Hasil Estimasi Model Persamaan Simultan

102 Gambar 4.8. Perkembangan UMP Riil Tahun 1985 sd Tahun 2010 Berdasarkan Gambar 4.9 diketahui perkembangan tingkat upah riil di Propinsi Sumatera Utara tahun 1985 sampai 2010. UMP Sumatera Utara dalam gambar menunjukkan angka peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan terjadi di setiap tahun disebabkan adanya tekanan inflasi yang mendorong kebutuhan hidup menjadi lebih besar lagi. Upah riil diperoleh dari hasil pembagian dengan indeks harga konsumen pada tahun yang sama.

4.3. Hasil Estimasi Model Persamaan Simultan

Sebelum analisa simultanitas data, diperlukan normalitas data penelitian. Normalitas data merupakan salah satu asumsi yang diperlukan dalam regresi liniear ganda. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual dari data berdistribusi normal atau tidak. Universitas Sumatera Utara 103 Pada penelitian ini, untuk menguji normalitas data digunakan uji Jarque- Bera . Kriteria yang digunakan adalah jika nilai probabilitas Jarque-Bera JB test alpha 0,05, maka data dikatakan berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian Jarque-Bera JB test: Tabel 4.11. Hasil Uji Jarque-Bera Variabel Bebas Nilai Jarque Bera Probability Kesimpulan Penawaran Domestik 3,811 0,149 Normal Penawaran Ekspor 3,547 0,170 Normal Harga Jual Domestik 0,691 0,708 Normal Sumber: Lampiran Pada Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai probabilitas untuk masing-masing pengujian persamaan adalah lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. Estimasi untuk mengetahui pengaruh variabel secara simultan 3 persamaan dilakukan dengan menggunakan model Two-Stage Least Squares. Hasil estimasi sistem persamaan dengan Two-Stage Least Square adalah sebagai berikut :

1. Hasil uji persamaan 1: Penawaran Domestik QD

Persamaan pertama adalah persamaan yang digunakan untuk mengetahui secara simultan terhadap penawaran domestik. Berdasarkan hasil output eviews dengan model Two-Stage Least Squares: Tabel 4.12. Hasil Uji Persamaan Penawaran Domestik QD LOGQD = 12,245 + 0,912 LOGPD - 0,763 LOG WR – 1,140 LOGR t-Statistic 5,030 3,167 -1,845 -1,718 R² = 0,703 Universitas Sumatera Utara 104 Berdasarkan hasil estimasi di atas diketahui bahwa R 2 sebesar 0,703 yang bermakna bahwa variabel harga jual domestik PD, upah riil WR dan tingkat bunga pinjaman R mampu menjelaskan variasi penawaran domestik QD CPO Sumatera Utara sebesar 70,3 persen dan sisanya sebesar 29,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi. Berdasarkan hasil estimasi diperoleh juga nilai t-hitung. Secara parsial variabel yang signifikan mempengaruhi penawaran domestik CPO Sumatera Utara yaitu hanya variabel harga jual domestik PD dengan nilai t-hitung sebesar 3,167 signifikan pada  = 0,05, variabel upah riil WR dengan nilai t-hitung sebesar -1,845 dan variabel tingkat bunga pinjaman R dengan nilai t-hitung sebesar -1,718 keduanya tidak signifikan pada  = 0,05. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi untuk harga jual domestik PD sebesar 0,912 yang maksudnya bahwa setiap peningkatan terhadap 1 persen harga jual domestik, maka penawaran domestik akan meningkat sebesar 0,912 persen, ceteris paribus. Artinya setiap peningkatan terhadap harga jual domestik maka penawaran domestik juga akan meningkat. Koefisien regresi untuk upah riil WR adalah -0,763 yang mengandung arti bahwa setiap peningkatan terhadap 1 persen upah riil maka penawaran domestik akan turun sebesar 0,763 persen, ceteris paribus. Artinya setiap peningkatan terhadap upah riil maka penawaran domestik CPO akan mengalami penurunan dan sebaliknya. Koefisien regresi untuk tingkat bunga kredit R adalah -1,140 yang mengandung arti bahwa setiap peningkatan terhadap 1 persen tingkat bunga kredit maka penawaran domestik akan turun sebesar 1,140 persen, ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara 105 Artinya setiap peningkatan terhadap tingkat bunga kredit maka penawaran domestik CPO akan mengalami penurunan dan sebaliknya.

