Perekonomian Kesejahteraan masyarakat Simulasi Kesepuluh: Dampak Pengeluaran Pemerintah untuk

213 dari belanja daerah disertai dengan peningkatan pengeluaran kesehatan dan infrastruktur masing-masing sebesar 5 persen terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat: Tabel 60. Hasil Simulasi Dampak Pengeluaran Pendidikan 20 Persen dari Belanja Daerah dan Peningkatan Pengeluaran Kesehatan serta Pengeluaran Infrastruktur Masing-masing Sebesar 5 Persen terhadap Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Variabel endogen Nilai dasar Nilai simulasi Perubahan

1. Perekonomian

PRODVA Produktivitas pert, juta rptk tahun 8.0219 8.8063 9.78 PRODVI Produktivitas industri, juta rptktahun 14.4462 15.9339 10.30 PRODVS Produktivitas jasa, juta rptk tahun 10.6801 11.5861 8.48 PTKA Tenaga kerja pertanian, orang 170 549 172 415 1.09 PTKI Tenaga kerja industri, orang 113 944 118 415 3.92 PTKS Tenaga kerja jasa, orang 168 286 170 415 1.27 PTK Total penyerapan tenaga kerja, orang 452 779 461 245 1.87 PC Physical capital, milyar rp tahun 1 074.7 1 207.1 12.32 PDRBA PDRB pertanian, milyar rp tahun 849.8 879.6 3.51 PDRBI PDRB industri, milyar rp tahun 1 542.8 1779 15.31 PDRBS PDRB jasa, milyar rp tahun 1 855.4 2 057.8 10.91 PDRB Total PDRB, milyar rp tahun 4 248.1 4 716.4 11.02 YCAP Pendapatan per kapita, milyar rp tahun 0.00616 0.00701 13.80 YD Disposable income, milyar rptahun 4 210.1 4 667 10.85 TAX Penerimaan pajak, milyar rptahun 37.9852 49.4017 30.06 NTAX Penerimaan non pajak, milyar rptahun 239.9 262.2 9.30 PENPEM Penerimaan pem, milyar rp tahun 277.9 311.6 12.13 TPP Total Pengeluaran pem, milyar rp tahun 257.5 318.6 23.73 TPR Total Pengeluaran rt, milyar rp tahun 853.1 882.9 3.49 INV Investasi, milyar rp tahun 78.3885 88.6729 13.12

2. Kesejahteraan masyarakat

HEAL Kesehatan, tahun 70.5444 71.0088 0.66 EDU Pendidikan, tahun 7.2999 7.5523 3.46 PCAP Pengeluaran per kapita, milyar rptahun 0.00109 0.00115 5.50 UNEMP Pengangguran, orang 32 662.5 24 197.1 -25.92 GINI Indeks Gini 0.2351 0.2313 -1.62 POV Kemiskinan, orang 102 503 69 988.5 -31.72 214 Kenaikan penerimaan pemerintah menyebabkan peningkatan total pengeluaran pemerintah rata-rata menjadi 318.6 milyar rupiah atau naik 23.73 persen, pengeluaran rumahtangga naik 3.49 persen, dan investasi naik 13.12 persen. Dampak simulasi 10 secara keseluruhan dapat meningkatkan kinerja perekonomian daerah. Peningkatan kinerja perekonomian berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat, yang dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu meningkatnya pengeluaran per kapita sebesar 5.5 persen. Dampak berikutnya adalah menurunkan ketimpangan pendapatan menjadi 0.2313 atau turun 1.62 persen, pengangguran turun menjadi 24197 orang atau turun 25.92 persen dan kemiskinan turun menjadi 69 988 orang atau turun 31 .72 persen. Dibanding simulasi 8 gabungan simulasi 7 dan peningkatan pengeluaran kesehatan sebesar 10 persen, simulasi 10 gabungan simulasi 7 disertai peningkatan kesehatan dan infrastruktur masing-masing sebesar 5 persen memberikan hasil yang lebih baik untuk semua indikator kinerja perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan merupakan dua tujuan yang dapat dicapai secara bersamaan. Pendapatan masyarakat yang rendah dan distribusi pendapatan tidak merata menghasilkan kemiskinan absolut yang parah. Pertumbuhan ekonomi penting untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat, namun pertumbuhan bukan akhir dari pembangunan manusia. Pertumbuhan merupakan salah satu alat untuk memperbaiki kapabilitas manusia. Kebijakan pengeluaran pemerintah untuk peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu solusi untuk menjawab tuntutan pembangunan seutuhnya. Pembangunan yang 215 tidak hanya sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga pembangunan manusia seutuhnya. Pertumbuhan ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan distribusi pendapatan dan kesejahteraan bila memenuhi setidaknya dua syarat, yaitu memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja, akses rakyat untuk memperoleh penghasilan makin besar. Dalam jangka panjang, kesempatan kerja yang tersedia memaksa orang untuk menentukan spesialisasi, yang akan meningkatkan produktivitas. Meningkatnya produktivitas, maka uang yang dihasilkan untuk jam kerja yang sama akan lebih besar. Uang tersebut digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM generasi berikutnya. Begitu seterusnya, sehingga dalam beberapa generasi kemudian, distribusi pendapatan makin membaik serta kesejahteraan makin meningkat Papanek dan Oldrich, 1986. Hasil studi ini sejalan dengan pendapat Ramirez et al. 1998, bahwa terdapat hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang diukur dengan pembangunan manusia human development . Investasi dalam modal manusia harus diberikan secara merata dan efisien, sehingga dampak potensialnya terhadap pendapatan dapat diwujudkan, karena distribusi pendidikan dan kesehatan adalah sama pentingnya dengan distribusi pendapatan. Era globalisasi dan otonomi daerah sangat membutuhkan SDM yang mempunyai daya saing, daya tangkal yang kuat, kemampuan penguasaan iptek yang handal, keimanan, etos kerja, daya juang, tanggung jawab kemasyarakatan, dan kebangsaan yang tinggi. Semuanya hanya dapat terjadi bila ada partisipasi, 216 kerja sama, dan komitmen yang tinggi dari seluruh stakeholder pembangunan dalam meningkatkan kualitas SDM. 217

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

1. Dalam jangka pendek peningkatan pendidikan efektif dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian dibanding dengan sektor industri dan jasa. Sedangkan dalam jangka panjang pendidikan efektif meningkatkan produktivitas tenaga kerja di semua sektor. 2. Pendidikan berpengaruh langsung dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian, sedangkan pengaruhnya terhadap tenaga kerja non pertanian industri dan jasa membutuhkan waktu time lag. Hal ini mengindikasikan bahwa teknologi yang digunakan sektor pertanian masih relatif sederhana, sehingga untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya tidak memerlukan program pelatihan yang terlalu lama. Berbeda dengan sektor non pertanian yang indikasinya mempunyai teknologi lebih modern, sehingga untuk meningkatkan produktivitasnya membutuhkan tenaga kerja yang lebih terampil dan waktu yang relatif lebih lama bagi program pelatihan maupun proses learning by doing. Kondisi ini menbuat kualitas tenaga kerja non pertanian lebih terampil dibanding tenaga kerja pertanian, sebagai konsekuensinya tenaga kerja pertanian menjadi sangat rentan terhadap pemutusan hubungan kerja. 3. Pendidikan mempengaruhi output melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja di masing-masing sektor. Produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan output. Dibanding dua sektor lainnya, pengaruh produktivitas tenaga kerja pertanian paling kecil magnitude-nya dalam mempengaruhi output.