84
Gambar 4.2. Perkembangan Penawaran Domestik CPO Tahun 1985 sd 2010
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas diketahui bahwa adanya fluktuasi permintaan domestik CPO dari Sumatera Utara. Fluktuasi terjadi akibat adanya
beberapa penyebabnya seperti kebijakan ekspor CPO, naiknya permintaan dalam negeri dan kondisi ekonomi yang juga mempengaruhi. Turunnya penawaran
domestik CPO terjadi pada tahun 1989, 1993, 1995, 1996, 2000, 2001, 2006 dan tahun 2007 sedangkan tahun lainnya mengalami peningkatan.
4.2.3. Perkembangan Penawaran Ekspor CPO
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan
internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus, kemandirian yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya sebagian, tetap saja
Universitas Sumatera Utara
85 secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada partisipasi kedalam
perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan atau hambatan apapun. Selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim ke luar
negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri, sehingga secara langsung ekspor memperbesar output industri-industri itu sendiri, dan secara tidak
langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri untuk mempergunakan faktor produksinya, misalnya modal, dan juga menggunakan metode-metode
produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan
internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus, kemandirian yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya sebagian, tetap saja
secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada partisipasi kedalam perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan atau hambatan apapun.
Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang
dibutuhkannya seandainya barang-barang itu akan dijual di dalam negeri misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan riil yang rendah
atau hubungan transportasi yang belum memadai.
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.4. Perkembangan dan Pertumbuhan Penawaran Ekspor CPO Tahun 1985 sd 2010
Tahun Penawaran Ekspor Ton
Persentase Pertumbuhan
1985 243673
- 1986
325799 33.70
1987 522345
60.33 1988
567425 8.63
1989 673362
18.67 1990
875501 30.02
1991 924577
5.61 1992
986860 6.74
1993 1033167
4.69 1994
1046254 1.27
1995 1152134
10.12 1996
1163130 0.95
1997 1327301
14.11 1998
1532904 15.49
1999 1440743
-6.01 2000
1410522 -2.10
2001 1439520
2.06 2002
1498339 4.09
2003 1505537
0.48 2004
1532355 1.78
2005 1666621
8.76 2006
1833000 9.98
2007 2140452
16.77 2008
2265147 5.82
2009 2348912
3.69 2010
2595366 10.49
Sumber: Badan Pusat Statisti
Ditinjau dari sudut pengeluaran, ekspor merupakan salah satu faktor terpenting dari Gross Nasional Product GNP, sehingga dengan berubahnya nilai
ekspor maka pendapatan masyarakat secara langsung juga akan mengalami perubahan. Di lain pihak, tingginya ekspor suatu negara akan menyebabkan
perekonomian tersebut akan sangat sensitif terhadap keguncangan-keguncangan atau fluktuasi yang terjadi di pasaran internasional maupun dalam perekonomian
dunia.
Universitas Sumatera Utara
87 Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah
negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan
tingkat output yang lebih tinggi, diharapkan lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan. Ekspor maupun impor
merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dibawah ini terdapat visualisasi perkembangan penawaran ekspor dari tahun
1985-2010.
Gambar 4.3. Perkembangan Penawaran Ekspor Tahun 1985 sd Tahun 2010
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas diketahui bahwa adanya fluktuasi permintaan ekspor CPO dari Sumatera Utara namun cenderung mengalami
peningkatan. Fluktuasi terjadi akibat adanya beberapa penyebabnya seperti kebijakan ekspor CPO, naiknya permintaan dalam negeri dan kondisi ekonomi
yang juga mempengaruhi.
Universitas Sumatera Utara
88
4.2.4. Perkembangan Nilai Tukar Sebagai sumber energi alternatif, harga CPO sangat dipengaruhi oleh
harga minyak bumi. Dengan demikian penurunan harga minyak bumi yang terjadi sejak Agustus 2008 memberikan pengaruh besar terhadap penurunan harga CPO.
Selanjutnya krisis ekonomi global yang diikuti oleh menurunnya daya beli dan ketidakpastian ekonomi pada beberapa negara importir utama CPO seperti China,
India, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, menyebabkan permintaan CPO menurun dan memberikan tekanan yang besar terhadap penurunan harga CPO.
Karena perkembangan harga CPO yang berfluktuasi dan juga adanya pengaruh pajak ekspor CPO secara langsung mempengaruhi harga CPO lokal.
Harga CPO lokal seperti diuraikan di atas dihitung berdasarkan harga CPO CIF Rotterdam dikurangi Freight ongkos kapal + asuransi dan pajak ekspor.
Besarnya pajak ekspor CPO tergantung pada Harga Patokan Ekspor HPE. Harga patokan ekspor dinilai dengan US, sehingga dirasa perlu adanya variabel nilai
tukar dolar Amerika terhadap Rupiah. Harga CPO lokal juga digunakan sebagai dasar dalam menghitung harga TBS oleh Pabrik Kelapa Sawit PKS. Dengan
demikian PE CPO secara langsung dan proporsional mengurangi harga CPO lokal yang pada akhirnya mengurangi harga TBS dari petani.
Tabel 4.5. Perkembangan dan Pertumbuhan Nilai Tukar Tahun 1985 sd 2010
Tahun Nilai Tukar Rp US
Persentase Pertumbuhan
1985 1111
- 1986
1283 15.48
1987 1644
28.14 1988
1686 2.55
1989 1770
4.98 1990
1843 4.12
1991 1950
5.81
Universitas Sumatera Utara
89 1992
2030 4.10
1993 2087
2.81 1994
2161 3.55
1995 2249
4.07 1996
2342 4.14
1997 2909
24.21 1998
10014 244.24
1999 7855
-21.56 2000
9525 21.26
2001 10265
7.77 2002
9261 -9.78
2003 8571
-7.45 2004
9223 7.61
2005 9857
6.87 2006
9087 -7.81
2007 9334
2.72 2008
9746 4.41
2009 10895
11.78 2010
9283 -14.80
Sumber: Badan Pusat Statistik
Nilai tukar mata uang merupakan keseimbangan harga yang dihasilkan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran pasar uang internasional. Faktor-
faktor penentu permintaan dan penawaran matauang luar negeri dalam hal ini
misalkan dua negara dengan matauang rupiah dan dollar AS. Permintaan dollar
AS pada pasar uang internasional ekuivalen dengan penawaran rupiah pada pasar uang internasional diturunkan dari permintaan barang dan jasa dan permintaan
aktiva dalam denominasi dollar AS.
Universitas Sumatera Utara
90
Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Tukar US terhadap Rupiah
Nilai tukar, tampaknya mengalami fluktuasi Gambar 4.4. Pada tahun 1998, Nilai Tukar di Sumatera Utara berkisar antara Rp 10.000,00, lalu menurun
menjadi Rp 7.000,00 – Rp 8.000,00 tahun 2000 lalu naik lagi sampai Rp
10.000,00 pada tahun 2009 dan mengalami penurunan sedikit sampai sebesar Rp 9.283,00 pada tahun 2010.
4.2.5. Perkembangan Harga Jual Domestik CPO