Badan Usaha Pajak Aspek Legalitas

60 Gambar 28. Limbah Padat yang Dihasilkan dari Industri Mesin Suritech TM Limbah cair yang dihasilkan dari industri mesin Suritech TM adalah limbah hasil pencucian alat dan limbah domestik dari kegiatan sanitasi MCK. Limbah pencucian peralatan sangat kecil kuantitasnya karena hampir tidak ada alat yang harus dicuci setelah proses produksi atau pembuat mesin. Pencucian hanya dilakukan sesekali pada mesin atau peralatan yang kotor, hal ini dilakukan jika kotoran yang menempel sangat membandel karena mesin lebih banyak dilap dengan kain untuk membersihkannya dari kotoran yang menempel. Dampak lingkungan lain yang dihasilkan oleh industri mesin Suritech TM adalah polusi suara kebisingan. Kebisingan dihasilkan oleh peralatan yang digunakan pada proses pembuatan mesin, seperti alat pengelas dan palu pemukul. Kebisingan yang dihasilkan oleh alat-alat tersebut masih sangat kecil sehingga masih dapat ditoleransi karena masih dalam batas normal sehingga tidak mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar.

5.5 Aspek Legalitas

Agar pelaksanaan jalannya suatu industri diketahui, maka diperlukan suatu badan usaha sehingga keberadaannya dapat diakui oleh pemerintah. Suatu industri yang layak akan lebih berkembang jika telah memperoleh izin dari pemerintah. Jika suatu industri yang tidak layak tetap direalisasikan, maka akan beresiko besar untuk diberhentikan oleh pihak berwajib atau protes masyarakat. Suatu industri yang telah layak harus melegalkan badan usahan yang dijalankannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku didaerah setempat.

5.5.1 Badan Usaha

Kepemilikan bentuk perusahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba, resiko yang akan ditanggung, pembagian pengawasan dan aturan penguasaan perusahaan. Bentuk perusahaan mesin Suritech TM adalah Perseroan Terbatas PT. Usaha ini didirikan dengan modal usaha sebesar 50.000.000 yang terbagi atas 5.000 saham yang masing-masing memiliki nilai sebesar Rp. 10.000. Saat ini saham yang dimiliki PT. STM masih terbatas kepemilikinya oleh staf dalam organisasi PT.STM itu sendiri. Setiap pemegang surat saham tersebut mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang saham berhak atas keuntungan. Badan usaha PT. STM telah terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tertanggal 5 Mei 2009. Tinggal pengesahan diberikan pada 8 September 2010, dengan Nomor AHU- 0067611.AH.01.09 yang disahkan oleh Dr. Aidir Amin Daud, SH., MH., DFM selaku Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. Usaha ini telah mendapatkan surat keterangan domisili usaha dari Kelurahan Padasuka dan Kecapamatan Ciomas. Dari Kelurahan Padasuka PT.STM mendapatkan izin usaha dengan No. 503140-Ekbang yang disahkan oleh Lurah Subagdjo sedangkan dari kecamatan Ciomas memperoleh surat izin dengan No. 503.51728VII2009 yang disahkan oleh Drs. H. M. Wirakusumah, M.Si. 61

5.5.2 Pajak

Semua industri di Indonesia tidak terlepas dari kewajiban pajak. Pajak yang dibebankan untuk suatu perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD, perseroan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau lembaga dan untuk usaha tetap. Penentuan besar pajak penghasilan yang dilakukan berdarakan Undang-Undang Perpajakan No.36 tahun 2008 pasal 17 ayat 1b menyatakan bahwa pajak penghasilan suatu badan dalam negeri dan bentuk usaha adalah sebesar 28.

5.6 Aspek Finansial