2. Hasil uji persamaan 2: Penawaran Ekspor QE

Persamaan kedua adalah persamaan yang digunakan untuk mengetahui secara simultan terhadap penawaran ekspor. Berdasarkan hasil output eviews dengan model Two-Stage Least Squares: Tabel 4.13. Hasil Uji Persamaan Penawaran Ekspor QE LOGQE = 6,887 + 0,219 LOGPEK + 0,267 LOGPD t-Statistic 6,287 2,778 1,871 R² = 0,875 Berdasarkan hasil estimasi di atas diketahui bahwa R 2 sebesar 0,875 yang bermakna bahwa variabel harga jual ekspor PE, harga jual domestik PD dan Kurs K mampu menjelaskan variasi penawaran ekspor CPO Sumatera Utara sebesar 87,5 persen sedangkan sisanya sebesar 12,5 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi. Berdasarkan hasil pengujian parsial, harga jual ekspor PE berpengaruh signifikan pada  = 0,05 terhadap penawaran ekspor QE. Sedangkan variabel harga jual domestik PD tidak signifikan pengaruhnya terhadap penawaran ekspor QE di mana nilai t-hitungnya sebesar 1,871 dengan nilai probabiliti yang lebih besar dari 0,05 sehingga variabel kurs tidak signifikan mempengaruhi penawaran ekspor secara parsial. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi untuk harga jual ekspor sebesar 0,219 yang mengandung arti bahwa setiap peningkatan terhadap 1 persen harga jual ekspor maka penawaran ekspor akan meningkat Universitas Sumatera Utara 106 sebesar 0,219 persen, ceteris paribus. Artinya setiap peningkatan terhadap harga ekspor maka penawaran ekspor CPO akan mengalami peningkatan dan sebaliknya. Koefisien regresi untuk harga jual domestik sebesar 0,267 yang mengandung arti bahwa peningkatan terhadap 1 persen harga jual domestik maka penawaran ekspor akan meningkat sebesar 0,267 persen, ceteris paribus. Artinya setiap peningkatan terhadap harga jual domestik CPO maka penawaran ekspor CPO akan mengalami peningkatan dan sebaliknya.

3. Hasil uji persamaan 3: Harga Jual Domestik PD

Persamaan ketiga adalah persamaan yang digunakan untuk mengetahui secara simultan terhadap harga jual domestik. Berdasarkan hasil output eviews dengan model Two-Stage Least Squares: Tabel 4.14. Hasil Uji Persamaan Harga Jual Domestik P LOGPD = -32,368 - 0,880 LOGPE + 3,826 LOGQT - 0,381 LOGK t-Statistic -2,739 -1,666 3,348 -1,167 R² = 0,771 Berdasarkan hasil estimasi di atas diketahui bahwa R 2 sebesar 0,771 yang bermakna bahwa variabel harga jual ekspor, total produksi dan kurs mampu menjelaskan variasi harga jual CPO Sumatera Utara di pasar domestik sebesar 77,1 persen dan sisanya sebesar 22,9 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi. Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai probabilitas t-hitung yang menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 variabel yang secara signifikan mempengaruhi harga jual domestik yaitu total produksi sedangkan harga jual Universitas Sumatera Utara 107 ekspor dan kurs tidak signifikan pengaruhnya terhadap harga jual CPO Sumatera Utara di pasar domestik. Variabel total produksi memiliki nilai t-hitung sebesar 3,348 dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari  = 0,05 sehingga total produksi berpengaruh signifikan terhadap harga jual domestik. Sedangkan variabel harga jual ekspor dan kurs memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari  = 0,05 sehingga harga jual luar negeri dan kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap harga jual domestik. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi untuk kurs sebesar -0,381 mengandung arti bahwa bila dollar menguat 1 persen terhadap rupiah maka harga jual domestik akan menurun sebesar 0,381 persen, ceteris paribus . Artinya setiap penguatan nilai dollar terhadap rupiah maka harga jual domestik CPO akan menurun dan sebaliknya. Koefisien regresi untuk harga jual ekspor sebesar -0,880 mengandung arti bahwa peningkatan terhadap 1 persen harga jual ekspor maka harga jual domestik akan menurun sebesar 0,880 persen, ceteris paribus. Artinya setiap peningkatan terhadap harga jual ekspor maka akan menurunkan harga jual domestik CPO dan sebaliknya. Koefisien regresi untuk total produksi sebesar 3,826 mengandung arti bahwa peningkatan terhadap 1 persen total produksi maka harga jual domestik akan meningkat sebesar 3,826 persen, ceteris paribus. Artinya setiap peningkatan terhadap total produksi maka harga jual domestik CPO akan meningkat dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 108

