Aspek Lingkungan Net Present Value NPV

59

5.3.3 Deskripsi Pekerjaan

Pada mulanya susunan awal struktur organisasi PT. STM sangat sederhana yakni hanya terdapat Staf Ahli, Direktur Utama, Manajer Administrasi, Keuangan dan Pemasaran, serta Teknisi. Tugas masing-masing struktur tersebut seperti yang telah dijelaskan pada Bab IV tentang profil singkat perusahaan. Secara umum deskripsi tugas dan tanggung jawab tersebut telah bagus. Akan tetapi dengan penambahan tenaga kerja seperti Tabel 15, maka klasifikasi tugas dan tanggung jawab perlu dilakukan sesuai dengan jabatan, seperti berikut: a. Staf Ahli Tugas : sebagai tenaga konsultan pengembangan mesin dan perusahaan. b. Direktur Utama Tugas : sebagai penanggung jawab atas keseluruhan aktivitas dan kegiatan perusahaan. c. Manajer Produksi, Logistik, dan Pemasaran Tugas : - Bertanggung jawab atas urusan Produksi dan Logistik bahan baku, bahan pembantu, transportasi dan distribusi - Membuat perencanaan produksi minimal 5 tahun ke depan dan mengontrol kontiyuitas produksi - Membuat perencanaan pemasaran untuk tahun-tahun kedepan sekaligus menetapkan sistem pemasaran dan menjalin kerjasama dengan konsumen-konsumen pengguna Suritech TM - Mencari dan menjalin hubungan kerjasama dengan distributor - Bertanggung jawab terhadap usaha-usaha promosi Suritech TM dan mengikuti pameran- pameran bisnis d. Manajer Admistrasi dan Keuangan Tugas : - Bertanggung jawab atas segala urusan administrasi yang mencakup pembukuan perusahaan dan maintenance perlengkapan - Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan yang mencakup pembukuan, mengatur pemasukan dan pengeluaran perusahaan - Bertanggung jawab dengan hubungan kerjasama sengan pihak lain e. Teknisi Tugas : - sebagai tenaga kerja langsung yang bertugas membuat mesin. Dalam hal ini teknisi dibagi dalam spesifikasi khusus untuk menangani tiap pekerjaan yang berbeda. Pembagian tersebut meliputi 2 orang di bagian pemotongan, 2 orang pengelasan, 1 orang perakitan, 1 orang quality control dan pengemasan.

5.4 Aspek Lingkungan

Seperti industri lain, industri mesin Suritech TM juga menghasilkan limbah. Akan tetapi limbah yang dihasilkan oleh industri mesin Suritech TM relatif kecil dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Limbah yang dihasilkan lebih banyak berupa limbah padat yakni potongan-potongan bahan yang tidak terpakai dan sisa-sisa kemasan alat Gambar 28. Limbah seperti ini dapat dengan mudah dikumpulkan untuk kemudian dijual kembali sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Limbah padat juga dihasilkan dari kegiatan administrasi kantor yang berupa kertas, plastik, dan bekas kemasan. Limbah-limbah tersebut hanya berdampak pada penurunan nilai estetika jika tidak dibuang pada tempatnya. Secara keseluruhan limbah padat yang dihasilkan masih dalam jumlah yang kecil sehingga mudah dalam penanganannya. 60 Gambar 28. Limbah Padat yang Dihasilkan dari Industri Mesin Suritech TM Limbah cair yang dihasilkan dari industri mesin Suritech TM adalah limbah hasil pencucian alat dan limbah domestik dari kegiatan sanitasi MCK. Limbah pencucian peralatan sangat kecil kuantitasnya karena hampir tidak ada alat yang harus dicuci setelah proses produksi atau pembuat mesin. Pencucian hanya dilakukan sesekali pada mesin atau peralatan yang kotor, hal ini dilakukan jika kotoran yang menempel sangat membandel karena mesin lebih banyak dilap dengan kain untuk membersihkannya dari kotoran yang menempel. Dampak lingkungan lain yang dihasilkan oleh industri mesin Suritech TM adalah polusi suara kebisingan. Kebisingan dihasilkan oleh peralatan yang digunakan pada proses pembuatan mesin, seperti alat pengelas dan palu pemukul. Kebisingan yang dihasilkan oleh alat-alat tersebut masih sangat kecil sehingga masih dapat ditoleransi karena masih dalam batas normal sehingga tidak mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar.

