15
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Investasi Sumberdaya Manusia dan
Pembangunan Ekonomi
Era globalisasi mempercepat terjadinya kompetisi sumberdaya manusia antar bangsa di dunia. Pengembangan sumberdaya manusia di Asia Timur telah
mendorong Pemerintah Jepang untuk menerapkan kebijakan pengembangan keterampilan dan meningkatkan daya saing pasar melalui peningkatan anggaran
belanja pada bidang pelatihan, pendidikan dan pengembangan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi tantangan ekonomi
global Ying, 2004. Kemajuan ekonomi yang dicapai oleh Pemerintah Jepang tidak lepas dari
peranan pendidikan. Sistem pendidikan yang baik telah menghasilkan generasi yang berkualitas sehingga setelah mengalami kehancuran pada Perang Dunia II,
Jepang dapat segera bangkit maju, bahkan dapat bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Negara-negara Asia lainnya seperti Korea Selatan, Taiwan,
Hongkong, dan Singapura juga memperlihatkan fenomena yang tidak jauh berbeda dari negeri matahari terbit ini, dimana kemajuan ekonomi dicapai karena
tingginya kualitas SDM. Dibandingkan masa lalu, abad 21 ditandai dengan gaung yang lebih kuat
pada peningkatan kualitas SDM. Kualitas hidup pada dasarnya bermuara pada pengakuan atas harkat dan martabat manusia. Pengembangan SDM adalah proses
sepanjang hayat yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Dari sudut pandang ekonomi, peningkatan kualitas SDM lebih ditekankan pada penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang dibutuhkan oleh dunia kerja dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas produksi.
16 Pemenuhan gizi yang baik bagi anak-anak akan berpengaruh dalam
meningkatkan kesehatan anak. Anak yang sehat akan mempengaruhi kemampuannya di sekolah. Pendidikan sekolah yang baik akan mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja, meningkatkan pengetahuan kewirausahaan dan mengurangi angka kelahiran, yang semuanya akan memberi keuntungan bagi
proses pembangunan. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan tentang dampak investasi sumberdaya manusia terhadap pembangunan ekonomi oleh Hess
dan Ross 1997:
Sumber: Hess dan Ross 1997 Gambar 1. Dampak Investasi Sumberdaya Manusia terhadap Pembangunan
Ekonomi Penurunan tingkat kematian dan cacat pada bayi dan anak-anak:
tingginya harapan hidup anak dan meningkatkan kualitas hidup bagi generasi muda.
Meningkatkan kemampuan anak di sekolah: menurunnya ketidakhadiran anak di sekolah
menurunnya tingkat drop out meningkatnya kemampuan belajar anak
meningkatnya prestasi sekolah anak
Meningkatnya produktivitas dan
upah tenaga kerja Menurunnya
jumlah kelahiran. Mendorong jiwa
kewirausahaan
Keuntungan bagi pembangunan ekonomi
Generasi yang produktif Kualitas hidup yang baik
Pemenuhan kebutuhan dasar anak: kesehatan dan nutrisi yang baik
17 Angkatan kerja yang terdidik dan terlatih merupakan syarat penting bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Semuanya hanya dapat dicapai dengan adanya kesehatan dan pendidikan yang baik. Hasil penelitian memberikan
bukti tentang adanya hubungan yang kuat antara penurunan tingkat kematian bayi dengan rendahnya tingkat fertilitas. Semakin baik tingkat pendidikan bagi
perempuan, akan berpotensi untuk memberikan kontribusi dalam penghasilan keluarga, sehingga waktu untuk membesarkan anak menjadi berkurang, dan
mereka akan membatasi jumlah anak. Dengan asumsi bahwa keluarga hanya menginginkan sejumlah anak, maka peningkatan pendapatan dan pendidikan bagi
perempuan akan mengarah pada perbaikan kualitas pemeliharaan anak, sehingga wajar jika tingkat kematian bayi dan anak menurun tajam. Hal ini berarti upaya
penekanan tingkat kematian bayi akan menjarangkan kelahiran Todaro dan Smith, 2003.
