terlalu paham sama itu, paling tidak terima aja jadi dianggap dan ngga bisa ngapa-ngapain.”
27
Dalam pernyataan para narasumber dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Cipinang mencoba bersikap menerima dengan keadaan
lingkungan yang diakibatkan oleh adanya Perusahaan Tambang waaupun sesungguhnya masyarakat menyimpan kekesalan dalam hatinya. Hal ini
dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan yang demikian. Walaupun masyarakat banyak yang memendam kekesalan dalam hati namun
mereka tidak dapat mengungkapkannya langsung ke perusahaan-perusahaan, karena ketidakmampuan mayarakat untuk menghadap langsung dan tidak
adanya fasilitas untuk menyampaikan keluhan serta kekesalan tersebut. Apa yang dirasakan masyarakat pun dirasakan oleh peneliti ketika melaksanakan
pengamtan kesal karena kondisi jalan yang menyulitkan peneliti menuju lokasi pnelitian namun tidak tahu harus mengungkapkannya kepada siapa.
3. Sikap Masyarakat Dalam Ranah Konatif terhadap Perusahaan
Tambang batu Andesit.
Aspek konatif adalah aksi bentuk nyata dari sikap yang tercermin dalam diri manusia. Aspek konatif disini ada dalam bentuk perbuatan atau tindakan
manusia terhadap suatu objek. Aspek konatif merupakan bagian ketiga dari aspek-aspek sikap.
a. Tanggungjawab perusahaan tambang dan pemerintah
Perusahaan tambang andesit yang berada di Desa Cipinang sangat merusak kenyaman masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Masyarakat merasa kesal dengan keadaan tersebut. Masalah lingkungan yang diakibatkan perusahaan tambang ini semata-mata bukan keseluruhan
kesalahan perusahaan tambang, karna adanya perusahaan tambang ini pasti sudah memiliki izin pendiriannya dari pemerintah setempat. Sehingga
pemerintah pun yang memberi izin ikut ambil alih dalam
pertanggungjawaban tersebut.
27
Wawancara Pribadi dengan Anto selaku Pemuda Desa Cipinang.
“paling nggak disini masyarakatnya kalau bisa bertanggungjawab dalam bentuk kecil, kalau dalam bentuk yang luasnya lagi ya
pemerintah,aparat dari tingkat provinsinya, kabupaten bogor,kalau sekarang mah buat PT PT yang kayak gini tambang batu,mereka lebih
tahu dampak kayak gini,sudah mereka perhitungkan.”
28
Menurut anto dalam wawancara tersebut, tanggungjawab terhadap kerusakan lingkungan yang ada merupakan tanggungjawab masyarakat,
pemerintah dan perusahaan itu sendiri. Sedangkan menurut ketua RT 03 yang harus bertanggungjawab yaitu perusahaan dan aparat desa. Artinya dari
pernyataan tersebut bahwa masyarakat adalah korban sehingga harus dipertanggungjawabkan dan diperjuangkan kesejahteraannya.
“Yang namanya tripartide itu sudah jelas, antara perusahaan, masyarakat, dengan pemerintah itu sendiri. Ya kerena memang itu tadi
regulasinya sudah jelas akhirnya, dana csa kemana gitu?,perbaikan air gimana?, belum lagi kita bahas tentang pendidikan gitu, emang masalah
kalo misalkan kita hitung 250 ton perjam perhari kita kalkulasi, kita kasih Rp.500 baja satu ton itu perjam, missal jangankan 24 jam 20 jam
saja dikali 500 sehari itukan sudah berapa gitu, dari kapasitas produksi cuman itu jadi, eh.. herta kalo di kalkulasi harusnya sebulan itu rata-rata
75 juta satu mesin atau perusahaan.”
29
Menurut pak alif yang bertanggungjawab terhadap dampak yang ada itu harusnya pemerintah dan perusahaan. Bentuk tanggungjawab yang
seharusnya dilakukan pun ada bentuk nyatanya. Namun menurut paisal sejauh ini peranan pemerintah masih belum ada.
Pernyataan tentang tidak adanya peranan pemerintah pun dibenarkan oleh pak Awang selakun Ketua RT bahwa pemerintah kurang tanggap dan
tegas dalam menghadapi perusahaan tambang serta damapaknya. “kurang tanggap, karena kan itu, sebetulnya kan perusahaanya kan itu
tergantung pemerintah desa, dia, apapun kemungkinana kepentingan masyarakat kalau di tangani secara baik mungkin secara baik ya
terutama tadi tuh walaupun 100 mungkin bisa lah kalau musim kemarau dampak nih air bersih di kasih, sekarang belum ada, kalau
bener-bener ya orang kelabakan.”
28
Wawancara pribadi dengan anto selaku pemuda desa Cipinang.
29
Wawancara Pribadi dengan pak Alif selaku tokoh masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa memang pemerintah kurang berperan dalam tanggungjawabnya memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat. Hal itu terbukti dari tidak adanya kegiatan pemerintah untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan
masyarakat. Padahal masyarakat merasa kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari ditengah lingkungan yang demikian.
Senada dengan pemerintah perusahaan pun kurang adanya peranan terhadap masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ketiadaannya dalam
mengurangi dampak lingkungan yang ada. Kalaupun ada hanya bersifat sementara tidak berlangsung lama. Seperti pengurugan jalan yang rusak
hanya dengan batu dan tanah tanpa di aspal, dan penyiraman air ke jalan utama untuk mengurangi polusi udara akibat adanya mobil besar lewat yang
mengangkut pasir. Pada saat observasi pun peneliti melihat hal demikian.
b. Keikutsertaan Masyarakat dalam membantu mengurangi
dampak lingkungan yang ada.
Masyarakat Desa Cipinang yang selama ini mengalami tinggal di lingkungan yang kurang baik seharusnya melakukan tindakan untuk
membantu perusahaan dan pemerintah menguranginya. Namun pada kenyataannya masyarakat pun hanya bersifat diam dan cenderung tidak peduli
dengan kerusakan yang ada. Hal ini terbukti dari beberapa wawancara dan pengamatan bahwa masyarakat yang ada tidak memiliki peran untuk
mengurangi kerusakan lingkungan dalam masyarakat. Kalaupun ada hanya lingkup kecil disekitar rumahnya saja. Masyarakat sejauh ini hanya menuntut
ke perusahaan dan pemerintah untuk memenuhi ganti rugi atas ketidak nyamanan masyarakat tinggal di Desa Cipinang dengan tuntutan berupa
materi. “belum, masyarakat masih adem ayem diem. Ibu juga belum, soalnya
ibu kalau ada kegiatan tidak ikut ikutan kalau ada masyarakat yang kaya gitu pasti ngikut.”
Dari penuturan diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya masyarakat ingin sekali untuk mengurangi dampak yang ada, namun tidak ada sosok yang