Titik Impas Break Even PointBEP Analisis Sensitivitas

65 kriteria ini didasarkan pada aliran kas bersih net cash flow pada proyeksi arus kas. Discount factor yang digunakan adalah 16.

a. Net Present Value NPV

Net Present Value NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek investasi. Perhitungan angka yang dihasilkan menunjukan besarnya penerimaan bersih selama 10 tahun setelah dikalikan dengan discount factor yang dihitung pada masa sekarang. Berdasarkan perhitungan, nilai NPV pada industri mesin Suritech TM adalah sebesar Rp. 825.245.901,- . Nilai tersebut lebih besar dari nol, sehingga pendirian industri ini dinilai layak berdasarkan nilai NPV.

b. Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return IRR merupakan tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen. Proyek dinilai layak dijalankan apabila nilai IRR lebih besar atau sama dengan nilai suku bunga yang berlaku. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai adalah sebesar 30,79 sedangkan nilai suku bunga yang digunakan pada penelitian ini adalah 16. Dengan demikian, berdasarkan kriterian IRR perusahaan ini layak untuk didirikan. Rincian mengenai IRR industri ini dapat dilihat pada Lampiran 9.

c. Net Benefit Cost Ratio Net BC

Net Benefit Cost Ratio Net BC merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif dan present value yang bernilai negative modal investasi. Perhitungan Net BC dilakukan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu investasi dikatakan layak apabila hasil perhitungan Net BC lebih besar dari satu atau sama dengan satu. Berdasarkan hasil perhitungan maka Net BC kegiatan investasi pengembangan industri mesin Suritech TM adalah sebesar 1,86, yang artinya setiap investasi Rp. 1,- yang dikeluarkan sekarang pada tingkat discount rate 16 akan diperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 1,86,-.

d. Payback Period PBP

Payback Period PBP merupakan jangkan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Masa pengembalian ini dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV yang besar akan menunjukan jangka waktu pengembalian investasi yang ditanam semakin cepat. Berdasarkan hasil perhitungan PBP industri mesin Suritech TM adalah 3,52 tahun. Ini berarti, semua investasi yang dikeluarkan untuk pengembangan industri mesin Suritech TM akan kembali setelah 3,52 tahun industri ini beroperasi. Berdasarkan nilai PBP maka industri ini layak untuk didirikan karena nilai PBP-nya kurang dari umur proyek 10 tahun.

5.6.8 Titik Impas Break Even PointBEP

Titik impas merupakan titik dimana total biaya produksi sama dengan total penerimaan. Suatu perusahaan dikatakan mencapai titik impas, apabila dari analisis perhitungan rugi laba perusahaan tidak memperoleh untung tetapi juga tidak menderita kerugian impas. Dapat dikatakan bahwa jumlah penerimaan perusahaan sama dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan tingkat produksi tertentu. Pada analisis pengembangan industri mesin Suritech TM ini titik impas berada pada Rp. 698.340.544 atau pada tingkat produksi 31 unit mesin per tahun. Informasi lebih rinci dapat lihat pada Lampiran 9.

