26 pengolahan kopi biji. Pengadaan bahan baku yang efesien melibatkan lima faktor
yang saling terkait, yaitu : 1.
Kualitas, mencakup pengawasan dan penentuan mutu dari bahan baku kopi. 2.
Kuantitas, meliputi jumlah kebutuhan dan tingkat ketersediaan bahan baku kopi bubuk.
3. Waktu, karena produk pertanian mudah rusak dan musiman.
4. Biaya, mencakup harga pembelian, biaya persediaan bahan baku kopi bubuk
dan lainnya.
5. Organisasi, meliputi struktur, kekuatan dan integrasi vertikal.
3.1.4.2. Konsep Nilai Tambah
Sifat mudah rusak perishable bulky yang dimiliki produk pertanian memberikan motivasi terhadap petani dan pengusaha untuk melakukan
penanganan yang tepat, sehingga produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Di dalam sistem pertanian terjadi arus komoditas yang mengalir dari
hulu ke hilir, yaitu yang berawal dari produsen dan penyalur input pertanian ke petani, pedagang pengumpul, pedagang besar sampai ke konsumen akhir. Dalam
perjalanan dari produsen ke konsumen akhir, komoditi pertanian tersebut mendapat perlakuan- perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan pemindahan
untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah. Konsep nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi
karena adanya input yang diperlakukan pada suatu komoditas. Input yang menyebabkan terjadinya nilai tambah dari suatu komoditas dapat dilihat dari
adanya perubahan-perubahan pada komoditas tersebut, yaitu perubahan bentuk, tempat, dan waktu.
27 Menurut
Hayami et. al 1987, terdapat dua cara dalam menghitung nilai
tambah, yaitu dengan menghitung nilai tambah selama proses pengolahan dan menghitung nilai tambah selama proses pemasaran. Nilai tambah value added
adalah penambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan, atau penyimpanan dalam suatu proses produksi.
Menurut Hayami
et. al 1987 defenisi dari nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena adanya input fungsional yang
diberlakukan pada komoditi bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses
pengubahan bentuk form utility , pemindahan tempat place utility , maupun
penyimpanan time utility . Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen.
Tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa yang diterima pelaku sistem pengolah dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan
oleh sistem tersebut. Nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis faktor pasar. Faktor teknis terdiri dari jumlah dan kualitas bahan baku serta
input penyerta, kualitas produk, penerapan teknologi, kapasitas produksi, dan penggunaan unsur tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar meliputi harga bahan
baku, harga jual output, upah tenaga kerja, modal investasi, informasi pasar, dan nilai input lain selain bahan bakar. Dengan demikian fungsi dari nilai tambah
yang menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : K = Kapasitas produsi unit usaha Unit B = Jumlah bahan baku yang digunakan unit
T = Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan HOK
Nilai Tambah = f K, B, T, U, H, h, L
28 U = Upah tenaga kerja Rp HOK
H = Harga Output Rpunit h = Harga bahan baku Rpunit
L = Nilai input lain unit Analisis input lain adalah semua korbanan yang terjadi selama proses proses
pelakuan untuk menambah nilai output, selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, mencakup biaya modal berupa bahan penolong dan biaya overhead
pabrik lainnya,upah tenaga kerja tidak langsung.
3.1.4.3. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami