Analisis Saluran Pemasaran Analisis Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik

51 sebesar satu rupiah maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 4,96 . Untuk RC atas biaya total sebesar 2,27 persen artinya untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani sebesar satu rupiah maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 2,27 .

6.3. Analisis Saluran Pemasaran

Pada dasarnya petani memiliki kebebasan untuk menjual kopi yang mereka hasilkan, tetapi semua petani memilih untuk langsung menjual kepada pengumpul desa dengan alasan lebih praktis dan masih adanya keterikatan kekerabatan yang kuat sehingga membuat petani responden memilih menjual kepada petani pengumpul desa. Harga yang dibayar kepada petani adalah harga yang berlaku dipasaran. Sistem pembayaran umumnya dilakukan secara tunai namun ada juga pedagang pengumpul yang baru membayar prooduk kepada petani ketika barang sudah habis terjual.

6.4. Analisis Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik

Diantara aktifitas pemasaran adalah melakukan kegiatan pendistribusian atau menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam melakukan kegiatannya saluran pemasaran yang terlibat melaksanakan serangkaian aktifitas kegiatan penyaluran kopi yang ada pada petani sampai ke Industri Bubuk Kopi Ulee Kareng . Saluran pemasaran kopi organik di Desa Balee Kramat melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kota besar. Secara umum terdapat satu saluran pemasaran untuk kopi organik dan non organik yang terjadi di Desa Balee Kramat dapat dilihat pada gambar 4. 52 Gambar 4. Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik Pada saluran pemasaran pemasaran kopi arabika organik maupun arabika non organaik petani kopi langsung menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul desa, kemudian pedagang pengumpul desa menjual lagi kepada pedagang pengumpul kota besar dan pedagang pengumpul kota menjualnya kepada konsumen yaitu pihak industri pengolahan bubuk kopi dalam hal ini industri bubuk kopi Ulee Kareng. Berikut ini peran saluran pemasaran yang terlibat dalam proses penjualan kopi organik dan non organik : A. Petani Petani di daerah penelitian tidak melakukan panen, para pedaganglah yang melakukannya, mereka hanya sekedar membantu. Petani melakukan fungsi pemasaran sebatas pada fungsi pertukaran yaitu melakukan transaksi penjualan dikebun kepada pedagang pengumpul desa karena panennya dilakukan oleh pedagang pengumpul desa maka mereka tidak melakukan fungsi fisik seperti pemetikan, pengangkutan dan pengemasan. B. Pedagang Pengumpul Desa Fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengumpul desa yang meliputi fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan dan pengemasan, serta fungsi fasilitas yaitu informasi pasar dan penjualan. Modal yang digunakan untuk membeli kopi dari petani dengan modal sendiri. Petani Pedagang pengumpul desa Industri Bubuk Kopi Ulee Kareng Pedagang Pengumpul Kota Besar 53 C. Pedagang Pengumpul Kota Pedagang kota adalah pedagang yang melakukan pembelian kopi dari pedagang pengumpul desa, biasanya dalam jumlah besar. Para pedagang ini mendapatkan informasi dari pedagang pengumpul desa untuk melakukan pembelian. Penentuan harga biasanya ditentukan dari pedagang kota dan telah terjadi kesepakatan sebelum pedagang pengumpul desa membeli dari petani. 6.5. Fungsi Saluran Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik Aktifitas atau tindakan yang dilakukan lembaga-lembaga pemasaran untuk memperlancar arus kopi dari produsen ke konsumen dinamakan fungsi pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kopi didesa Balee kramat seperti petani, pedagang pengumpul desa, pedagang penngumpul kota, dan pedagang pengecer. Melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran berupa fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Pelaksanaan fungsi–fungsi pemasaran yang diakukan oleh lembaga pemasaran kopi didesa balee kramat dapat dilihat pada tabel 6. 