Karakteristik Alga pada Ekosistem Terumbu Karang

18 Walaupun merupakan kelompok fungsional tidak kuat, karang mati dan pecahan karang yang tetap ditempatnya menyediakan habitat kompleks dan substrat untuk perekrutan Grimsditch Salm 2006. Richmond 1997 menyatakan bahwa selain hubungan yang baik, substrat yang sesuai juga penting untuk penempelan larva. Suatu kerangka karang mati atau alga calcareous yang membentuk hamparan encrusting menyediakan substrat yang baik untuk perekrutan karang. Substrat yang baik harus stabil dan dikelilingi oleh perairan tenang dengan tingkat salinitas antara 32 ‰ dan 40 ‰, dan harus memiliki cahaya yang memadai, kurangnya makroalga, tingkat herbivore yang sesuai dan terbatasnya sedimentasi. Alga koralin encrusting yang membantu pertumbuhan dan penempelan karang baru, berkontribusi terhadap perekrutan Buddemeier et al . 2004. Karena berbagai jenis substrat, konektifitas yang beragam, kondisi lingkungan yang bervariasi dan keterlibatan spesies yang berbeda, pemulihan terumbu karang dari gangguan melalui pertumbuhan kembali dan rekolonisasi, dapat sangat bervariasi secara spasial dan temporal Gleason 1996. Secara historis, terumbu karang telah mampu pulih dari gangguan alam berkala contohnya topan, predator yang berlebihan, dan beragam penyakit. Justru gangguan kronis dari kegiatan manusialah yang lebih merusak saat ini. Ini membawahi pentingnya sedapat mungkin menghilangkan seluruh dampak langsung negatif manusia untuk memberi terumbu kesempatan terbaik agar pulih dari pemutihan Westmacott et al. 2000.

2.2 Karakteristik Alga pada Ekosistem Terumbu Karang

Alga dapat merupakan saingan utama dalam hal tempat ruang bagi karang di terumbu, menyusup dan berkembang lebih cepat daripada karang Nybakken, 1997. Alga tertentu juga melubangi kerangka karang sehingga menyebabkan rusaknya struktur karang. Namun tidak semua alga di ekosistem terumbu karang merugikan keberadaan karang. Pertama, alga koralin merah yang membentuk hamparan encrusting seperti Lithothamnion sangat penting dalam memelihara keutuhan terumbu dengan cara melekatkan secara terus- menerus berbagai potongan kalsium karbonat menjadi satu, jadi memperkuat kerangka terumbu dari kerusakan yang 19 disebabkan gerakan gelombang dan mencegah terlepasnya potongan-potongan individual dari terumbu. Pematang alga berperan dalam menahan kecepatan gelombang dan menghasilkan kondisi yang lebih tenang, membiarkan organisme- organisme lain tumbuh pada dataran terumbu yang ada di belakangnya. Kelompok kedua adalah alga hijau berkapur, yang didominasi oleh genus Halimeda. Alga ini merupakan penyumbang pasir yang ada di terumbu terutama di daerah gobah. Mereka membentuk tipe habitat yang khusus. Alga juga membentuk habitat di dalam dan di sekeliling mereka sendiri dan dapat melindungi organisme tertentu dari matahari tropik yang panas. Dan tentu saja mereka juga penting sebagai penghasil primer dalam sistem terumbu dan sebagai makan bagi berbagai herbivora Nybakken 1997. Makroalga berbentuk lempengan turf dan foliosa membentuk kumpulan berbeda secara morfologi pada karang dangkal di seluruh dunia dan sering hidup berdampingan di rataan kepingan batu. Tatakan padat dari alga yang pendek biasanya disebut sebagai turf alga, dan sekumpulan bebas foliosa yang lebih tinggi dan berbentuk alga bercabang yang kasar mencolok. Turf biasanya didominasi oleh susunan berserat dan alga bercabang halus, dan dapat menghindari serangan alga bercabang kasar dan foliosa yang lebih tinggi dengan menghambat perekrutan mereka. Bentuk pertumbuhan turf dapat beragam dalam morfologi dan komposisi jenis dan dianggap sebagai respon atau adaptasi terhadap stres, termasuk aktifitas herbivori, sedimentasi, gangguan fisik, dan kekeringan di daerah intertidal Miller et al. 2009. Berdasarkan pada korelasi positif yang umum antara tinggi kanopi dan produksi, salah satunya mungkin menganggap kumpulan foliosa menjadi lebih produktif daripada turf. Namun, turf alga sangat produktif pada karang tropis, mendukung keragaman dan kelimpahan dari kumpulan herbivora Miller et al. 2009. Jaringan karang yang memutih dapat baik kembali oleh zooxanthellae dan pulih, atau mungkin mati, dalam hal ini biasanya cepat diisi oleh alga bentik. Peristiwa pemutihan massal skala besar dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebih dari alga masif pada substrat yang tersedia dari kerangka karang yang baru mati. Perubahan ini selanjutnya bisa sebagian kecil atau fase perubahan yang 20 luas, di mana alga dasar yang berlimpah menggantikan karang yang berlimpah, berpotensi memberikan atau mengkontribusi degradasi karang jangka panjang yang parah seperti yang disebabkan oleh penyakit, eutrofikasi atau penangkapan lebih Diaz-Pulido McCook 2002.

2.3 Karakteristik Ikan Herbivora sebagai ikan karang