5.6.9 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan 66 variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Sebaliknya bila terjadi perubahan yang kecil saja mengakibatkan perubahan keputusan investasi, maka dinamakan keputusan untuk berinvestasi tersebut sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Analisis sensitivitas pada studi kelayakan usaha produksi mesin pengolahan surimi ini dilakukan pada tiga parameter, yaitu kenaikan harga bahan baku, penurunan harga jual produk, dan kenaikan tingkat suku bunga. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode goalseek dari Microsoft excel. Hasil analisis sensitivitas pada industri ini dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Analisis Sensitivitas Industri Mesin Surimi Parameter Sensitivitas Kriteria Kelayakan Investasi NPV Rp Suku Bunga Net BC Harga bahan baku naik plat besi 581 menjadi Rp 10,217,595 per lembar - 16.00 1.00 Harga jual produk turun 18 menjadi Rp 18,337,652 per unit - 16.00 1.00 Tingkat suku bunga naik menjadi 30.37 - 30.37 1.00 Berdasarkan analisis sensitivitas tersebut industri mesin surimi memiliki resiko yang cukup rendah terhadap kenaikan harga bahan baku plat besi, penurunan harga jual produk dan kenaikan tingkat suku bunga. Apabila harga bahan baku plat besi mengalami kenaikan sebesar 581 menjadi Rp10.217.595,- industri ini masih layak didirikan. Namun, jika kenaikan harga bahan baku melebihi 581 maka industri menjadi tidak layak. Pada harga jual produk penurunan sebesar 18 atau menjadi Rp 18.337.652,- per unit maka perusahaan masih layak, lebih dari nilai tersebut maka perusahaan akan menjadi tidak layak. Kenaikan tingkat suku bunga hingga menjadi 30.37 masih memberikan nilai kelayakan pada pendirian industry, lebih dari itu perusahaan dinilai tidak layak untuk didirikan. 67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian usaha pengembangan industri mesin Suritech TM layak untuk dikembangkan. Dari aspek pasar, usaha ini dinilai layak karena potensi pasar yang tersedia masih sangat luas. Sebagai industri baru, usaha ini dinilai layak dengan peluang pasar yang dapat dicapai berkisar 20-30 dari pasar yang ada dan dapat semakin meningkat seiring dengan perkembangan perlusahaan pangsa pasar. Aspek teknis dan teknologi perusahaan dinilai layak dengan kapasitas produksi 8 unit mesin per bulan dengan mempertimbangkan berbagai kriteria sebagai perusahaan baru. Kriteria tersebut antara lain lokasi, luas area perusahaan, teknik dan teknologi yang digunakan. Harga jual mesin per unit adalah Rp. 22.500.000,- Aspek manajemen perusahaan yang minim sampai saat ini masih dinilai layak karena pada dasarnya usaha ini tidak memerlukan banyak tenaga kerja kecuali untuk tenaga kerja langsung apabila kapasitas produksi ditambahkan menjadi 8 unit mesin per bulan. Aspek lingkungan dan legalitas perusahaan dinilai sangat layak. Dari aspek lingkungan dinilai layak karena usaha ini tidak menghasilkan cemaran dan merusak lingkungan. Dari segi aspek legalitas menunjukkan bahwa legalisasi perusahaan telah dilakukan sehingga usaha ini dapat dengan mudah untuk dikembangkan pada tahun-tahun yang akan datang. Besar investasi yang diperlukan adalah Rp 1.735.336.000 yang terdiri dari biaya investasi tetap sebesar Rp 956.560.000 dan modal kerja sebesar Rp 778.776.000. Debt equity ratio DER yang digunakan adalah 100 persen dana sendiri dan nol persen dana pinjaman bank. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa pengembangan industri mesin Suritech TM ini layak untuk dikembangkan. Nilai NPV industri ini sebesar Rp 825.245.901. Nilai IRR-nya sebesar 30,79 persen. Nilai net BC-nya sebesar 1,86. Payback period industri ini adalah selama 3.76 tahun. Break even point BEP berada pada Rp 698.340.544 atau pada tingkat produksi 31 unit mesin per tahun.

6.2 Saran

1. Untuk meningkatkan pemasaran mesin, promosi yang dilakukan sebaiknya lebih intensif sehingga mesin Suritech TM dapat lebih cepat dikenal oleh target pasar dan memastikan pasar untuk tidak salah pilih pada produk lain yang kurang berkualitas tidak teruji. 2. Menargetkan pasar pada UKM yang berbasis koperasi. Di mana koperasi dapat bertindak sebagai distributorcabang pemasaran mesin dengan system pemasaran terpadu termasuk sebagai sarana pemasarannya. 3. Perlu dikaji sistem pembayaran kredit untuk memudahkan pembelian mesin Suritech TM sehingga industri rumah tangga dan industri kecil yang masih berkembang mampu membeli mesin tersebut. 4. Pemerintah terutama lembaga pengujian mutu sebaiknya berperan lebih ketat terhadap produk- produk mesin yang beredar di pasar sehingga tidak merugikan masyarakat. pelaksanaan hak paten benar-benar dijalankan sehingga tidak terjadi peniruan mesin. 5. Untuk meningkatkan performa mesin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berbagai komponen utama mesin seperti jarak dan ukuran lubang pada drum berpori dan kecepatan putarannya. 6. Kajian tentang pengecilan ukuran mesin sebagai bahan pembanding biaya produksi dan operasi yang mungkin lebih dapat lebih murah. 7. Kajian mengenai system operasi mesin dengan cara di putar manual sebagai pembanding efisiensi tenaga listrik dan produktivitas mesin yang ada saat ini.