Potensi Pasar Aspek Pasar dan Pemasaran

29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Penelitian tentang mesin surimi telah dikembangkan sejak tahun 2006 oleh tim peneliti IPB yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc. Hasil penelitian telah banyak dipublikasikan melalui berbagai jurnal ilmiah, salah satunya termuat dalam Prosiding Seminar Nasional, Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan 2009. Dalam prosiding tersebut dimuat hasil penelitian mesin pemisah daging dan tulang ikan untuk pemanfaatan by-catch di atas kapal pukat udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin ini memiliki kinerja teknis yang baik untuk digunakan di atas kapal pukat udang. Kemampuan pemisahan daging dan tulang ikan ini berbeda-beda tergantung dari jenis spesies ikan. Selain itu, pengumpanan ikan pada mesin sangat menentukan efisiensi mesin dalam memisahkan daging dan tulang ikan. Pengembangan mesin surimi terus dilakukan. PT. Samudera Teknik Mandiri PT. STM melihat adanya peluang bahan baku surimi berupa ikan by-catch dan ikan-ikan ekonomis rendah yang potensial di Indonesia. Peluang pasar produk surimi juga semakin meningkat seiring dengan peningkatan permintaan dari produk-produk turunannya. Namun, peningkatan permintaan surimi tersebut belum dibarengi dengan penggunaan teknologi pengolahan surimi yang baik. Pembuatan produk-produk turunan surimi seperti bakso, empek-empek, kerupuk ikan dan lainnya masih banyak dilakukan dengan cara tradisional seperti memfilet dan melumat daging ikan secara manual. Hal ini dilakukan karena kurangnya pengetahuan perkembangan teknologi di bidang pengolahan surimi. Teknologi yang ada di pasaran saat ini masih dikenal mahal sehingga tidak terjangkau oleh industri rumah tangga atau IKM. Untuk itu, PT. STM menawarkan mesin surimi Suritech TM dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Mesin ini diciptakan untuk mengatasi dan memberikan alternatif pilihan terbaik dalam membantu proses pengolahan surimi. Suritech TM merupakan pioneer mesin pengolahan surimi fish bone separator di Indonesia. Berdasarkan data dan informasi dari Kementerian Perindustrian 2011, sampai saat ini belum tercatat adanya industri lokal yang secara resmi memproduksi dan memasarkan secara masal mesin atau teknologi pengolahan daging ikan yang sejenis dengan Suritech TM . Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pemasaran Suritech TM adalah adanya pesaing yang meniru Suritech TM dan pesaing dari produk-produk impor. Hal ini menjadi tantangan Suritech TM untuk meraih pangsa pasar. Tidak hanya persaingan, tantangan lainnya juga perlu dikaji lebih lanjut dalam menganalisis aspek pasar dan pemasaran Suritech TM sehingga PT.STM mampu meraih peluang pasar dengan maksimal dan mendapatkan gambaran nilai kelayakan yang jelas. Analisis yang dilakukan antara lain meliputi potensi pasar, strategi pembentukan dan pengembangan pasar, dan bauran pemasaran yang mencakup strategi 4P Product, Price, Place, and Promotion.

5.1.1 Potensi Pasar

Peluang dan kebutuhan mesin Suritech TM perlu dianalisis dan didekati dengan melihat adanya potensi pasar. Untuk melihat potensi pasar mesin surimi dilakukan pendekatan terhadap variabel- variabel yang dapat mempengaruhi permintaan mesin. Variabel tersebut antara lain perkembangan pasar surimi dan produk olahannya, pasokan bahan baku surimi, pasar mesin pengolahan surimi, persaingan pasar mesin, dan peluang pasar mesin. Masing-masing variabel tersebut saling mempengaruhi dalam mendorong peningkatan permintaan mesin Suritech TM . 30 a Pasar Surimi Pasar surimi menjadi hal penting sebagai bahan kajian dalam melihat perkembangan dan peluang meningkatkan pemasaran mesin. Perkembangan pasar surimi dapat mempengaruhi permintaan mesin surimi. Hal ini dikarenakan peningkatan permintaan surimi secara langsung akan turut mempengaruhi permintaan mesin sebagai alat bantu utama dalam memudahkan proses pembuatan surimi. Permintaan produk surimi di pasaran perlu mendapatkan perhatian khusus dari produsen. Minimnya produsen surimi berdampak pada ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan pasar. Menurt Djazuli 2009, unit pengolahan surimi di Indonesia masih sangat terbatas antara lain di Jawa Timur, Pulau Moro – Riau, Jakarta, Pekalongan – Jawa Tengah, dan Jambi. Hal ini dapat disebabkan kurangnya pengetahuan adanya teknologi pengolahan surimi oleh masyarakat, sehingga cara pengolahan ikan masih cenderung dilakukan dengan cara tradisional. Industri pengolahan produk-produk surimi atau fish jelly seperti di Jakarta, pada umumnya merupakan industri sampingan pengolahan ikan dengan produksi surimi sebanyak 5 ton per bulan dan beberapa industri skala rumah tangga dengan produksi sebesar 1 – 2 ton per bulan yang dipasarkan untuk kebutuhan domestik. Dari dunia internasional, permintaan surimi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menuntut beberapa negara seperti USA, Singapura, China, Eropa, Korea, Thailand, dan negara- negara lainnya untuk meningkatkan volume impor surimi dari berbagai negara produsen termasuk Indonesia. Peningkatan permintaan surimi tersebut berdampak pada kenaikan nilai ekspor surimi Indonesia, seperti yang terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Volume Ekspor Surimi Indonesia 2006-2010 Ton Negara 2006 2007 2008 2009 2010 China 380,353 727,606 465,297 247,436 495,291 Perancis 699,925 1.146,667 766,081 678,096 1.540,899 Singapura 2.305,422 4.413,152 5.911,927 4.792,972 3.253,675 USA 1.357,145 17.212,235 21.539,350 21.543,438 24.816,911 Italia 202,900 216,127 160,821 116,169 433,152 Thailand 377,304 596,162 880,081 973,626 661,888 Vietnam 198,840 868,888 540,734 689,996 828,357 United Kingdom 114,864 367,467 187,488 298,413 341,114 Sri Lanka 195,500 80,919 212,877 28,437 72,357 Australia 80,746 1.152,316 1.029,481 887,225 1.176,845 Lain-lain 8.451,613 18.137,701 23.814,001 24.395,572 32.988,439 Total 14.364,613 44.919,240 55.508,138 54.651,380 66.608,928 Sumber: UN Comtrade 2011 Volume ekspor surimi Indonesia mengalami kenaikan selama lima tahun terakhir 2006- 2010. Volume ekspor tertinggi ditujukan ke negara Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai 24.816, 911 ton dan diikuti oleh Singapura yang mencapai 3.253, 675 ton pada tahun 2010. Amerika Serikat merupakan pasar potensial surimi dan produk olahan berbahan dasar surimi terbesar setelah Jepang. Selain itu, Perancis dan Spanyol juga memiliki konsumsi surimi yang cukup besar dengan jumlah konsumsi masing-masing 20.000 dan 18.000 ton per tahun FAO, 2007. Maraknya permintaan memaksa Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa mengimpor surimi dari negara Asia seperti Indonesia, China, Jepang, Korea Selatan dan lainnya. Sebaliknya volume impor surimi 31 Indonesia selama lima tahun terakhir 2006-2010 telah mengalami penurunan seperti yang terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Volume Impor Surimi Indonesia 2006-2010 Ton Negara 2006 2007 2008 2009 2010 Vietnam 9,999 356,422 823,929 1.567,807 2.253,119 USA 8,850 54,131 63,778 35,115 67,891 Singapore 9,331 11,978 44,968 29,695 18,000 Malaysia 737 112,436 275,932 239,681 174,458 Thailand 28 5 26,921 81,000 122,215 Jepang - 2,849 73,423 10,612 9,336 Lain-lain 13 94,982 269,465 336,709 551,458 Total 28,958 632,803 1.578,416 2.300,619 3.196,477 Sumber : UN Comtrade 2011 Penurunan nilai impor surimi dalam negeri dapat disebabkan oleh peningkatan kapasitas produksi surimi dalam negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2008 produksi surimi Indonesia mencapai nilai tertinggi 154.700 ton. Menurut Budiyanto dan Djazuli 2005, 90 produk surimi Indonesia untuk ekspor ke berbagai negara dan 10 untuk domestik. Dari pernyataan tersebut, apabila diasumsikan 30 dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia Kompas, 2011 mengkonsumsi surimi dan produk turunannya sebanyak 100 gram per orang per hari maka konsumsi surimi dan produk turunanya per hari dapat mencapai 7.026 ton per hari atau 2.564.490 ton per tahun. Dari volume kebutuhan surimi tersebut, apabila yang terpenuhi dari impor mencapai volume rata-rata 1.547,455 per tahun maka sisa permintaan yang belum terpenuhi adalah sebesar 2.562.942,545 ton per tahun. Angka ini menunjukan besarnya peluang pasar produk surimi yang masih terbuka. Menurut Badan Pusat Statistik 2011, proyeksi jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2000 hingga 2025 mendatang akan terus meningkat dari 205,1 juta hingga 273,2 juta. Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi peningkatan konsumsi surimi. Jika kebutuhan surimi dikonversikan dengan kebutuhan mesin produksinya Suritech TM dengan volume produksi 480 kg per hari kapasitas mesin 60 kgjam dan waktu operasi 8 jam per hari maka jumlah mesin yang dibutuhkan adalah sebanyak 14.629 buah mesin. b Pasar Produk Olahan Surimi Surimi merupakan produk antara setengah jadi. Selain membuat dan memasarkan surimi, banyak perusahaan yang mengolah dan memasarkan surimi menjadi produk-produk lanjutan seperti bakso, otak-otak, empek-empek, nugget, kerupuk, sosis, dan lainnya. Peningkatan permintaan produk surimi dapat didorong dari peningkatan produk turunan surimi. Di pasar domestik produk olahan surimi surimi based-product cukup memasyarakat. Sementara di pasar internasional permintaan akan surimi juga berlanjut pada produk olahan seperti imitation crab meat dan fish cake. Permintaan produk-produk olahan surimi akan sangat mempengaruhi permintaan surimi itu sendiri. Penggunaan mesin surimi sebagai mesin utama pada proses produksi surimi sangat membantu meningkatkan produktivitas produk-produk lanjutan surimi. Sampai saat ini, masih banyak industri kecil menengah IKM yang melakukan produksi produk-produk olahan surimi dengan cara manual, terutama pada tahap pembuatan lumatan daging ikan. Sebagai contoh, pada IKM pembuatan kerupuk ikan di Bulu Lawang, Malang. Produktivitas IKM kerupuk ikan ini meningkat setelah menggunakan mesin Suritech TM . Sebelum menggunakan mesin, 40 kg ikan segar dapat diproses menjadi surimi dalam waktu 4 jam dan setelah menggunakan mesin Suritech