Berkelanjutan, yaitu tersedianya SDA bagi generasi mendatang pembangunan

83 dipisahkan, sehingga kebijakan pemerintah semestinya harus diputuskan melalui pertimbangan yang menyeluruh dari berbagai aspek. Untuk menganalisis dampak belanja pemerintah terhadap pencapaian kinerja bidang pendidikan, model analisis yang digunakan direfleksikan dalam bentuk hubungan matematis sebagai berikut: E = fX ,Z, dimana: E adalah indikator sosial yang menunjukkan kinerja bidang pendidikan dan kesehatan sebagai fungsi dari pengeluaran pendidikan dan kesehatan X, dan vektor variabel sosial ekonomi Z yang diperlakukan sebagai variabel kontrol. Pilar pokok kebijakan program pembangunan adalah : 1. Pemberdayaan: partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan menyangkut kehidupan dan mendapat manfaat dari pembangunan serta pengentasan kemiskinan 2. Produktivitas dalam meningkatkan mutu modal manusia: SDM, kesehatan masyarakat dan peningkatan tingkat pendapatan. 3. Pemerataan dalam distribusi pendapatan, meliputi redistribusi asset negara, akses ke sumberdaya ekonomi, fasilitas sosial, proses pengambilan keputusan

4. Berkelanjutan, yaitu tersedianya SDA bagi generasi mendatang pembangunan

berkelanjutan: pertumbuhan terkendali dan pelestarian lingkungan SDA dan keanekaragaman hayati. Kebijakan fiskal fiscal policy merupakan salah satu kebijakan makroekonomi yang secara khusus berkaitan dengan kebijakan penerimaan dan pengeluaran negara. Instrumen kebijakan fiskal adalah pajak, pengeluaran pemerintah dan pembayaran transfer transfer payment. Dalam melaksanakan kebijakan fiskal, maka variabel-variabel ini akan diubah sesuai dengan tujuan 84 yang ingin dicapai oleh pemerintah. Kebijakan Fiskal berarti penggunaan pajak, pinjaman masyarakat, pengeluaran masyarakat oleh pemerintah untuk tujuan stabilisasi atau pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks negara berkembang peranan kebijakan fiskal adalah untuk memacu laju pembentukan modal dan sebagai piranti pembangunan ekonomi. Menurut Jhingan 2004, beberapa tujuan kebijakan fiskal adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan laju investasi, baik di sektor swasta maupun pemerintah. 2. Mendorong investasi sosial secara optimal sesuai dengan keinginan masyarakat, mendorong investasi pada overhead sosial dan ekonomi, seperti investasi di bidang pendidikan, kesehatan dan fasilitas latihan tehnik untuk overhead sosial. Kedua kategori ini menghasilkan ekonomi eksternal yang cenderung memperluas pasar, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi. 3. Meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran atau setengah pengangguran. Pengeluaran pemerintah harus diarahkan pada penyediaan overhead sosial dan ekonomi, yang notabene pengeluaran ini akan lebih banyak menciptakan lapangan pekerjaan dan menaikkan efisiensi produksi perekonomian jangka panjang. 4. Meningkatkan stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian internasional. 5. Menanggulangi inflasi, misalnya dengan diberlakukannya pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi. 6. Meningkatkan dan meredistribusikan pendapatan nasional agar dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 85 Menurut Psacharopoulos 1977, kesempatan sekolah di semua tingkat telah mendorong pertumbuhan ekonomi agregat melalui: 1. Terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif karena bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik. 2. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas dan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan bagi guru, pekerja bangunan, pencetakan buku sekolah, pembuat seragam sekolah dan pekerja lain yang terkait dengan sekolah. 3. Terciptanya kelompok pemimpin yang terdidik untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan oleh ekspatriat atau di lembaga pemerintah, perusahaan publik, swasta serta profesi. 4. Tersedianya berbagai program pendidikan dan pelatihan yang mendorong kemampuan baca tulis dan keterampilan dasar dan mendorong terciptanya sikap-sikap modern dalam masyarakat. Kebijakan fiskal dalam bentuk peningkatan pengeluaran pemerintah menyebabkan kurva agregat demand bergeser dari AD ke AD 1 dan output bertambah dari Y ke Y 1 . Peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan akan meningkatkan kapabilitas dan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja akan menyebabkan output bertambah dan menggeser kurva agregat supply dari AS ke AS 1 . Oleh karena tingkat upah riil sama dengan marginal product of labor MPL = w, maka peningkatan produktivitas akan meningkatkan output dan tidak menyebabkan harga naik, sehingga keseimbangan akhir akan berada pada titik Y 2 -P . 86 Peningkatan investasi SDM menyebabkan ouput meningkat dari dua sisi, yaitu sisi agregat demand dan agregat supply secara bersamaan serta tidak menimbulkan efek inflasioner. Sebagai dampak akhirnya, peningkatan investasi SDM menyebabkan output meningkat dari Y ke Y 2 dan harga tetap pada P Branson dan Litvack, 1981. Selengkapnya tentang dampak investasi SDM pada pasar barang seperti dijelaskan pada Gambar 8 berikut ini: Sumber: Branson dan Litvack 1981 Gambar 8. Dampak Investasi SDM pada Pasar Barang Peningkatan investasi SDM dapat meningkatkan output dan penyerapan tenaga kerja, sehingga pengangguran, ketimpangan pendapatan, dan kemiskinan berkurang. Dampak akhirnya adalah tercapainya tujuan pebangunan growth dan equity secara simultan. Y Y Y 1 P P AD 1 AD AS AS 1 Y 2 87

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Jawa Tengah yang terletak antara 5°40 ΄ dan 8°30 ΄lintang selatan dan antara 108° 30 dan 111°30΄ bujur timur. Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah tercatat 3.25 juta hektar atau sekitar 25.04 persen dari luas Pulau Jawa 1.70 persen dari luas Indonesia, sedangkan luas wilayah laut adalah 15 290.15 km2. Jawa Tengah juga diapit oleh Laut Jawa di sebelah Utara dan Samudera Indonesia di sebelah Selatan. Lahan pertanian terdiri atas 1.00 juta hektar 30.80 persen lahan sawah dan 2.25 juta hektar 69.20 persen bukan lahan sawah. Secara umum, suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2006 berkisar antara 24.8° C sampai dengan 31.8°C BPS, 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah pooled data, merupakan gabungan antara data deret waktu time series tahun 2004-2007 dan cross section 35 kabupatenkota. Mengingat masalah ketersediaan data dalam penelitian ini mengasumsikan intersep dan slop tetap sepanjang waktu dan individu, perbedaan intersep dan slop dijelaskan oleh residual. Dalam penelitian ini tehnik yang dipakai untuk mengestimasi data panel adalah estimasi common effect. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar individu sama dalam berbagai kurun waktu. Gabungan 35 kabupaten kota selama 4 tahun menghasilkan data sebanyak 140 record data Widarjono, 2005. Investasi SDM memerlukan variabel kelambanan lag, dimana efek dari kebijakan fiskal tidak secara spontan terjadi