Mill 1871, mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi sangat tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan tingkat pengetahuan
masyarakat dan perbaikan usaha-usaha untuk menghapus penghambat pembangunan, seperti adat istiadat, kepercayaan dan berfikir tradisional.
Perbaikan dalam pendidikan, kemajuan iptek, perluasan spesialisasi dan perbaikan dalam organisasi produksi merupakan faktor penting yang akan memperbaiki
kualitas dan efisiensi faktor-faktor produksi dan akhirnya menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Pengertian sumberdaya manusia adalah kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang berupa daya pikir, daya cipta, dan daya karsa yang masih
tersimpan dalam dirinya sebagai energi potensial yang siap dikembangkan
18 menjadi daya guna sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri. Sumberdaya
manusia terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi kualitatif dan kuantitatif. Dimensi kualitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung pada setiap manusia,
seperti pikiran ide, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memberi pengaruh terhadap kapasitas kemampuan manusia untuk melaksanakan pekerjaan
yang produktif, sedangkan dimensi kuantitatif terdiri atas prestasi tenaga kerja yang memasuki dunia kerja dan jumlah waktu belajar Fattah, 2000. Jika
pengeluaran untuk meningkatkan kualitas SDM ditingkatkan, nilai produktivitas SDM ini akan menghasilkan nilai balik rate of return yang positif.
Menurut Bock 1992, pendidikan berperan sebagai berikut: 1 memasyarakatkan
ideologi dan
nilai-nilai sosio-kultural
bangsa, 2
mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, dan 3 untuk pemerataan kesempatan dan
pendapatan. Peran yang pertama merupakan fungsi politik pendidikan dan dua peran yang lain merupakan fungsi ekonomi.
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional, terdapat dua paradigma yang menjadi arah bagi pengambil kebijakan dalam
pengembangan kebijakan pendidikan, yaitu 1 paradigma fungsional, dan 2 paradigma sosialisasi. Paradigma fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan
kemiskinan disebabkan karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Lembaga pendidikan formal melalui sistem
persekolahan merupakan lembaga utama untuk mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan, keahlian dan menanamkan sikap modern para individu yang
diperlukan dalam proses pembangunan. Sejalan dengan paradigma fungsional,
19 paradigma sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah: 1
mengembangkan kompetensi individu, 2 kompetensi yang lebih tinggi diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan 3 secara umum, semakin
banyak warga masyarakat yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupannya. Berdasarkan paradigma ini, pendidikan harus diperluas secara
besar-besaran dan menyeluruh, apabila suatu bangsa menginginkan kemajuan Bock, 1992.
Dalam dekade terakhir muncul paradigma pendidikan sistemik-organik yang menekankan bahwa proses pendidikan formal melalui sistem persekolahan
harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran learning dari pada mengajar teaching, 2 pendidikan
diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel, 3 pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri,
dan 4 pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.
Paradigma pendidikan sistemik-organik menuntut pendidikan bersifat double tracks
yang berarti bahwa pendidikan sebagai suatu proses tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan dinamika masyarakatnya. Dunia pendidikan
harus senantiasa mengkaitkan proses pendidikan dengan masyarakatnya dan dunia kerja pada khususnya. Keterkaitan ini memiliki arti bahwa prestasi peserta didik
tidak hanya ditentukan oleh apa yang mereka lakukan di sekolah, melainkan juga ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan di masyarakat dan di dunia kerja.
Dengan kata lain, pendidikan yang bersifat double tracks menekankan bahwa untuk mengembangkan pengetahuan umum dan spesifik harus melalui
20 kombinasi yang strukturnya terpadu antara tempat kerja, pelatihan dan pendidikan
formal. Program peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan akan memberikan manfaat berupa produktivitas, moral, efisiensi kerja, stabilitas, serta fleksibilitas
lembaga dalam mengantisipasi lingkungan, baik dari dalam maupun ke luar lembaga yang bersangkutan.
2.2. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi