Kompetensi Kewirausahaan HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM dan Yanti Nuraeni Muflikh Agroindustri di Kabupaten Bogor 244 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011 Gambar 3. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kemampuan Manajerial Gambar 3 menunjukkan sebaran penilaian responden mengenai kompetensi wirausaha berdasarkan aspek kemampuan manajerial. Secara keseluruhan, sebagian besar responden lebih dari 70 memiliki kemampuan manajerial yang baik. Namun demikian terdapat beberapa aspek manajerial yang tidak dikuasai dengan baik oleh sebagian besar responden. Sebagai contoh, kemampuan pengelolaan produksi masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana, hal tersebut karena hanya 38 persen responden yang menggunakan teknologi terbaru dalam proses produksinya. Pada aspek pengelolaan keuangan, hanya sebagian responden atau sekitar 48 responden saja yang mengakui mampu membuat laporan keuangan sesuai dengan standar laporan keuangan meskipun masih sederhana sederhana sehingga masih terdapat kesulitan untuk mengatur pengalokasian keuangan yang efisien. Jika dilihat dari aspek kemampuan konseptual, terdapat kelemahan dalam terutama dalam hal kemampuan memimpin leadership. Hal tersebut ditunjukkan oleh hanya sebagian kecil responden atau sekitar 26 persen yang selalu ingin memiliki kekuasaan terhadap orang lain. Namun hal tersebut dapat diduga karena sebagian besar responden memaknai ‘berkuasa terhadap orang lain’ secara negatif bukan berkonotasi memimpin namun lebih kapada ‘menguasai’. Demikian halnya dengan keberanian untuk tampil beda dan menonjol dibandingkan orang lain hanya dimiliki oleh hanya sekitar 37 persen responden. Meskipun demikian kegiatan usaha yang dijalankan oleh sebagian besar wirausawaan senantiasa berorientasi terhadap hasil yakni kegiatan dilakukan untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu demi 62 79 70 33 79 71 64 78 38 55 13 7 15 5 11 21 6 9 10 7 20 40 60 80 100 120 Y11 Y21 Y22 Y23 Y31 Y32 Y33 Y41 Y51 Y52 Informasi Produksi Marketing SDM Keuangan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Neutral Setuju Sangat Setuju dan Yanti Nuraeni Muflikh Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM Agroindustri di Kabupaten Bogor Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011 245 terwujudnya tujuan atau hasil yang diharapkan sebagian besar responden telah menetapkan visi, misi dan tujuan usahanya. Gambar 4. Sebaran Penilaian Responden Terhadap Kemampuan Konseptual Ditinjau dari aspek kemampuan sosial mengambil keputusan dan mengelola waktu, terdapat beberapa aspek yang dinilai responden masih sulit untuk diwujudkan yakni kemampuan sosial dalam hal berkonsultasi dan kemampuan mengelola waktu. Sebagian besar responden 52 masih merasa segan untuk berkonsultasi bisnis dengan para ahli. Hal tersebut dapat diduga berkaitan dengan ketidaktahuan sebagian responden mengenai pihak-pihak mana saja yang dapat membantu memecahkan masalah bisnis yang dihadapi jika tidak dapat dipecahkan sendiri. Sebagian responden mengakui bahwa tidak mudah mengelola waktu hal tersebut didukung oleh fakta bahwa hanya sekitar 30 persen responden saja yang menyusun dan menggunakan jadwal kerja untuk menunjang kelancaran dan ketepatan waktu dari aktivitas bisnis yang dijalani. 76 65 70 56 22 69 33 67 62 45 53 48 55 51 5 7 9 11 4 10 4 9 6 13 8 9 6 11 20 40 60 80 100 120 Y61 Y62 Y63 Y64 Y71 Y72 Y73 Y74 Y75 Y76 Y81 Y82 Y83 Y84 Berorientasi Hasil Leardership Visioner Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Neutral Setuju Sangat Setuju Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM dan Yanti Nuraeni Muflikh Agroindustri di Kabupaten Bogor 246 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011 Gambar 5. Sebaran Penilaian Responden Menganai Kemampuan Sosial, Pengambilan Keputusan dan Pengelolaan Waktu 4.4. Kinerja Kewirausahaan Kinerja kewirausahaan merefleksikan capaian wirausaha dalam menjalankan bisnisnya yang dapat membedakan antara wirausaha yang berhasil dan belum berhasil. Kinerja wirausaha tidak hanya diukur dari nilai profit yang diperoleh, namun didukung dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang lain antara lain pengetahuan, akses pasar dan pengakuan penghargaan dari pihak lain. Jika dilihat dari kemampuan memperoleh omzet pendapatan penjualan, sebagian besar responden 75 mengakui bahwa usahanya telah mengalami pertumbuhan penjualan setiap tahunnya. Namun demikian hanya sekitar 35 persen responden yang telah berhasil memperluas usaha melalui pembukaan cabang usaha di lokasi yang berbeda maupun yang telah melakukan diversifikasi usaha. Ditinjau dari kemudahan dalam memperoleh akses pengetahuan dan keterampilan, hanya sebagian responden 48 yang memperoleh kemudahan dalam mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Demikian halnya dengan akses pasar, hanya sebagian kecil responden 43 yang memiliki kemudahan dalam mengikuti bazaar dan pameran wirausaha serta bentuk akses pasar yang lainnya. Pengakuan atas keberhasilan usaha dalam bentuk penghargaan juga hanya diperoleh oleh sebagian kecil responden 33. Dengan demikian berdasarkan beberapa aspek kinerja wirausaha, kinerja wirausaha dari sebagian besar responden belum cukup optimal. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh berbagai faktor antarai lain sikapwatak karakteristik kewirausahaan dan kompetensi wirausaha yang belum optimal dikembangkan. Oleh karena itu pada sub 67 65 50 75 77 69 72 81 78 38 45 80 79 80 72 76 56 26 9 9 9 9 9 6 20 13 12 10 9 7 8 8 3 4 13 4 20 40 60 80 100 120 Y71 Y72 Y73 Y74 Y81 Y82 Y83 Y84 Y85 Y91 Y92 Y101 Y102 Y111 Y112 Y113 Y121 Y122 Komunikasi Kerjasama Konsultasi Rumusan Masalah Keputusan Waktu Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Neutral Setuju Sangat Setuju dan Yanti Nuraeni Muflikh Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM Agroindustri di Kabupaten Bogor Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011 247 bab selanjutnya akan diuraikan mengenai pengaruh karakteristik kewirausahaan dan kompetensi wirausaha terhadap kinerja wirausaha. Gambar 6. Sebaran penilaian Responden terhadap Beberapa Aspek Kinerja Wirausaha

4.5. Pengaruh Karakteristik dan Kompetensi Kewirausahaan terhadap

Kinerja Wirausaha 4.5.1. Identifikasi Model Identifikasi model bertujuan untuk mengetahui kategori suatu model agar dapat dilakukan pendugaan-pendugaan uji lebih lanjut. Kategori yang dikehendaki adalah overidentified . Suatu model dapat diduga apabila besarnya derajat bebas model lebih dari atau sama dengan nol. Dalam penelitian ini, nilai hasil uji degree of freedom model sebesar 221. Derajat bebas yang bernilai positif menunjukkan model tergolong ke dalam kategori overidentified. Hal tersebut berarti model yang dibangun merupakan model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui atau terdapat berbagai kemungkinan dugaan bagi parameter- parameternya. 4.5.2. Estimasi Model Tahap estimasi dilakukan untuk memperoleh nilai atau koefisien yang terdapat dalam model. Metode estimasi yang digunakan yaitu Unweighted Least Squares. Hasil SEM yang telah diestimasi dalam hasil estimasi berupa standardized solution yang dapat dilihat pada diagram lintas hasil pengolahan menggunakan program LISREL 8.30 berikut. Hasil estimasi standardized solution digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang terdapat dalam model. Melalui model pengukuran dapat diketahui nilai muatan faktor factor loading yang merefleksikan seberapa kuat variabel indikator mengukur setiap variabel laten 65 30 40 38 29 10 5 8 5 4 20 40 60 80 100 120 Y131 Y134 Y151 Y161 Y171 Profit knowledge Market Access Praise Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Neutral Setuju Sangat Setuju Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM dan Yanti Nuraeni Muflikh Agroindustri di Kabupaten Bogor 248 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011 endogen dan eksogen. Sedangkan melalui model struktural dapat diketahui besaran koefisien gamma dan beta yang menunjukkan keeratan hubungan antar variabel laten. STANDARDIZED KOEFISIEN Gambar 7. Diagram Lintas Model SEM Karakteristik, Kompetensi dan Kinerja Kewirausahaan berdasarkan Standardized Solution 4.5.3. Uji Kesesuaian Model Model yang telah diestimasi harus diuji kecocokan atau tingkat kebaikannya dalam menggambarkan model structural maupun model pengukuran. Dalam model SEM, uji kesesuaian model tidak bisa ditentukan oleh hanya satu kriteria kesesuaian. Terdapat beberapa ukuran kecocokan yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa model secara keseluruhan sudah baik yang disajikan dalam Tabel 2. Dari semua kriteria kesesuaian model yang digunakan iperoleh hasil bahwa model berada pada kategori good fit atau telah sesuai untuk menggambarkan data empiric sehingga tiakperlu dilakukan respeksifikasi model. Nilai hasil uji RMSEA Root Means Square Error of Approximation model yang digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarian populasinya sebesar yaitu 0,000. Nilai RMSEA ini sesuai dengan nilai yang disarankan untuk model fit yaitu ≤ 0,08. Nilai RMSEA mengindikasikan adanya model fit. Nilai GFI Goodness of Fit Index merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data dan harus berkisar antara 0 sampai 1. Nilai GFI model telah sesuai dengan kriteria good fit dengan nilai sebesar 0,96 karena