Kondisi Sosial dan Kependudukan

38 a. Musim utara, angin bertiup dari arah utara dengan kecepatan rata-rata 25 knots dan kecepatan maksimum 36 knots, sehingga menimbulkan gelombang laut yang besar dan sering disertai hujan serta dapat mengkibatkan banjir. Angin musim utara ini biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan Februari. b. Musim selatan, angin bertiup dari arah selatan dengan kecepatan rata-rata 10 knots diikuti hujan rintik-rintik, biasanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus. c. Musim barat, terjadi pada bulan September dan Oktober setiap tahunnya. Angin bertiup dari arah barat kecepatan angin kadang-kadang sampai mencapai kecepatan 50 knots dan disertai hujan lebat d. Musim timur, terjadi pada bulan Maret sampai dengan juni setiap tahunnya. Angin ini bertiup dari arah Timur dengan kecepatan rata-rata 12 knots. Keadaan cuaca di wilayah ini sering tidak menentu, hujan dan angin kencang sering datang secara mendadak, perubahan angin terasa sekali pada bulan Desember hingga Februari, pada saat itu bertiup angin utara dengan kencang dan keadaan laut berombak Candra 2003.

4.2 Kondisi Sosial dan Kependudukan

Penduduk di Kabupaten Natuna dari tahun 2005 hingga tahun 2007 mengalami peningkatan dari 93.644 jiwa menjadi 101.423 jiwa dengan persentase pertambahan penduduk sekitar 7,57. Penyebaran penduduk tidak merata yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Jumlah penduduk Kecamatan Pulau Tiga tahun 2007 mencapai 4.939 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 27,62 jiwa per-km 2 . Banyaknya rumah tangga di kecamatan tersebut sebesar 1.249 rumah tangga. Penduduk asli adalah berasal dari suku melayu, selain penduduk asli juga terdapat suku-suku pendatang lainnya baik yang telah menjadi masyarakat asli maupun pendatang baru, seperti suku bugis, buton, minangkabau, cina dan jawa. Sebagian besar penduduk adalah beragama islam. Mayoritas penduduk di daerah tersebut bermata-pencaharian sebaga i nelayan-petani yang menggantungkan hidupnya dari sumberdaya laut, namun pada saat musim- musim tertentu dimana nelayan tidak bisa melaut, mereka akan 39 beralih ke lahan perkebunan seperti cengkeh dan kelapa. Kondisi tersebut biasanya terjadi selama ± 4 - 6 bulan pada musim utara. Selain sebagai nelayan- petani sebagian lainnya bekerja sebagai pedagang dan tenaga jasa. Jumlah rumah tangga perikanan di Kecamatan Pulau Tiga sekitar 594 RTP yang terdiri dari 549 RTP perikanan tangkap dan 45 RTP perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2007 mencapai 7.025,10 ton dan tahun 2008 mencapai 8.078,87 ton. Produksi perikanan budidaya pembesaran ikan mencapai 34.660 ton pada tahun 2007 dan 39.899 ton pada tahun 2008. Alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional seperti pancing ulur, tonda, rawai, bagan, dan bubu, walaupun telah ada beberapa nelayan yang menggunakan alat tangkap modern. Rata-rata ikan yang ditangkap adalah dari jenis ikan target ekonomis seperti krisi, krisi bali, kakap dan tenggiri, sedangkan untuk budidaya ikan di keramba, nelayan menangkap ikan hidup dari jenis ikan karang seperti kerapu, napoleon dan jenis ikan karang lainnya. Kecamatan Pulau Tiga termasuk salah satu kecamatan yang memiliki produksi perikanan tangkap dan budidaya yang cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya 8,42, dikarenakan selain ketersediaan sumberdaya ikan yang cukup besar kondisi lingkungan perairan yang masih mendukung untuk ketersediaan makanan, daerah asuhan dan perkembangbiakan ikan.

4.3 Kearifan Lokal Masyarakat