5.5 Aspek Legalitas

Agar pelaksanaan jalannya suatu industri diketahui, maka diperlukan suatu badan usaha sehingga keberadaannya dapat diakui oleh pemerintah. Suatu industri yang layak akan lebih berkembang jika telah memperoleh izin dari pemerintah. Jika suatu industri yang tidak layak tetap direalisasikan, maka akan beresiko besar untuk diberhentikan oleh pihak berwajib atau protes masyarakat. Suatu industri yang telah layak harus melegalkan badan usahan yang dijalankannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku didaerah setempat.

5.5.1 Badan Usaha

Kepemilikan bentuk perusahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba, resiko yang akan ditanggung, pembagian pengawasan dan aturan penguasaan perusahaan. Bentuk perusahaan mesin Suritech TM adalah Perseroan Terbatas PT. Usaha ini didirikan dengan modal usaha sebesar 50.000.000 yang terbagi atas 5.000 saham yang masing-masing memiliki nilai sebesar Rp. 10.000. Saat ini saham yang dimiliki PT. STM masih terbatas kepemilikinya oleh staf dalam organisasi PT.STM itu sendiri. Setiap pemegang surat saham tersebut mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang saham berhak atas keuntungan. Badan usaha PT. STM telah terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tertanggal 5 Mei 2009. Tinggal pengesahan diberikan pada 8 September 2010, dengan Nomor AHU- 0067611.AH.01.09 yang disahkan oleh Dr. Aidir Amin Daud, SH., MH., DFM selaku Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. Usaha ini telah mendapatkan surat keterangan domisili usaha dari Kelurahan Padasuka dan Kecapamatan Ciomas. Dari Kelurahan Padasuka PT.STM mendapatkan izin usaha dengan No. 503140-Ekbang yang disahkan oleh Lurah Subagdjo sedangkan dari kecamatan Ciomas memperoleh surat izin dengan No. 503.51728VII2009 yang disahkan oleh Drs. H. M. Wirakusumah, M.Si. 61

5.5.2 Pajak

Semua industri di Indonesia tidak terlepas dari kewajiban pajak. Pajak yang dibebankan untuk suatu perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD, perseroan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau lembaga dan untuk usaha tetap. Penentuan besar pajak penghasilan yang dilakukan berdarakan Undang-Undang Perpajakan No.36 tahun 2008 pasal 17 ayat 1b menyatakan bahwa pajak penghasilan suatu badan dalam negeri dan bentuk usaha adalah sebesar 28.

5.6 Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dilakukan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Analisis finansial dilakukan dengan asumsi pengembangan PT. STM pada tahun yang akan datang. Analisis dilakukan dengan menggunakan parameter dari perusahaan yang ada saat ini. Hal ini perlu dilakukan untuk memperhitungkan kemungkinan keuntungan yang tinggi agar harapan untuk mendapatkan nilai lebih pada waktu mendatang dapat tercapai. Parameter yang berasal dari analisis sebelumnya antara lain adalah kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung dan proyeksi harga-harga.

