Analisa Data Kondisi Kesehatan Terumbu Karang berdasarkan Kelimpahan Ikan Herbivora di Perairan Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna

32 Gambar 4 Skema transek garis, transek kuadrat dan sensus visual ikan-ikan karang non-herbivora dan herbivora English et al. 1994.

3.3.2 Data Skunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari penelusuran pustaka, jurnal atau laporan penelitian, serta data yang telah tersedia di instansi pemerintah untuk melihat pengaruh beberapa aspek terhadap kondisi lingkungan di lokasi penelitian. Data yang diambil seperti: demografi dan kependudukan, sumberdaya ikan, kondisi iklim dan cuaca, curah hujan dan musim serta data sosial budaya dan ekonomi masyarakat yang didapatkan dari lembaga dan instansi terkait di Kecamatan Pulau Tiga dan Kabupaten Natuna.

3.4 Analisa Data

Data hasil survey terumbu karang, koloni karang muda, tutupan alga dan ikan, kemudian dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk memperkirakan prospek tingkat pemulihan ekosistem terumbu karang secara tidak langsung antara 2 dua variabel utama yang menjadi topik dalam penelitian ini. Analisa kuantitatif dilakukan untuk melihat kondisi ekologis ikan herbivora, terumbu karang dan alga berdasarkan perhitungan angka atau indeks sebagai berikut: a Terumbu Karang Dari data yang diperoleh berdasarkan metode transek kuadrat dengan menggunakan kamera bawah air, kemudian dilakukan analisis persentasi penutupan karang baik genus ataupun spesies karang serta penyusun substrat dasar lainnya yang terdapat dalam transek kuadrat menggunakan program analisis Image-J. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan cara mengkonversi Panjang transek garis 70 m 20 m 20 m 10 m 10 m Transek 1 Transek 2 Transek 3 Transek kuadrat P = 10 m Titik akhir UVC 70 m Titik awal UVC 0 m 33 foto dari hasil pemotretan objek bawah air dengan satuan meter sesuai kuadrat ukuran 1 m x 1 m ke dalam satuan pixel; selanjutnya dilakukan digitasi terhadap koloni karang yang telah diketahui genus atau spesiesnya beserta biota dan substrat dasar lainnya Lampiran 15. Persentase penutupan karang dapat dihitung dengan rumus: ????• ? ???? ?? ? ? ?????? ? ? ?• ?????? ? ? ? ??• ?? ?????? ? ? ???? ??• ??• ???• ? ? ? ? ? Data kondisi penutupan terumbu karang yang diperoleh dari persamaan di atas kemudian dikategorikan berdasarkan Gomez dan Yap 1988 seperti disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Kriteria penilaian kondisi ekosistem terumbu karang berdasarkan persentase penutupan karang Gomez Yap 1988 Persentase Penutupan Kriteria Penilaian 75 – 100 Sangat baik 50 – 75 Baik 25 – 50 Sedang 0 – 25 Rusak Nilai indeks keanekaragaman dan indek keseragaman dihitung menurut rumus yang sama seperti halnya pada ikan herbivora, nilai indek keanekaragaman Shannon Shannon diversity index = H’ Shannon 1948; Zar 1996, indeks keseragaman Pielou Pielou’s evenness index = J’ Pielou 1966 ; Zark 1996 dan indeks dominasi Simpson Simpson’s dominancy index = C Simpson 1949. b Pertumbuhan Karang Muda Analisis yang digunakan untuk menilai pertumbuhan karang muda adalah dengan menghitung persentase luas tutupan koloni karang muda dengan rumus perhitungan yang sama dengan analisis persentase penutupan karang. c Presentasi Tutupan Alga DCA Analisis yang digunakan dalam menghitung persentase penutupan alga kategori DCA adalah sama dengan analisis yang dilakukan untuk menghitung persentase penut upan karang. 34 Dari Hasil program analisis Image-J yang didapat dari transek kuadrat kemudian dihitung persentase penutupan alga dengan rumus: ????• ? ???? ?? ? ? ?????? ? ? ?• ?????? • ??????? ?????? ? ? ???? ??• ??• ???• ? ? ? ? ? d Ikan Herbivora 1. Frekwensi Relatif Kehadiran Jenis Ikan Herbivora Frekwensi relatif kehadiran jenis ikan herbivora setiap stasiun dinyatakan dalam prosentase yang dihitung menurut rumus: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Keterangan: ? ? = Jumlah kehadiran ikan herbivora jenis i yang dijumpai di setiap stasiun ? = Jumlah total stasiuntransek yang diamati