TM ikan 32 tersebut dapat diproses hanya dalam waktu 30 menit. Dengan demikian IKM kurupuk tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses produksi. Hal ini juga dapat terjadi pada industri makanan sejenis yang menggunakan lumatan daging ikan atau surimi sebagai bahan baku utamannya. Produk olahan surimi lain yang sangat digemari masyarakat seperti yang terlihat pada Gambar 10. antara lain adalah kaki naga, otak-otak ikan, nugget ikan, dan bakso ikan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik 2008 produksi beberapa produk olahan surimi dalam negeri tahun 2008 seperti otak-otak ikan adalah sebesar 832,200 ton, nugget ikan 32,140 ton, abon ikan 12,347 ton, dan bakso ikan sebanyak 231,628 ton. Sementara itu produksi bakso ikan saat ini telah menyaingi popularitas bakso daging sapi. Di pelabuhan Ratu yang mengalami kenaikan dari 300-400 kgjam pada tahun 2010. Peningkatan konsumsi bakso juga dapat terjadi pada produk-produk turunan surimi lainnya. Dengan demikian, hal ini seharusya dapat mempengaruhi permintaan mesin surimi untuk membantu proses produksi produk-produk olahnnya tersebut. Gambar 10. Produk-produk Olahan Surimi Koleksi PT. Samudera Teknik Mandiri c Bahan Baku Surimi Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan sangat diperlukan bagi industri surimi atau produk-produk turunannya. Di Indonesia, bahan baku surimi masih tergolong mudah untuk diperoleh mengingat produksi perikanan bahari yang sangat potensial. Hal ini sangat mendukung dalam produksi surimi setiap tahunnya. Pada tahun 2010 produktivitas perikanan tangkap Indonesia mencapai volume 10.862.802 ton Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010. Dari hasil perikanan tangkap ini, masih terdapat banyak ikan hasil tangkap samping yang harus dibuang kembali ke laut karena bukan merupakan target utama panangkapan. Ikan hasil tangkap samping atau by-catch memiliki jumlah yang tidak kalah besarnya jika dibandingkan dengan hasil tangkapan utama, terutama pada penangkapan udang. Rasio tangkapan utama dengan by-catch bervariasi menurut daerah penangkapan dan waktu. Pada penangkapan udang, Allops 1981 menyatakan bahwa di daerah tropis rasio rata-rata by-catch terhadap udang berkisar 10:1. Menurut Widodo 1997, by-catch bervariasi antara 8 – 13 kali hasil tangkapan udang. Sedangkan menurut Sumiono 2000 rasio udang dan by-catch pada penangkapan Kaki Naga Bakso Ikan Otak-otak Nugget Ikan 33 di laut Arafuru adalah 1:12 yang sebagian besar berupa ikan demersal. Dalam hal ini, kepulauan Arafuru memiliki potensi yang tinggi sebagai daerah penghasil by-catch. Ikan demersal dapat menghasilkan produk surimi dengan kualitas baik, asal bahan baku yang digunakan sesegar mungkin. Rasio by-catch dan hasil tangkapan udang menurut para ahli dari beberapa daerah di Indonesia adalah seperti yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rasio HTS by-catch terhadap udang di Laut Arafuru Tahun Rasio HTS: Udang Wilayah Sumber 1991 8:1 – 13:1 Laut Arafuru Widodo 1991 1992 9:1 Sele, Bintuni Iskandar et al.1993 1993 12:1 Dolak, Bintuni, Kaimana, Aru Badrudin dan Karyana 1993 1996 7:1 – 8:1 24:1 29:1 13:1 Aru Sele Kaimana Laut Arafuru Widodo 1997 1997 11:1 8:1 Aru Kaimana Suharyanto 1997 2000 12:1 Aru Sumiono et al. 2000 Rasio hasil tangkapan udang dan by-catch setiap tahunnya menunjukkan jumlah yang sangat signifikan. Apabila rasio yang dihasilkan oleh kapal pukat udang adalah 12:1, yang artinya untuk setiap 1 ton udang menghasilkan 12 ton by-catch. Adapun produksi udang diperkirakan sebesar 60.000 ton