5.6.1 Asumsi Perhitungan Finansial

Sebelum analisis ini dilakukan maka perlu diberikan asumsi-asumsi awal sebagai dasar perhitungan nilai-nilai kelayakan finansial yang ada. Asumsi yang dilakukan pada industri mesin Suritech TM PT. STM adalah sebagai berikut. a. Umur investasi diasumsikan selama 10 tahun b. Nilai sisa tanah diasumsikan tetap, nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek adalah 50 dari nilai awal, nilai sisa mesin dan peralatan adalah 10 dari nilai awal. c. Umur ekonomis mesin dan peralatan produksi adalah 10 tahun dan peralatan kantor adalah 5 tahun. d. Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan sebesar 10 per tahun dari harga awal. e. Kapasitas produksi sebanyak 8 unit mesinbulan. f. Jumlah hari kerja per tahun adalah 288 hari dengan asumsi jumlah jam kerja per hari adalah 8 jam selama 6 hari kerja per minggu. g. Proyek dimulai pada tahun ke-0 nol sedangkan produksi pertama dimulai pada tahun ke-1 satu. h. Kapasitas produksi pada tahun ke-1 adalah sebesar 60, tahun ke-2 adalah 80, tahun ke-3 seterusnya adalah 100. i. Pajak dihitung berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk pajak badan usaha yaitu sebesar 28. Uraian asumsi lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 3. 5.6.2 Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan industri Suritech TM yang baru. Biaya investasi terbagi atas biaya investasi tetap dan biaya modal kerja. Biaya investasi tetap meliputi biaya perizinan, tanah dan bangunan, fasilitas penunjang, mesin dan peralatan produksi, alat kantor, dan sarana distribusi transportasi. Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan industri mesin Suritech TM adalah sebesar Rp 956.560.000,-. Rincian biaya investasi tetap tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. dan rincian lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. 62 Tabe 16. Komponen Biaya Investasi No. Komponen Nilai Total Rp 1 Biaya prainvestasi 60.000.000 2 Tanah dan bangunan 496.000.000 3 Fasilitas Penunjang 15.000.000 4 Mesin dan Peralatan 130.600.000 5 Alat kantor 18.000.000 6 Sarana Distribusi Material 150.000.000 Subtotal 869.600.000 Kontingensi 10 86.960.000 Total 956.560.000 Biaya modal kerja adalah biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan industri Suritech TM ini. Pada penelitian ini biaya modal kerja dihitung berdasarkan biaya operasional yang dibutuhkan selama 1 tahun pada kapasitas produksi 60. Biaya modal kerja meliputi upah tenaga kerja, biaya administrasi, promosi, dan overhead, biaya bahan baku dan bahan penunjang, biaya kemasan, bahan bakar, dan listrik. Modal kerja yang dibutuhkan oleh industri mesin Suritech TM tersebut dapat dilihat pada Tabel 17. dan rincian lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 17. Komponen Modal Kerja No. Komponen Modal Kerja Nilai Rptahun 1 Upah tenaga kerja 261.600.000 2 Biaya administrasi, promosi, dan overhead 15.000.000 3 Bahan baku dan penunjang 429.126.000 4 Kemasan 4.800.000 5 Listrik 68.250.000 Total 778.776.000

5.6.3 Sumber Dana dan Struktur Pembiayaan

Sumber dana yang digunakan untuk berdirinya suatu industri dapat berasal dari dua sumber yakni modal sendiri investor dan modal pinjaman. Saat ini PT. STM berjalan atas modal sendiri. Selain itu, perusahaan ini telah mendapatkan bantuan pengembangan usaha dari program inkubasi oleh RAMP Recognition and Mentoring Program IPB. Dan untuk pengembangannya dimasa yang akan datang diasumsikan porsi pendanaan Debt Equity Ratio yang digunakan adalah 100 dari dana sendiri dan 0 dari pinjaman bank. Dengan demikian total biaya investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp 1.735.336.000 yang terdiri dari biaya investasi tetap sebesar Rp 956.560.000 dan biaya modal kerja sebesar Rp 778.776.000.

5.6.4 Biaya dan Prakiraan Penerimaan

Biaya yang digunakan dalam analisis finansial ini dikategorikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya akan berubah dengan perubahan intensitas volume kegiatan. Biaya variabel meliputi biaya bahan baku dan bahan penunjang, biaya kemasan, biaya bahan bakar, biaya listrik, gaji tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dan biaya distribusi material. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya produksi tetap, biaya administrasi umum tetap, dan penyusutan. Rincian biaya penyusutan dan komposisi biaya tetap dan biaya variabel 63 diperlihatkan pada Lampiran 6. Perhitungan biaya per unit produk ditentukan dengan metode full costing yakni melalui persamaan berikut: Dari persamaan tersebut maka diperkirakan biaya per unit mesin Suritech pada tahun pertama adalah sebesar Rp 16.957.354,- , pada tahun ke-2 sebesar Rp 15.338.266,- pada tahun ke-3 dan seterusnya adalah Rp. 14.366.813,- . Pada tahun ke-1, dan tahun ke-2, prakiraan biaya per unit mesin lebih tinggi daripada tahun ke-3 dan seterusnya dikarenakan kapasitas produksi pada tahun ke-1, dan 2 belum mencapai 100. Harga jual mesin Suritech per unit yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 22.500.000,-. Dengan harga jual ini maka profit yang diperoleh sebesar 32,69 – 56,61. Prakiraan penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-1 adalah sebesar Rp. 1.296.000.000,-, tahun ke-2 sebesar Rp. 1.728.000.000, dan pada tahun ke-3 dan seterusnya adalah sebesar Rp. 2.160.000.000. Penerimaan yang diperoleh tersebut semakin tinggi setiap tahunnya sesuai dengan kapasitas dan penjual mesin yang meningkat. Harga dan prakiraan penerimaan dihitung dengan asumsi harga tetap selama periode operasi. Data harga dan penerimaan dapat dilihat pada Tabel 18. dan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 18. Harga dan Prakiraan Penerimaan Tahun ke- Produksi per tahun unit Biaya per unit produk Rpunit Harga jual Rpunit Penerimaan Rp 1 58 16.949.411 22.500.000 1.296.000.000 2 77 15.332.309 22.500.000 1.728.000.000 3 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 4 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 5 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 6 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 7 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 8 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 9 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000 10 96 12.265.847 22.500.000 2.160.000.000

5.6.5 Proyeksi Rugi Laba

Proyeksi rugi laba digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian yang bisa diperoleh dari industri mesin Suritech ini. Proyeksi ini memuat informasi mengenai proyeksi total penerimaan dan pengeluaran. Selisih antara proyeksi total penerimaan dan pengeluaran merupakan nilai earning before interests and taxes EBIT atau besarnya labarugi sebelum pembayaran bunga dan pajak. Laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi dengan pembayaran bunga dan pajak. Besarnya proyeksi rugi laba dapat dilihat pada Tabel 19. dan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 7. 64 Tabel 19. Proyeksi Rugi Laba Tahun ke- Total Penerimaan Total Pengeluaran EBIT Pajak Laba bersih 1 1.296.000.000 976.286.100 319.713.900 89.519.892 230.194.008 2 1.728.000.000 1.177.521.300 550.478.700 154.134.036 396.344.664 3 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 4 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 5 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 6 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 7 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 8 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 9 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320 10 2.160.000.000 1.378.756.500 781.243.500 218.748.180 562.495.320

5.6.6. Proyeksi Arus Kas

Aliran kas dihitung dengan mengurangi aliran kas masuk dengan mengurangi aliran kas keluar setiap tahunnya. Aliran arus kas proyek dikelompokkan menjadi tiga yaitu aliran kas awal initial cash flow aliran kas periode operasi operational cash flow, dan aliran kas terminal terminal cash flow Soeharto, 2000. Aliran kas masuk terdiri dari modal kerja sendiri dan pinjaman initial cash flow, laba bersih, depresiasi operatonal cash flow, dan pengembalian modal kerja terminal cash flow. Aliran kas keluar terdiri dari investasi tetap, modal kerja, dan angsuran pinjaman. Kas bersih didapatkan dengan mengurangi kas masuk dan kas keluar setiap tahunnya. Secara lebih jelas proyeksi arus kas industri mesin Suritech TM dapat dilihat pada Tabel 20. dan rinciannya dapat dilihat padat Lampiran 8. Tabel 20. Proyeksi Arus Kas Tahun ke- Total Kas Masuk Total Kas Keluar Aliran Kas Bersih - 956.560.000 956.560.000 1 274.442.608 155.360.933 119.081.675 2 440.593.264 188.900.133 251.693.131 3 606.743.920 222.439.333 384.304.587 4 606.743.920 222.439.333 384.304.587 5 608.543.920 240.439.333 368.104.587 6 606.743.920 222.439.333 384.304.587 7 606.743.920 222.439.333 384.304.587 8 606.743.920 222.439.333 384.304.587 9 606.743.920 222.439.333 384.304.587 10 1.750.539.920 222.439.333 1.528.100.587

5.6.7. Kriteriak Kelayakan Investasi

Kriteria kelayakan investasi yang digunakan antara lain Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Pay Back Period PBP. Perhitungan 65 kriteria ini didasarkan pada aliran kas bersih net cash flow pada proyeksi arus kas. Discount factor yang digunakan adalah 16.

a. Net Present Value NPV

Net Present Value NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek investasi. Perhitungan angka yang dihasilkan menunjukan besarnya penerimaan bersih selama 10 tahun setelah dikalikan dengan discount factor yang dihitung pada masa sekarang. Berdasarkan perhitungan, nilai NPV pada industri mesin Suritech TM adalah sebesar Rp. 825.245.901,- . Nilai tersebut lebih besar dari nol, sehingga pendirian industri ini dinilai layak berdasarkan nilai NPV.

b. Internal Rate of Return IRR