Perkembangan Industri Surimi Industri Pengolahan Surimi

6 Tabel 3. Syarat Mutu Surimi Beku Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu 1. Organoleptik - Nilai min 7 2. Cemaran Mikroba - ALT, maks - Escherichia coli - Coliform - Salmonella - Vibrio cholerae Kolonig APMg per 25 g per 25 g 5 x 10 5 3 3 Negarif Negatif 3. Cemaran kimia - Abu total, maks - Lemak, maks - Protein, min bb bb bb 1 0,5 15 4. Fisika - Suhu pusat, maks - Uji lipat, min - Elastisitas, min o C gcm 2 -18 o C Grade A 300 jika diperlukan Keterangan : ALT = Alat Lempeng Total; APM = Angka Paling Memungkinkan Sumber : Standarisasi Nasional Indonesia SNI 01-2694-1992

2.2 Industri Pengolahan Surimi

2.2.1 Perkembangan Industri Surimi

Sejak dimulainya industri pengolahan beku di Jepang tahun 1960, penelitian, teknologi pengolahan dan peralatan mulai dikembangkan Noguchi, 1982. Proses pemisahan daging ikan dan tulangnya telah lama diperkenalkan sejak 1978 oleh beberapa ahli yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan. Desain yang dikemukakan oleh Lanier 1992, dalam proses pemisahan antara daging ikan dan tulangnya, ikan dipres diantara sabuk dan berpori. Lumatan daging dan lemak ikan melalui lubang-lubang berpori pada drum sedangkan tulangnya akan menempel pada sabuk dan dinding drum berpori. Tekanan yang digunakan tidak begitu tinggi sehingga ukuran dari lubang- lubang dapat diperbesar dari yang biasa digunakan berdiameter 3-5 mm. Hasil yang digunakan memiliki tekstur yang bermacam-macam tergantung dari diameter lubang pada drum Purbayanto et al. , 2004. Pengembangkan meat bone separator alat pemisah daging ikan yang cukup sederhana dan murah. Prinsip dasar yang dikembangkan terdiri dari sebuah silinder horizontal berongga, dua silinder berpori yang berhadapan dan memerlukan pompa hidrolik, katup, dan kontrol-kontrol pengoperasian. Proses pemisahan dilakukan dengan adanya tekanan pada silinder berpori dan silinder penekan. Daging ikan akan melalui pori-pori tersebut dan tulangnya akan lengket pada silinder tekan. Proses tersebut dilakukan secara kontinyu Purbayanto et al, 2004 7 Gambar 1. Aliran Proses Pengolahan Surimi Beku Tan et al., 1988 PROSES TUJUAN METODE IKAN SEGAR SEMI MODERN MODERN Pencucian Cuci dalam air es Mendinginkan ikan Rotary fish washer Rotary fish washer Penyiangan Membuang kepala dan isi perut Pisau Mesin Pencucian Cuci dalam air es Menghilangkan sisik dan darah Rotary fish washer Rotary fish washer Pemisahan daging Memisahkan daging dari tulang, duri, dan kulit Meat-bone separator Meat-bone separator HANCURAN LUMATAN DAGING MINCED MEAT Leaching Air es 1:4 + 0,3 garam 2 kali Menghilangkan protein larut air, darah, dan bau Tanki leaching Tanki leaching Pengepresan Membuang air, mengepres kelebihan air Membuang air cucian, mengatur kadar air sampai 80- 82 Rotary sieve, hidraulic press Screw press LUMATAN DAGING YANG TELAH DICUCI LEACHED MEAT Straining Mengilangkan sisa kulit, duri, dan sisik Strainer Pencampuran 3-5 gula halus 0,2poliposfat Mengurangi freeze- denaturation dan meningkatkan WHC Mixer Silent cutter Pengepakan Dalam plastik PE Pengemasan Manual Fillling machine Pembekuan -30 o C Suhu pusat -20 o C dalam aktu 4-6 jam Contactair blast freezer SURIMI BEKU Kotak karton – 18oC-20oC Mengurangi dehidrasi selama penyimpanan beku Cold strorage 8 Teknologi pengolahan surimi yang digunakan oleh industri saat ini paling banyak menggunakan metode rotary rinserscrew press. Secara umum alir proses pengolahan surimi terdiri dari persiapan bahan baku, penghilangan tulang, pencucian daging lumat, pengurangan kadar air pengepresan, penapisan straining, penambahan bahan tambahan dan pembekuan Gambar 1. Pengolahan surimi memerlukan daging ikan bermutu tinggi. Berbagai cara ditempuh sebagai upaya untuk mempertahankan mutu daging ikan. Penggunaan suhu rendah merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan, baik selama penyiangan, pembilasan, pelumatan hingga pengemasan. Pada penyimpanan jangka pendek, cukup di lakukan dalam peti berinsulasi dengan menyusun ikan secara berlapis yang ditambah hancuran es sampai penuh dengan perbandingan antara ikan dan es adalah 1 : 3. Dengan cara seperti ini suhu ikan dapat dipertahankan rendah sekitar 0 o C sehingga kesegaran ikan juga dapat dipertahankan hingga beberapa hari.

2.2.2 Perkembangan Industri Mesin Surimi di Indonesia