per tahun, sehingga by-catch yang didapatkan mencapai 300.000 ton per tahun. Berdasarkan hasil penelitian Purbayanto et al., 2004 menunjukkan bahwa potensi ikan by-catch pukat udang di laut Arafuru diperkirakan sebesar 332.186 ton per tahun. Jumlah tersebut hanya mewakili salah satu wilayah dari daerah penangkapan ikan di Indonesia, sehingga angka yang lebih besar akan didapat jika mencakup seluruh perairan wilayah RI. By-catch hasil tangkapan pukat udang sangat beragam. Ikan hasil tangkapan dapat berupa berbagai jenis ikan bernilai ekonomis tinggi dan yang bernilai ekonomis rendah, seperti yang terlihat pada Gambar 11. Jenis ikan ekonomis rendah juga banyak dihasilkan oleh nelayan kecil. Ikan-ikan ini biasanya dijual dipasaran dengan harga yang murah. Untuk itu, jenis ikan ekonomis rendah hasil tangkapan nelayan sangat berpotensi untuk dijadikan bahan baku surimi untuk meningkatkan nilai tambahnnya. Ketersediaan by-catch dan ikan ekonomis rendah yang sangat potensial dapat menjadi penopang keberlanjutan industri surimi dalam negeri. 34 Gambar 11. Penangkapan Udang Menggunakan Pukat Udang dan Hasil Tangkapannya Koleksi PT. Samudera Teknik Mandiri d Pasar Mesin Surimi Mesin surimi telah dikembangkan sejak tahun 1987. Pemintaan mesin surimi ikut berkembang seiring dengan peningkatan permintaan surimi. Pasar mesin surimi pada dasarnya berasal dari kalangan industri business to business, yang dapat digolongkan menjadi 2 yakni industri besar dan industri kecil menengah IKM. Kedua jenis industri ini merupakan pasar potensial untuk memasarkan mesin Suritech TM . Saat ini, mesin surimi lebih banyak digunakan oleh industri besar. Akan tetapi pengolahan surimi pada industri besar, pada umumnya merupakan kegiatan sampingan dari pengolahan ikan. Industri-industri ini menggunakan mesin dengan skala besar untuk mengolah by-catch atau ikan ekonomis rendah. Salah satu industri besar yang telah mengolah surimi adalah PT. Panca Mitra Multi Perdana. Perusahaan ini merupakan produsen produk-produk olahan dan pengawetan ikan seperti filet ikan, cumi, udang, dan surimi. Perusahaan yang berlokasi di Situbondo, Jawa Timur ini memiliki kapasitas produksi sebesar 9.200 ton per tahun untuk fillet ikan dan surimi, dan 2.500 ton per tahun untuk udang dan cumi beku. Pada industri kecil, mesin surimi dapat menunjang kinerja berbagai macam IKM yang bergerak pada bidang pembuatan kerupuk, bakso, empek-empek, dan nugget ikan. Pasar industri kecil menengah ini sangat potensial untuk dijadikan sasaran utama karena jumlahnya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan industri besar. Jumlah IKM di Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 52.764.603 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2011. Jumlah ini meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah IKM dapat dilihat pada Tabel 9. 35 Table 9. Perkembangan Usaha Kecil Menengah dari 2005-2009 unit Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 2011 Keterangan: angka sementara angka sangat sementara Perkembangan UMKM atau IKM mengalami peningkatan sebesar 12 dari tahun 2005 hingga 2009. Jika diasumsikan 5 dari jumlah UKM yang ada tersebut bergerak dalam bidang produksi makanan seperti bakso, empek-empek, kerupuk, nugget, dan produk-produk turunan surimi lainnya, maka jumlah mesin yang dapat ditawarkan adalah sebesar 2.638.230 unit mesin. Angka ini menunjukkan bahwa potensi pasar industri mesin surimi ini masih sangat prospektif untuk dikembangkan. e Persaingan Pasar Mesin Surimi Mesin Suritech TM merupakan mesin yang dapat digunakan untuk memproduksi surimi, yakni lumatan daging ikan yang telah terpisah dari tulang, kulit, dan sisiknya. PT.STM merupakan produsen baru yang mempelopori mesin surimi di Indonesia. Menurut Fellows et al. 1996 besarnya pasar untuk suatu bisnis baru harus diperhitungkan pesaing terhadap produk tersebut. Pengetahuan tentang pesaing ini berpengaruh terhadap besarnya pangsa pasar yang dapat dicapai. Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian 2011, sampai saat ini belum tercatat secara resmi produsen mesin sejenis. Akan tetapi, beberapa produsen dalam negeri kemudian muncul sebagai pesaing dengan meniru mesin Suritech TM yang dipasarkan. Selain itu, pesaing juga muncul dari produk luar negeri seperti China. Salah satu pesaing dalam negeri yang muncul adalah CV. Archigama yang berlokasi di Dusun Cambahan Nogotirto Gamping, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan yang di pimpin oleh Teguh Ikhwanu ini bergerak di bidang rekayasa industri. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam mesin dan peralatan industri, seperti vacuum dryer, vacuum fryer, deep fryer, mesin perajang tembakau bal-balan, hydrolic press, screw roll press, pasteurisasi machine, bakery oven, mesin sangrai kopi, spray dryer, fluid bed dryer, freeze dryer, mesin uht, evaporator, pemipih emping, mesin pembuat vco, lemari asam, unit destilasi, dan lain-lain. Mesin-mesin tersebut diproduksi sesuai dengan pesanan dan dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi besar, kecil, atau menengah yang diinginkan konsumen. Mesin surimi yang diproduksi oleh perusahaan ini diberi Tipe FBS100 Gambar 8, dan dijual dengan harga sebesar Rp. 26.000.000. Mesin ini dipromosikan melalui website. Akan tetapi tidak ada keterangan yang jelas tentang spesifikasi yang jelas dari mesin tersebut. Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Perkembangan Usaha Mikro 45.217.567 48.512.438 49.608.953 50.847.771 52.176.795 15,39 Usaha Kecil UK 1.694.008 472.602 498.565 522.124 546.675 63,73 Usaha Menengah UM 105.487 36.763 38.282 39.717 41.133 61,01 Total UMKM 47.017.062 49.021.803 50.145.800 51.409.612 52.764.603 12,22 36 Gambar 12. Mesin Surimi Produksi CV. Archigama Sumber: http:indonetwork.co.idArchigama_Indonesia Produsen mesin dalam negeri lainnya adalah Pabrikmesin.com yang merupakan salah satu group dari Kontraktor.com. Perusahaan yang berlokasi di Jalan Raya Suko 56C Sidoarjo, Jawa Timur ini memproduksi mesin-mesin untuk industri pertanian, perikanan, peternakan, dan industri makanan dan minuman. Mesin-mesin yang diproduksi disesuaikan dengan keinginan dan pesanan konsumen. Perusahaan ini berupaya memberikan harga produk yang murah namun tetap berkualitas sesuai dengan standar industri dalam perusahaannya. Harga jual mesin surimi yang diberikan oleh perusahaan adalah 50 lebih murah dari pesaing seperti produksi China, yakni sebesar Rp. 12.500.000. Spesifikasi mesin antara lain memiliki dimensi 800 x 600 x 860 mm, kapasitas produksi 200 kgjam, daya listrik 1500 wattengine 5PK, dan memiliki berat 190 kg. Akan tetapi mesin ini tidak memiliki sertifikasi pengujian dari lembaga resmi sehingga perbandingan antara harga dan spesifikasi yang diberikan patut menjadi pertanyaan bagi konsumen. Penampakan mesin yang dijual dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 13. Mesin Surimi Produksi Pabrikmesin.com Sumber : http:pabrikmesin.indonetwork.co.id Selain dari dalam negeri, persaingan pemasaran mesin surimi juga datang dari produsen mesin-mesin impor seperti