Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM dan Yanti Nuraeni Muflikh
Agroindustri di Kabupaten Bogor
232 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011
2.4. Berani Mengambil Risiko
Keberanian mengambil risiko dapat diartikan sebagai perkiraan dari seberapa besar kemungkinan atau probabilitas kesuksesan yang diinginkan, namun bersedia
menerima kemungkinan adanya kegagalan, dan kegagalan diperkirakan cenderung lebih besar dari kegagalan yang mungkin diterima dari alternatif situasi yang berbeda
Brockhaus, 1980. Risiko yang diambil merupakan risiko yang diperhitungkan dan realistik sesuai dengan pengetahuan, latar belakang dan pengalaman yang akan
meningkatkan kemungkinan keberhasilannya Zimmerer dan Scarborough, 2004. Oleh karena itu dapat diyakini bahwa seseorang wirausaha cenderung mengambil
risiko pada situasi dimana mereka memiliki kontrol dan kemampuan untuk mewujudkan profit keuntungan, bukan pada situasi yang tidak pasti ataupun situasi
yang pasti McClelland dan Winters, 1969 dalam Yousof et al., 2007.
2.5. Inovatif
Keorisinilan innovativeness merupakan kemampuan untuk menciptakan hal- hal baru yang tidak terkait dengan pola-pola yang sudah ada kreatif dan cakap dalam
berbagai bidang dan memiliki pernyataan dan pengalaman yang cukup banyak As’ad, 2003. Keinovasian keorisinilan merupakan pandangan dan perilaku dalam
menjalankan bisnis dengan menggunakan cara-cara baru dan unik Robinson, et al. 1991 dalam Yousof et al. 2007.
2.6. KetekunanKerja Keras
Kemauan untuk bekerja keras dan ketekunan merupakan salah satu ciri kewirausahaan yang penting bagi seorang wirausahawan, hal tersebut juga
dikemukakan oleh Siagian dan Afsahani 1996 dan sifat ini sangat mendukung daya inovasi dan kreativitas seseorang untuk berpikir dan senantiasa berusaha menemukan
hal-hal baru.
2.7. Toleransi terhadap Ketidakpastian
Toleransi ketidakpastian didefinisikan sebagai sikap seseorang yang memandang bahwa situasi ketidakpastian merupakan salah satu sumber hambatan
dalam menjalankan aktivitas bisnis Budner, 1962 dalam Yousof, 2007. Oleh karena itu seseorang yang memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian
memperlakukan situasi ketidakpastian sebagai tantangan dan berusaha beradaptasi dengan situasi yang sulit diprediksi dan tidak stabil agar dapat bekerja dengan baik
Koh, 1996.
2.8. Kompetensi Kewirausahaan
Pengertian kompetensi yang terdapat di dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kewenangan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Kompetensi berasal
dari bahasa Inggris yakni competency atau competence dan menurut Powell 1997 dapat diartikan sebagai 1 kecakapan atau kemampuan, dan 2 wewenang. Kata sifat
dari competency adalah competent kompeten yang artinya cakap, mampu dan
dan Yanti Nuraeni Muflikh Kinerja Wirausaha pada Unit Usaha Kecil Menengah UKM
Agroindustri di Kabupaten Bogor
Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011 233
tangkas. Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 2003 UU No. 132003, pasal 1 10 mendefinisikan kompetensi sebagai berikut: ‘kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan’.
Definisi lain dikemukakan oleh Mangkunegara 2005 bahwa kompetensi merupakan faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan
lebih yang membuatnya berbeda dengan seseorang yang memiliki kemampuan rata- rata atau biasa saja. Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang
memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya Boulter et al.
, 1996. Kompetensi juga diartikan sebagai kemampuan kompetitif seseorang yang merupakan keunikan bersaing yang memberikan kontribusi nilai dan biaya
konsumen Suryana, 2003. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan keseluruhan pengetahuan,
kemampuan dan sikap kerja seseorang yang merupakan faktor yang menentukan kinerja seseorang dalam melakukan aktivitas kerja. Dalam konteks berwirausaha
kompetensi seseorang merupakan kemampuan bersaing seseorang yang menjadi faktor pembeda antara wirausaha yang berkinerja rendah dan kinerja tinggi. Dengan
demikian kompetensi kewirausahaan yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk memprediksi kinerjanya. Terdapat lima dimensi kompetensi dasar wirausahawan
menurut Suryana 2003 yaitu 1 kemampuan manajerial mengelola sistem informasi bisnis, mengelola produksi, pemasaran, SDM dan Keuangan; 2
kemampuan konseptual berorientasi tugas dan hasil, kemampuan memimpin dan berorientasi masa depan; 3 kemampuan sosial kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkonsultasi dengan para ahli; 4 kemampuan mengambil keputusan merumuskan masalah dan mengambil keputusan dan 5 kemampuan
mengelola waktu.
2.9. Kinerja Kewirausahaan
Kinerja atau performansi dalam konteks organisasi, merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi Suyudi, 1999. Simamora 2001 mengistilahkan kinerja sebagai pencapaian
persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik secara fisik maupun kualitas.
2.10. Hubungan antara Karakteristik, Kompetensi dan Kinerja Kewirausahaan
Selama ini lebih banyak studi pustaka yang hanya menganalisis hubungan antara karekteristik kewirausahaan dengan kinerja maupun hubungan antara
kompetensi kewirausahaan dengan kinerja. Namun jarang terdapat penelitian yang menganalisis keterkaitan antara karakteristik kewirausahaan dengan kompetensi
wirausaha maupun kinerjanya. Oleh karena itu penelitian ini mencoba