29
stasiun 4 sebagai keterwakilan lokasi yang relatif tidak terganggu masing- masing diukur pada kedalaman 5 meter dan 7 meter Gambar 2.
Posisi stasiun ditentukan pada saat survey langsung dan penelitian di lapang dan dibantu dengan menggunakan alat penentu posisi system satelit GPS
Global Positioning System. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 5 lima bulan yaitu
dimulai pada bulan April sampai dengan Agustus 2009. Penelitian ini meliputi : 1 persiapan, survey dan penentuan lokasi stasiun penelitian; 2 pengumpulan
data primer; 3 pengumpulan data sekunder; 4 analisis data dan penulisan laporan.
3.2 Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran kualitas perairan di lapangan secara langsung in situ meliputi thermometer Hg, hand refraktometer, secchi-
disc, floating-droudge dan pH- meter digital pen AZ-8680. Sedangkan untuk pengambilan data ikan dan data karang bahan dan peralatan yang digunakan
adalah alat GPS Garmin Tipe Map 76CS, alat selam SCUBA, roll meter, paku beton ukuran besar, tali nilon monofilamen diameter 2 mm, palu martil,
pelampung tanda, perahu motor, alat tulis bawah air sabak dan pensil dan kertas ukuran A4 tahan air, lembar laminating identifikasi ikan dan karang, kamera
atau video bawah air Hertex AQ836, shock + waterproof 10 m, alat transek kuadrat 1 x 1 m
2
dan penggaris mistar.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder dengan
penelusuran literatur desk study, yaitu :
3.3.1 Data Primer a Kualitas Perairan
Pengukuran dan pengambilan contoh air dilakukan selama penelitian sebanyak 1 satu kali pada masing- masing lokasi dan stasiun pengamatan.
Variabel-variabel yang diukur langsung in situ di lapangan meliputi suhu
o
C,
30
salinitas
00
, kedalaman m, kecerahan m, kecepatan arus cmdt dan derajat keasaman pH dengan alat ukur masing- masing adalah thermometer,
refraktometer, deep meter console, secchi-disc, floating-droudge dan pH- meter.
b Terumbu Karang
Data terumbu karang diperoleh dari beberapa stasiun pengamatan yang telah ditentukan dengan pengulangan sebanyak 3 tiga kali.
Metode yang digunakan untuk penentuan kondisi terumbu karang adalah metode transek kuadrat dengan penentuan luasan areal pengamatan yaitu
10 m x 10 m, yang dimodifikasi dengan metode line intercept transect LIT sepanjang 70 meter sejajar garis pantai. Teknik pelaksanaan di lapangan yaitu
transek kuadrat dibuat dengan cara pemasangan paku beton, pelampung dan tali nilon pada masing- masing sudut hingga membentuk petakan kuadrat empat
persegi bujur sangkar. Pada masing- masing stasiun, petakan dibuat di atas dan sejajar bentangan pita roll meter sepanjang 70 m pada posisi 0-10 m, 30-40 m dan
60-70 m sebagai bagian dari luasan transek kuadrat Gambar 3. Kemudian pada petakan tersebut diletakkan alat kuadrat ukuran 1 m x 1 m secara sejajar luas areal
pengamatan. Pengamatan didukung dengan pengambilan photo bawah air sesuai dengan ukuran kuadrat yang ditetapkan. Hasil yang diperoleh dari metode ini
adala h persentase tutupan relatif, keanekaragaman, keseragaman dan dominasi genus dan jenis karang English et al. 1994.
Gambar 3 Skema peletakan petakan transek kuadrat pada transek garis English et al
. 1994.
c Pertumbuhan Karang Muda
Pengamatan terhadap pertumbuhan koloni karang muda dilakukan sejalan dengan pengamatan karang. Penguk uran dilakukan untuk menentukan tingkat
Panjang transek garis 70 m 20 m
20 m 10 m
10 m Transek 1
Transek 2 Transek 3
Transek kuadrat P = 10 m
31
pertumbuhan karang baru recruitment dengan menghitung sebaran koloni karang dari jenis Acropora spp. ukuran diameter: 1 - 30 cm, yang diukur
langsung pada saat pengamatan dibantu dengan menggunakan alat penggaris mistar. Pengukuran diameter koloni dilakukan dengan cara mengukur panjang
antara ujung koloni yang terpanjang atau terluar. Kemudian dihitung jumlah koloni dan persentase tutupan relatif koloni karang muda tersebut.
d Persentase Tutupan Alga DCA
Untuk penentuan tingkat tutupan alga, juga akan digunakan metode yang sama dengan penentuan kondisi terumbu karang yaitu metode transek kuadrat
10 m x 10 m yang dimodifikasi dengan metode transek garis sepanjang 70 m, dilakukan sejalan dengan pengamatan terumbu karang di dalam petakan transek
yang sama pada masing- masing stasiun. Tutupan alga yang akan diamati adalah keterwakilan persentase tutupan
relatif dari kategori dead coral with algae DCA sebagai indikasi dominasi alga pada substrat keras coral substratum yang berkompetisi dalam hal ruang space
dengan komunitas karang.
e Ikan Herbivora
Jenis ikan herbivora yang akan diambil datanya adalah ikan dari suku Siganidae, Scaridae, dan Acanthuridae sebagaimana menurut Russ 1984a.
Pengambilan sampel ikan herbivora dilakukan dengan metode line intercept transect LIT
yang didukung dengan metode transek kuadrat 10 m x 10 m. Dengan teknik underwater fish visual cencus
UVC termodifikasi yang diadopsi dari English et al. 1994, ikan diamati dengan alat masker-snorkel di atas pita roll meter yang telah
dibentangkan sepanjang 70 meter pada masing- masing petakan transek kuadrat, yang dilakukan di masing-masing stasiun pengamatan. Pengamatan dan pengambilan data
ikan berupa jumlah kehadiran dan jenis ikan herbivora dilakukan secara visual pada radius 2,5 m di sebelah kiri dan kanan sepanjang garis transek
Gambar 4. Data ikan yang diamati untuk kemudian dicatat ke dalam kolom tabel yang
telah disusun pada kertas ukuran A4 tahan air dengan alat pensil dan sabak. Pengambilan data ikan per masing-masing stasiun pengamatan dilakukan sebanyak 1
satu kali dan dibantu dengan alat perekam kamera atau video bawah air.
32
Gambar 4 Skema transek garis, transek kuadrat dan sensus visual ikan-ikan karang
non-herbivora dan herbivora English et al. 1994.
3.3.2 Data Skunder