2. Kelimpahan Jenis dan Suku Ikan Herbivora

Kelimpahan jenis dan suku ikan herbivora dinyatakan dalam rerata jumlah individu ikan per Ha menurut jenis atau suku yang dihitung dengan rumus: ? ? ? ? ? ? ? ? ?? ? ? ? ? ?? ? ???????? ? ? ? ? ? ? s ? ? ? ? ? ? ? s ? ? ? ? ? ? ? G ? ? ? Keterangan: s ? ? ? ? ? ? s ? ? = Jumlah individu ikan menurut jenis i atau suku i yang dijumpai di setiap stasiun dalam 350 m 2 ? = Jumlah total stasiun yang diamati

3. Keanekaragaman Jenis Ikan Herbivora

Kondisi keanekaragaman jenis ikan herbivora dinyatakan dalam indeks keanekaragaman Shannon Shannon 1948; Zar 1996 yang dihitung dengan rumus: ? ? ? ? ? ? ? ? ?? ? ?• ? ? Keterangan: ? ? ? ? ? ? = jumlah kehadiran individu jenis ke-i N = jumlah total kehadiran individu seluruh jenis 35

4. Keseragaman Jenis Ikan Herbivora

Kondisi keseimbangan individu dalam keseluruhan populasi ikan herbivora dinyatakan dalam indeks keseragaman Pielou Pielou 1966; Zar 1996 yang dihitung dengan rumus: ? ? ? ? ? ? ? ? ? Keterangan : ? ? ? ? ? = ?? ? S = jumlah jenis

5. Dominasi Jenis Ikan Herbivora

Kondisi tingkat dominasi suatu jenis terhadap jenis yang lain dinyatakan dalam indeks dominasi Simpson Simpson 1949 yang dihitung dengan rumus: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?? ? Keterangan: C = Indeks dominasi ? ? = Jumlah individu ke-i N = Total jumlah individu e Hubungan antara Struktur Dasar dan Struktur Komunitas Ikan Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis terhadap struktur komunitas akan disesuaikan dengan analisis terhadap struktur dasar terumbu karang untuk melihat pola hubungan dan pengelompokan habitat yang terbentuk antara kedua komunitas tersebut, antara lain:

1. Struktur Dasar Ekosistem Terumbu Karang

Untuk melihat pola susunan biota dan substrat yang terbentuk di lokasi penelitian maka digunakan analisis multivariate seperti analisis komponen utama AKUPCA, analisis hierarki cluster analysis dan analisis skala multidimensi MDS dengan menggunakan program software XLSTAT 2009 versi 2.01. Penggunaan beberapa analisis ini untuk melihat pola pengelompokan yang terbentuk berdasarkan ciri dan kemiripan dari struktur dasar ekosistem terumbu karang, sehingga menciptakan informasi dari interaksi dan asosiasi yang lebih detil. 36

2. Struktur Komunitas Ikan Ikan Karang Non-Herbivora dan Herbivora

Analisis terhadap struktur komunitas ikan, dilakukan untuk melihat variasi pola distribusi dan komposisi ikan yang terbentuk pada masing- masing stasiun di lokasi penelitian maka digunakan analisis multivariate yang sama dilakukan pada analisis struktur dasar terumbu karang, dibantu dengan menggunakan program software XLSTAT 2009 versi 2.01. f Hubungan antara Kelimpahan Ikan Herbivora, Terumbu Karang dan Tutupan Alga DCA Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan variabel kelimpahan ikan herbivora, tutupan alga DCA dan kondisi terumbu karang termasuk pertumbuhan karang muda adalah uji korelasi, analisis regresi linier uji t-student dan analisis multivariate PCA terhadap beberapa hasil analisa kuantitatif. Beberapa analisis tersebut akan dilakukan dengan menggunakan program software XLSTAT 2009 versi 2.01. Hasil analisis statistik yang diperoleh, selanjutnya akan direpresentasikan sebagai gambaran ekologis untuk memperkirakan prospek tingkat pemulihan ekosistem terumbu karang secara tidak langsung dengan mendeskripsikan hubungan sebab akibat causative antara kondisi kelimpahan ikan herbivora dan prospek pemulihan ekosistem terumbu karang. 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis Daerah