memberikan perhatian dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
penggunaan dan bahaya boraks.
3. Masyarakat
Sebagai informasi kepada masyarakat tentang terdapatnya boraks pada bakso serta keluhan kesehatan yang ditimbulkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Makanan
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan
dan minuman. Berdasarkan defenisi dari WHO, makanan adalah semua substansi yang
dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk pengobatan. Terdapat tiga fungsi makanan. Pertama,
makanan sebagai sumber energi karena panas dapat dihasilkan dari makanan seperti juga energi. Kedua, makanan sebagai zat pembangun karena makanan
berguna untuk membangun jaringan tubuh yang baru, memelihara, dan memperbaiki jaringan tubuh yang sudah tua. Ketiga, makanan sebagai zat
pengatur karena makanan turut serta mengatur proses alami, kimia, dan proses faal dalam tubuh Chandra, 2006.
Menurut Notoatmodjo 2003 didalam Mulia 2005 ada empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia, yakni :
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhanperkembangan serta
mengganti jaringan tubuh yang rusak 2.
Memperoleh energi guna melakukan aktifitas sehari-hari
7
Universitas Sumatera Utara
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral
dan cairan tubuh yang lain 4.
Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan harus diperhatikan. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang
dibutuhkan dalam makanan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
2.2. Bahan Tambahan Pangan