China, Taiwan, Jepang, Jerman, Amerika, dan India. Berbagai cara 37 dilakukan produsen asing untuk memasarkan mesin surimi di Indonesia, baik melalui media internet online maupun membuka cabang distributor dalam negeri. Sebagai satu salah contoh, mesin surimi Tipe ZU-200 yang produksi China. Mesin ini dipasarkan dengan menggunakan agen penyalur atau distributor yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Agen-agen distributor tersebut antara lain PT. Toko Mesin Maksindo, CV. Graha Mesin Globalindo, CV. Catur Mitra Perkasa, dan CV. Maxmillian Indo Tehnik. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukan penjualan melalui internet online dan showroom. PT. Toko Mesin Maksindo memiliki tiga showroom sebagai cabang pemasaran, yakni terletak di komplek kantor dan pergudangan BIZ PARK Ciputra A2 No. 16 Pulogadung - Jakarta Timur, Ruko Laguna Kav 6-7 jalan S.P. Sudarmo 31 Malang - Jawa Timur, dan Jl. Ngagel Raya 77 M Surabaya. Showroom CV. Graha Mesin Globalindo terletak di jalan Kapi Sraba Raya Ruko Kav.3 10B39 Sawojajar-2 Malang - Jawa Timur. Showroom CV. Catur Mitra Perkasa berlokasi di jalan Bendungan Siguragura Barat Raya No 34 Malang-Jawa Timur, dan showroom CV. Maxmillian Indo Tehnik di jalan Klampok Kasri 2A10 Malang - Jawa Timur. CV. Maxmillian Indo Tehnik memasarkan tiga jenis mesin surimi produksi China, yakni Tipe ZU-200, Tipe CW-400, dan Tipe CW-300. Mesin surimi Tipe ZU-200 Gambar 10 dijual dengan harga 2.300 atau setara dengan Rp. 19.724.857 nilai tukar rupiah dalam Forex Exchange Rate Trading Sofware Tools pada Jum’at 27 Mei 2011, 1:46 pm adalah 1=Rp.8576,025. Mesin tersebut memiliki spesifikasi dimensi 800 x 600 x 860 mm, kapasitas 200 kgjam, daya listrik 1500 watt, 220 V50Hz1P, dan berat 190 kg. Mesin Tipe CW 400 memiliki kapasitas 400 kgjam, menggunakan voltase sebesar 220 V, dan memakai daya sebesar 2200 W. Mesin Tipe CW 300 memiliki kapasitas 300 kgjam, volatase 220 V, dan menggunakan daya sebesar 2200 W. Gambar 14. Mesin Surimi Tipe ZU-200 Produksi China Sumber: http:www.alatmesin.com Pesaing yang ada seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, memberikan keunggulan dari beberapa aspek seperti kapasitas produk dan harga. Akan tetapi tidak ada satu pun produk memiliki sertifikasi hasil pengujian performa mesin dari masing-masing yang dipasarkan tersebut. Hal ini menjadi kelemahan yang dimiliki pesaing selain penggunaan daya listrik yang besar jika dibandingkan dengan Suritech TM . f Peluang Pasar Adanya pesaing akan sangat mempengaruhi besarnya pangsa pasar yang dapat dicapai. Besarnya pencapaian pangsa pasar yang diraih juga dapat dipengaruhi oleh umur bisnis itu sendiri. Suritech TM merupakan sebuah bisnis yang masih tergolong baru. Fellows et al 1996 memperkiraan 38 pangsa pasar yang dapat dicapai untuk bisnis baru berdasarkan tingkat persaingan seperti yang terlihat pada Table 10. Tabel 10. Prakiraan Pangsa Pasar yang Akan Diraih Berdasarkan Persaingan Jumlah Pesaing Banyak Sedikit Satu Tidak Ada Ukuran Pesaing Besar Kecil Besar Kecil Besar Kecil Jenis Produk S B S B S B S B S B S B Pangsa Pasar 0,25 0-5 5-10 10-15 0,25 5-10 10-15 20-30 0-5 10-15 30-50 40-80 100 Sumber : Fellow et al 1996. Ket : S = Sama; B = Beda Berdasarkan hasil analisis pangsa pasar seperti Tabel 5. maka jumlah pesaing Suritech TM tergolong masih sedikit dengan ukuran pesaing kecil dan jenis produk tidak sama. Tidak sama karena masing-masing pesaing memberikan penawaran spesifikasi produk yang berbeda. Dan dengan demikian, pangsa pasar Suritech TM yang dapat diraih adalah sebesar 