dimana: = logaritma natural dari indeks volume impor
= logaritma natural dari lag indeks volume impor = logaritma natural dari GDP riil
= logaritma natural dari nilai tukar riil; peningkatan menandakan depresiasi
= Volatilitas nilai tukar riil = Koefisien
= koefisien regresi yang menunjukan slope dari variabel penjelas = error.
Data yang digunakan adalah dari negara-negara berikut: Kawasan ASEAN+6
: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Cina, Korea Selatan, Jepang, India, Australia, dan
New Zealand. Kawasan non ASEAN+6
: Perancis, Jerman, Inggris, Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.
3.4 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, akan dianalisis faktor-faktor yang memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non ASEAN+6, khususnya hubungan volatilitas
nilai tukar riil tehadap impor. Pertimbangan memilih nilai tukar riil sebagai variabel penjelas fungsi permintaan impor dikarenakan nilai tukar riil sudah cukup
dapat menggambarkan posisi daya saing suatu negara relatif terhadap negara lainnya. Dalam analisis ini faktor-faktor eksternal yang mungkin berpengaruh
dalam analisis dianggap konstan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Eksploratif
Analisis eksploratif dilakukan dengan maksud untuk memberikan deskripsi, gambaran secara sistematis mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki Fauzi, 2007. Analisis eksploratif dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai kondisi umum dari masing-masing
variabel yang digunakan yang dilakukan terhadap negara di kawasan ASEAN+6 dan non ASEAN+6 Uni Eropa dan Amerika Utara. Analisis akan dimulai
dengan memberikan gambaran mengenai hubungan antara impor dan variabel- variabel yang diperkirakan berpengaruh, sehingga akan diperoleh gambaran
umum mengenai fakta-fakta dan hubungan antar variabel.
4.1.1 Hubungan Impor dengan Gross Domestic Product GDP Riil
Pada Gambar 4.1 menunjukan hubungan antara indeks volume impor dan GDP riil di kawasan ASEAN+6 dan kawasan non ASEAN+6 Uni Eropa dan
Amerika Utara periode 2002 sampai 2010. Pada gambar tersebut semua data dihitung dalam logaritma natural.
Pada Gambar 4.1 merupakan hubungan rata-rata impor dengan GDP riil untuk kawasan ASEAN+6 dan non ASEAN+6. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa negara-negara di kawasan non ASEAN+6, cenderung memiliki pendapatan riil yang relatif tinggi dengan impor yang rendah daripada negara-negara di
kawasan ASEAN+6. Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki GDP riil paling tinggi daripada negara lainnya, hal ini disebabkan karena Amerika Serikat
merupakan negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia. Dibidang perekonomian, Amerika Serikat banyak memegang peran penting. Sebagai negara
yang menganut paham ekonomi kapitalis dan perdagangan bebas, perdagangan di Amerika Serikat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua
negara di dunia menjalin hubungan dagang dengannya. Impor Amerika Serikat biasanya berupa bahan-bahan baku industri dan ekspornya biasanya berupa
produk-produk olahan seperti mesin-mesin, pesawat, alat-alat kedokteran yang memiliki nilai tambah yang besar, sehingga GDP riil mereka menjadi tinggi.