Konsep Usahatani Pendapatan Usahatani

19

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini, akan digunakan beberapa teori dan alat analisis yaitu: pendapatan usahatani, analisis nilai tambah, analisis saluran pemasaran dan analisis marjin. Analisis usahatani adalah untuk menghitung pendapatan petani, analisis saluran pemasaran yaitu untuk melihat lembaga yang terlibat dalam proses penjualan produk, sedangkan Analisis nilai tambah digunakan untuk membahas peningkatan nilai tambah yang didapatkan industri pengolahan bubuk kopi Ulee Kareng.

3.1.1. Konsep Usahatani

Usahatani menurut Rivai 1960 didefinisikan sebagai organisasi dari alam kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi dilapangan pertanian. Ketatalaksanaan itu sendiri diusahan oleh seseorang atau sekumpulan orang- orang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usahatani terdiri atas manusia petani bersama keluarganya, tanah bersama fasilitas yang ada diatasnya seperti bangunan-bangunan, saluran air dan tanaman ataupun hewan ternak. Dalam hal ini usahatani mencakup pengertian mulai dari bentuk sederhana yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sampai pada bentuk yang paling modern yaitu mencari keuntungan Hernanto, 1998 dalam Sartika.

3.1.2. Pendapatan Usahatani

Berhasil atau tidaknya usahatani dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam mengelola usahataninya. Pendapatan secara harfiah dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan dan biaya yang 20 dikeluarkan. Pendapatan yang diharapkan adalah pendapatan yang bernilai positif. Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani yang digunakan kembali untuk bibit atau disimpan digudang Soekarwati et al,1986 Analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usahatani dan keadaan yang akan datang dari perencanaan tindakan. Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usahatani Soeharjo dan Patong, 1973. Soekartawi 1990 mengemukakan bahwa tujuan berusahatani dapat dikategorikan menjadi dua yaitu memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Konsep memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin, untuk memperoleh keuntungan maksimum. Sedangkan meminimumkan biaya berarti bagaimana menekan biaya produksi sekecil-kecilnya untuk mencapai tingkat produksi tertentu.

3.1.3. Konsep dan Strategi Pemasaran