20-30 atau setara dengan 2.926 – 4.389 unit mesin bila dinilai dari tingkat konsumsi surimi penduduk per hari. Angka ini masih cukup besar sebagai target pencapaian suatu industri mesin yang baru. Perbandingan penawaran masing-masing mesin yang ditinjau dari segi harga dan spesifikasi mesin surimi tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perbandingan Beberapa Jenis Mesin Pengolahan Surimi di Indonesia Produsen Gambar dan Tipe Mesin Spesifikasi CV. Archigama Tipe FBS100 Harga : Rp. 26.000.000 tidak ada keterangan spesifikasi yang jelas Pabrikmesin.com Harga : Rp. 12.500.000 Kapasitas : 200 kgjam Daya Listrik: 1500watt Dimensi: 800x600x860mm Berat : 190 kg 39 Tabel 11. Perbandingan Beberapa Jenis Mesin Pengolahan Surimi di Indonesia Lanjutan Mesin Produksi China Tipe ZU 200 Harga : 2.300 Rp. 19.724.857 Kapasitas : 200 kg.jam Daya Listrik : 1500 watt Dimensi : 800x600x860mm Berat : 190 kg PT. Samudera Teknik Mandiri Suritech TM Generasi 7 Harga : Rp. 22.500.000 Kapasitas : 60-80 kg Daya Listrik : 400-600watt Dimensi : 720x720x950mm Berat : 200 kg Efektivitas : 94,18 Hasil Uji ALSINTAN, 2009 Dari Tabel 11, kita bisa melihat bahwa persaingan spesifikasi dan harga penjualan mesin pengolahan surimi dalam negeri cukup ketat. Harga dan kapasitas produksi biasanya menjadi pertimbangan utama dalam pembelian mesin. Harga mesin tertinggi adalah produksi CV. Archigama yakni sebesar Rp. 26.000.000. sedangkan harga terendah dimiliki oleh Pabrikmesin.com yakni senilai Rp. 12.500.000. Penawaran tinggi yang diberikan oleh CV. Archigama tidak barengi dengan keterangan spesifikasi mesin yang jelas sehingga dapat menimbulkan keraguan bagi konsumen yang tertarik akan produk tersebut. Sedangkan Pabrikmesin.com memberikan menawarkan harga yang sangat rendah. Perusahanaan ini juga memberikan gambaran dari kelebihan mesin yang dimilikinya, seperti pemakaian sparepart yang mudah didapatkan di seluruh Indonesia, perawatan mesin yang mudah untuk dibongkar pasang, menggunakan bahan besi baja bukan cor sehingga kekuatan struktur rangka lebih besar dan memberikan garansi selama 6 bulan pemakaian di luar motor penggerak. Kelemahan dari penawaran mesin ini adalah tidak adanya sertifikasi hasil uji dari lembaga resmi sehingga spesifikasi dan keandalan mesin tersebut masih perlu dipertanyakan. Jika ditinjau dari segi kapasitas produksi, rata-rata produsen menjanjikan nilai produksi yang cukup besar yakni 200 kgjam, kecuali Suritech TM yang hanya sebesar 60-80kgjam. Dengan kapasitas produksi yang besar seperti yang dijanjikan tersebut mesin-mesin pesaing Suritech TM tidak memberikan keterangan adanya hasil uji efektivitas mesin dari lembaga resmi. Sedangkan Suritech TM dengan kapasitas produksi yang tidak terlalu besar tersebut memberikan keterangan hasil pengujian mesin oleh ALSINTAN, Depatemen Pertanian dengan nilai hasil pengujian adalah sebesar 94,18 dan nilai susut hasil sebesar 3,40. Sehingga pembeli tidak merasa dirugikan dan kecewa dengan kinerja mesin setelah menggunakannya. Dari segi penggunaan daya listrik yang digunakan, rata-rata mesin menggunakan daya yang besar yakni 1500 watt. Daya listrik terkecil digunakan oleh Suritech TM yakni sebesar 400-600 watt. Sedangkan dari segi bahan yang digunakan, rata-rata mesin menggunakan bahan yang tahan karat seperti stainless steel di bagian yang bersentuhan langsung dengan ikan. Prinsip kerja dari masing- masing mesin tersebut sama yakni dengan menggunakan tekanan dari belt dan drum silinder berpori. 40

5.1.2 Strategi Pembentukan dan Pengembangan Pasar