54 Tabel 6. Fungsi-Fungsi Pemasaran yang diakukan oleh Lembaga Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik No Lembaga pemasaran Fungsi pemasaran Aktifitas 1 Petani Pertukaran Penjualan Pertukaran Pembelian dan penjualan Fisik Pemetikan,Pengemasan, , dan pengangkutan kopi ke tempat penjualan 2 Pedagang pengumpul desa Fasilitas Informasi pasar dan penjualan Pertukaran Pembelian dan penjualan Fisik Sortasi, pengemasan dan Pengangkutan 3 Pedagang pengumpul kota Fasilitas Informasi pasar dan pembiayaan Sumber: Data Primer Diolah A. Petani Petani di daerah penelitian tidak melakukan panen, para pedaganglah yang melakukannya, mereka hanya sekedar membantu. Petani melakukan fungsi pemasaran sebatas pada fungsi pertukaran yaitu melakukan transaksi penjualan dikebun kepada pedagang pengumpul desa karena panennya dilakukan oleh pedagang pengumpul desa maka mereka tidak melakukan fungsi fisik seperti pemetikan, pengangkutan dan pengemasan. B. Pedagang Pengumpul Desa Fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengumpul desa yang meliputi fungsi pertukaran yaitu pembelian dan penjualan, Fungsi fisik yaitu pemetikan, pengemasan dan pengangkutan serta fungsi fasilitas yaitu informasi pasar dan pembiayaan. Modal yang digunakan untuk membeli kopi dari petani dengan modal sendiri. Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga yang 55 terlibat dalam kegiatan pemasaran kopi arabika organik dan non organik yaitu dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Biaya Pemasaran pada Lembaga Pemasaran Kopi Arabika Organik dan Non Organik pada Lembaga Pemasaran di tingkat Pedagang Desa Kopi arabika organi Kopi arabika non organik Biaya dan pemasaran Jumlah RpKg Jumlah RpKg Harga beli 14.500 12.500 Harga jual 16.500 13.500 - Biaya pemetikan 75 65 - Biaya pengemasan 50 45 - Biaya bongkar muat 45 45 - Biaya retribusi 0,6 0,3 - Biaya penyusutan 2 290 250 Total biaya 460,6 395,3 Tabel diatas menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul desa diantaranya biaya pemetikan sebesar Rp. 75 untuk kopi organik dan Rp. 65 untuk kopi non organik. biaya pengemasan sebesar Rp. 50 untuk kopi organik dan Rp. 45 untuk kopi non organik, sedangkan biaya bongkar muat yang dikeluarkan sebesar Rp. 45 untuk kedua kopi tersebut. Biaya retribusi sebesar Rp. 0.6 dan Rp. 0.3 masing-masing kopi dan biaya penyusutan 2 persen. Total biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul desa untuk kopi organik Rp. 460,6 dan Rp. 395,3 untuk kopi non organik. C. Pedagang Pengumpul Kota Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan setiap lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran kopi arabika organik dan non organik mulai dari titik produsen ke titik konsumen mempunyai fungsi yang berbeda. Besarnya biaya 56 pemasaran yang dikeluarkan pedagang kota dalam melakukan fungsi pemasaran kopi dapat dilihat pada tabel tabel 8 . Tabel 8. Biaya Pemasaran pada Lembaga Pemasaran Kopi Arabiaka Organik dan Non Organik di Tingkat Pedagang Kota Kopi arabika organik Kopi arabika non organik Biaya dan Pemasaran Jumlah RpKg Jumlah RpKg Harga beli 16.500 13.500 Harga jual 18.600 14.500 - Biaya pemetikan - - - Biaya pengemasan 50 40 - Biaya bongkar muat 35 30 - Biaya sortasi 25 20 - Biaya retribusi 0,6 0,3 - Biaya penyusutan 2 330 270 Total biaya 440,6 360,3 Sumber: Data primer diolah Tabel diatas menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul kota diantaranya biaya pengemasan sebesar Rp. 50 untuk kopi organik dan Rp. 40 untuk kopi non organik, sedangkan biaya bongkar muat yang dikeluarkan sebesar Rp. 35 kopi organik dan Rp. 30 untuk non organik. Biaya sortasi Rp. 25 dan Rp. 20 pada kedua kopi tersebut. Biaya retribusi sebesar Rp. 0.6 dan Rp. 0.3 masing-masing kopi dan biaya penyusutan 2 persen. Total biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul kota untuk kopi organik Rp. 440,6 dan Rp. 360,3 untuk kopi non organik.

6.6. Marjin Pemasaran