59
tersebut diindikasikan memiliki tingkat kesehatan karang yang lebih baik dibandingkan dengan lokasi yang relatif terganggu. Dengan demikian kemampuan
pemulihan juga relatif meningkat apalagi didukung oleh kondisi ekologi lainnya, seperti faktor oseanografi. Faktor oseanografi yang sangat berpengaruh tersebut
khususnya adalah arus perairan yang mendukung sebagai media transportasi bagi penyebaran larva planula dalam mencari tempat atau substrat yang sesuai untuk
penempelan hingga tumbuh berkembang menjadi karang dewasa. Faktor-faktor lainnya seperti suhu, salinitas, kecerahan dan derajat keasaman pH seperti yang
telah dibahas sebelumnya juga sangat mendukung pertumbuhan koloni karang muda. Sesua i denga n pernyataan Chia et al. 1984 bahwa larva karang
merupakan perenang yang lemah dan perlu diangkut oleh arus air untuk menempel di batu karang, tetapi mereka dapat menempuh jarak ribuan kilometer
dengan cara tersebut, artinya terumbu karang yang jauh pun dapat saling berhubungan.
Jenis-jenis koloni karang Acropora muda yang dijumpai di lokasi penelitian juga menggambarkan spesies yang cukup beragam dan menunjukkan
adanya keseimbangan di dalam ekosistem tersebut. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat kehadiran koloni-koloni karang muda ini juga
menunjukkan bahwasanya terumbu karang tersebut masih mampu untuk melakukan reproduksi dalam rangka mempertahankan keberadaannya walaupun
mengalami berbagai tekanan dan gangguan dari berbagai faktor. Karena kematian dalam skala besar dalam terumbu karang menurunkan kapasitasnya memproduksi
benih, sehingga ianya penting bagi karang yang sehat untuk menghasilkan larva yang kuat dan berlimpah untuk menjangkau karang yang mengalami penurunan
dan kemudian menempel dan tumbuh Nystrom et al. 2000.
5.2.3 Persentase Tutupan Alga DCA
Karang mati yang ditutupi alga atau yang lebih akrab dengan sebutan DCA merupakan substrat dari koloni karang keras yang telah mati dimana
permukaan subtrat diselimuti oleh alga epilithik dari jenis turf alga alga berfilamen. Turf alga, yang sering terjadi adalah spesies yang biasanya
mendahului pertumbuhan karang baru rekrutmen pada lini suksesi karang McClanahan 1997. Alga merupakan organisme dasar yang menjadi pesaing
60
hewan karang dalam memperebutkan ruang dan tempat untuk kelangsungan hidupnya di dalam ekosistem terumbu karang. Kemampuan pertumbuhan alga
akan selalu lebih cepat apabila kondisi lingkungan mengalami suatu perubahan yang mengancam keberadaan karang. Keadaan demikian yang selalu memicu
perubahan dari dominasi karang menjadi karang yang didominasi alga. Substrat yang telah diselimuti oleh alga tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh
larva planula karang untuk penempelan kecuali adanya penggalian ataupun pengikisan oleh organisme tertentu terutama hewan herbivora yang khususnya
diperankan oleh hewan invertebrata bulu babi dan ikan herbivora yang mengkonsumsi alga. Keberadaan substrat ini sangat penting diperhatikan untuk
mendukung pemulihan karang oleh adanya penempelan larva sehingga tumbuh koloni-koloni karang baru yang berdampak pada bertambahnya luas penutupan
karang hidup. Nilai persentase tutupan relatif DCA selalu berbanding terbalik terhadap
nilai persentase tutupan karang hidup pada setiap lokasi pengamatan. Hal ini membuktikan bahwa antara karang dan alga selalu berkompetisi dalam hal ruang
untuk kelangsungan hidupnya masing- masing. Hasil pengamatan dan pengolahan data terhadap karang mati yang ditutupi
alga dead coral with algae diperoleh persentase tutupan alga antara 13,28 - 34,83 dengan rata-rata 20,08. Tutupan tertinggi ditemukan pada stasiun 1
34,83 dan terendah pada stasiun 3 13,28 Gambar 13 dan 14. Penutupan DCA yang tinggi pada lokasi yang relatif terganggu
menandakan bahwa faktor gangguan antropogenik memiliki pengaruh yang lebih kuat daripada faktor gangguan alami terhadap penurunan karang di daerah
tersebut. Pada stasiun 1 yang mempunyai tingkat gangguan lebih besar bom dan
potassium cyanida, ditandai dengan tutupan DCA yang tertinggi. Gangguan yang ditimbulkan oleh bahan peledak dan bahan beracun tersebut akan menimbulkan
kerusakan karang dalam kurun waktu singkat dan dalam skala yang luas. Pada kondisi seperti ini sebagian karang yang tercemar bahan beracun mengalami
pemucatan ataupun kematian, sedangkan dampak dari pengeboman mengakibatkan kepatahan kerangka karang bahkan hancur, dan akibat dari
61
keduanya karang akan mengalami tekanan yang tinggi yang menyebabkan karang tidak mampu untuk beradaptasi normal dalam waktu yang relatif singkat. Alga
yang menjadi pesaing utama dalam hal ruang, segera memanfaatkan keadaan tersebut untuk menyelimuti substrat karang mati bahkan menyerang dengan
melukai jaringan karang hingga karang mengalami kematian.
Gambar 13 Persentase tutupan karang mati yang ditutupi alga dead coral with algae
pada masing- masing stasiun di lokasi penelitian.
Gambar 14 Beberapa bentuk karang mati yang ditutupi alga DCA yang dijumpai di lokasi penelitian.
5 10
15 20
25 30
35 40
ST-1 ST-2
ST-3 ST-4
Relat ively dist urbed area Relat ively undist urbed area
P e
rc e
n t
C o
v e
ra g
e
Sam pling Point
62
Sementara itu, pada stasiun 2, tutupan DCA tidak terlalu tinggi padahal daerah ini juga mengalami gangguan walaupun tidak lebih berat dari stasiun 1.
Diindikasikan pada lokasi ini kondisi terumbu karang berangsur-angsur mengalami pemulihan karena tingkat tekanan yang semakin berkurang. Namun
yang lebih menarik adalah pada stasiun ini dijumpai beberapa hewan invertebrata bulu babi yang merupakan salah satu spesies pemangsa utama alga, ini
menandakan pada lokasi tersebut terjadi pemulihan terumbu karang.
5.3 Tingkat Kesehatan Karang berdasarkan Struktur Komunitas Ikan