4.4. Pembahasan

1. Berdasarkan hasil analisis terhadap persamaan 1 yaitu penawaran domestik CPO Sumatera Utara menunjukkan bahwa variabel harga jual domestik, upah riil dan tingkat bunga pinjaman memberikan pengaruh terhadap penawaran domestik CPO dengan nilai R 2 sebesar 0,703. Hal tersebut bermakna bahwa variabel harga jual domestik, upah riil, dan tingkat bunga pinjaman mampu menjelaskan variasi penawaran domestik CPO Sumatera Utara sebesar 70,3 persen dan sisanya sebesar 29,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan kedalam model. Secara parsial, hanya variabel harga jual domestik yang memberikan pengaruh signifikan terhadap penawaran domestik CPO Sumatera Utara. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Hafizah 2009, yang menunjukkan hasil analisis bahwa harga domestik mempunyai pengaruh yang positif terhadap penawaran CPO. Hal tersebut dikarenakan pada jangka panjang, ketika harga domestik meningkat, maka pelaku pasar akan meningkatkan penawaran CPO untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jika terjadi peningkatan harga domestik CPO sebesar 1 persen, cateris paribus maka akan menyebabkan peningkatan penawaran CPO sebesar 0,413 persen. Upah riil tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap produksi CPO hal ini dikarenakan adanya kenaikan dari biaya produksi akan membuat produsen mengurangi jumlah produksinya. Adapun tingkat suku bunga menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap penawaran CPO Universitas Sumatera Utara 109 domestik hal ini dikarenakan penurunan suku bunga akan mendorong pertumbuhan areal tanam kelapa sawit dan dengan semakin meningkatnya luas areal tanam produktif maka produksi kelapa sawit meningkat sehingga jumlah CPO untuk ditawarkan di pasar domestikpun juga akan meningkat. 2. Hasil analisis persamaan 2 yaitu persamaan penawaran ekspor memberikan hasil bahwa secara variabel harga jual ekspor, harga jual domestik dan nilai kurs berpengaruh terhadap penawaran ekspor CPO Sumatera Utara dengan nilai R 2 sebesar 0,875 yang bermakna bahwa harga jual ekspor, harga jual domestik dan kurs mampu menerangkan variasi penawaran ekspor CPO Sumatera Utara sebesar 87,5 persen dan sisanya 12,5 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan kedalam model. Secara parsial hanya variabel harga jual ekspor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran ekspor CPO Sumatera Utara sedangkan harga jual domestik tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan harga jual ekspor sebesar 1 persen diduga akan meningkatkan penawaran ekspor sebesar 0,219 persen, ceteris paribus dan peningkatan harga jual domestik sebesar 1 persen diduga akan meningkatkan penawaran ekspor sebesar 0,267 persen, ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan harga jual ekspor dan harga jual domestik akan memberikan dampak perubahan terhadap peningkatan penawaran ekspor CPO Sumatera Utara. Dengan peningkatan harga CPO baik untuk dijual dalam negeri maupun untuk Universitas Sumatera Utara 110 keperluan ekspor akan menyebabkan produsen CPO terus berupaya meningkatkan produksi CPO baik melalui perluasan kebun kelapa sawit maupun peningkatan produktifitas sehingga mengakibatkan produksi CPO untuk penawaran eksporpun menjadi meningkat. Hasil ini mendukung penelitian Abidin 2008 yang mendapatkan hasil analisis bahwa harga CPO domestik, harga CPO dunia, nilai tukar dan harga minyak kelapa secara simultan berpengaruh nyata terhadap ekspor minyak sawit CPO Indonesia, sedangkan nilai tukar secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor minyak sawit CPO Indonesia dan juga mendukung penelitan Wardani 2008 yang dihasil penelitiannya menemukan bahwa penawaran ekspor CPO Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh harga riil ekspor CPO, pajak ekspor CPO, produksi CPO domestik pada taraf nyata 5 persen dimana nilai tukar riil rupiah tidak berpengaruh nyata pada taraf 5 persen. 3. Hasil analisis persamaan selanjutnya yaitu persamaan harga jual domestik memberikan hasil bahwa variabel harga jual ekspor, total produksi dan kurs mampu menjelaskan variasi harga jual CPO Sumatera Utara di pasar domestik sebesar 77,1 persen dan sisanya sebesar 22,9 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi harga jual CPO Sumatera Utara di pasar domestik. Peningkatan total produksi 1 persen akan meningkatkan harga jual domestik CPO Sumatera Utara sebesar 3,826 persen, ceteris paribus. Tingginya harga CPO domestik disebabkan oleh peningkatan total produksi yang sebagian besar ditujukan untuk Universitas Sumatera Utara 111 kebutuhan ekspor sehingga ketersediaan CPO untuk pasar domestik menjadi berkurang yang berdampak pada peningkatan harga CPO dipasar domestik. Sementara perubahan harga jual ekspor CPO Sumatera Utara tidak berpengaruh signifikan terhadap harga jual CPO di pasar domestik hal ini sejalan dengan penelitian Afandi 2011, berdasarkan hasil uji kointegrasi secara univariate yang telah dilakukan sebelumnya yaitu antara harga CPO domestik dengan harga CPO internasional tidak terdapat kointegrasi atau hubungan. Hal tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya harga CPO domestik tidak dipengaruhi oleh harga CPO internasional. Hal ini dikarenakan industri CPO di Indonesia memiliki sistem oligopoli. Oligopoli sangat mengarah pada sistem kartel, dimana potensi kartel yang muncul dari struktur pasar CPO itu bisa dari segi harga, pembagian wilayah, jumlah produksi, pembagian pangsa pasar ekspor atau untuk mencukupi kebutuhan domestik. Jadi harga CPO itu sangat dipengaruhi oleh kebijakan beberapa perusahaan yang tergabung dalam sistem kartel tersebut. Demikian juga untuk nilai kurs tidak memberikan penagruh yang signifikan terhadap harga jual CPO di pasar domestik, hasil ini mendukung penelitian Prahastuti 2000, yang menunjukkan bahwa harga CPO domestik tidak responsif terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika. Universitas Sumatera Utara 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian analisis diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Harga jual domestik, upah riil, dan dan tingkat bunga pinjaman secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 70,3 persen terhadap variasi penawaran CPO di pasar domestik. Secara parsial, harga jual domestik memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap penawaran domestik CPO Sumatera Utara sedangkan upah riil dan tingkat bunga pinjaman memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap penawaran domestik CPO Sumatera Utara. 2. Harga jual ekspor, harga jual domestik dan kurs secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 87,5 persen terhadap variasi penawaran ekspor CPO Sumatera Utara. Secara parsial hanya harga jual ekspor yang mampu memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran ekspor CPO Sumatera Utara, sedangkan dan harga jual domestik secara parsial tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap penawaran ekspor CPO Sumatera Utara. 3. Harga jual ekspor, total produksi dan nilai kurs secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 77,1 persen terhadap variasi harga jual domestik. Secara parsial hanya total produksi yang memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap harga jual domestik CPO Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara