Bagian yang diterima oleh masing-masing anak pewaris

2. Berapa bagian yang didapat oleh tiap-tiap ahli waris yang berhak menerima warisan? Jawab 1. Ahli waris yang berhak untuk menerima warisan dalam kasus ini tidak ada. Dikarenakan pasangan pewaris istri pewaris masih hidup. Jika istri masih hidup, maka seluruh harta pewaris dipegang, dikuasai dan dimanfaatkan oleh istri pewaris. Jika istri pewaris sudah meninggal dunia, maka ahli waris yang memiliki hak untuk mendapatkan harta warisan pewaris adalah 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. 2. Berapa bagian yang didapat oleh tiap-tiap ahli waris yang berhak menerima warisan a. Anak perempuan bungsu mendapatkan 1 rumah rumah tua pusaka dan 1 bidang tanah. ketentuan kewarisan adat suku Domo Dengan demikian, maka harta warisan yang tersisa adalah: 1 2 rumah 1 rumah untuk anak perempuan 2 5 mobil 3 3 sepeda motor 4 4 bidang tanah 5 Uang Rp. 500.000.000,- 250.000.000 100.000.000 7.000.000 200.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 21.000.000 800.000.000 500.000.000 Total Rp. 2.321.000.000 2.321.000.000 : 5 = 464.200.000 sisa harta : jumlah ahli waris Jadi, bagian masing-masing ahli waris yang berhak menerima harta warisan adalah: 1. Anak perempuan bungsu anak kelima: a. Rumah tua pusaka b. Tanah satu bidang c. Rp. 464.200.000,- 2. Anak pertama, kedua, ketiga dan keempat: a. Rp. 464.200.000,- 74

BAB IV KEWARISAN MASYARAKAT SUKU DOMO DITINJAU DARI

KEWARISAN ISLAM A. PEMAHAMAN MASYARAKAT SUKU DOMO TERHADAP KEWARISAN ISLAM DAN PENERAPANNYA Kewarisan Islam merupakan bagian dari ketentuan-ketentuan agama Islam yang tidak semua orang dapat menguasainya. Walaupun demikian, kewarisan Islam merupakan ketentuan agama yang harus dilaksanakan dan menjadi wajiban bagi umat muslim. Pada umumnya, masyarakat memahami kewarisan Islam sebatas ketentuan agama yang hanya diketahui oleh para ustad dan santri saja. Demikian juga dengan masyarakat suku Domo, tidak seluruh lapisan masyarakat memiliki pemahaman yang mendalam berkenaan dengan kewarisan Islam. 1 Pemahaman kewarisan Islam masyarakat suku Domo di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar-Riau dapat dijelaskan melalui poin-poin berikut: 1. Kewarisan merupakan ketentuan syariat. Masyarakat suku Domo menyadari bahwa perintah-perintah yang Allah SWT sampaikan dalam Alquran dan sunnah Nabi merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan. Masyarakat juga memahami bahwa kewarisan Islam merupakan ketetapan Allah SWT yang dijelaskan dalam Alquran yang menjadi pedoman utama umat muslim. Selain penjelasan yang tercantum 1 Wawancara Pribadi dengan Sumissri. Siak Hulu, 17 April 2016. dalam Alquran, tercantum dalam Alquran, masyarakat suku Domo juga mengetahui bahwa kewarisan Islam juga dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Masyarakat suku Domo memahami bahwa mereka memiliki kewajiban untuk menjalankan perintah Allah SWT, tidak terkecuali kewarisan Islam, disebabkan mereka adalah masyarakat beradat yang memeluk agam Islam. 2 2. Pemahaman terhadap pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat kewarisan. Secara umum, masyarakat suku Domo yang pernah mempelajari kewarisan Islam mengerti maksud dari kewarisan Islam. Mereka memaknai kewarisan sebagai suatu tata cara pembagian harta warisan yang ditinggalkan oleh pewaris sesuai dengan ketetapan yang telah dijelaskan dalam Alquran dan hadis Nabi. Masyarakat suku Domo mengetahui bahwa kewarisan Islam berlandaskan Alquran dan hadis Nabi sebagai pedoman kehidupan umat Islam. Pemahaman masyarakat suku Domo tentang rukun kewarisan cukup baik, mereka mengetahui bahwa kewarisan terjadi jika ada yang mewariskan harta, yakni orang yang meninggalkan harta ketika ia meninggal dunia, adanya ahli waris, yakni orang yang menerima harta warisan, dan adanya harta yang diwariskan, yakni harta yang akan diberikan kepada ahli waris, mereka tidak mengetahui adanya harta bersama. Namun, banyak masyarakat yang tidak dapat menyebutkan siapa saja yang menjadi ahli waris secara keseluruhan. 2 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. Mereka hanya mengetahui suamiistri, anak, orang tua, saudara dan sanak bapak. Singkat kata, mereka hanya mengetahui ahli waris menurut kewarisan adat suku Domo. Pemahaman masyarakat tentang syarat kewarisan hanya sebatas wafatnya pewaris, hidupnya ahli waris dan adanya harta warisan. Masyarakat suku Domo, secara umum, tidak mengetahui dan tidak dapat menyebutkan bunyi dasar hukum kewarisan Islam, baik yang terdapat dalam Alquran maupun maupun hadis. Bahkan banyak dari masyarakat suku Domo yang tidak dapat menyebutkan ayat dan surat yang menjadi dasar kewarisan dalam Alquran. 3. Pemahaman sebab-sebab dan penghalang kewarisan. Kebanyakan masyarakat suku Domo memahami penyebab terjadinya kewarisan itu adalah sebab hubungan darah dan pernikahan. Hubungan memerdekakan budak dan hubungan agama, masyarakat awam tidak memahaminya. Pemahaman penghalang kewarisan yang paling banyak disebutkan oleh masyarakat suku Domo adalah murtad dan perceraian. Untuk penyebab yang lainnya, mereka tidak mengetahuinya. 4. Macam-macam ahli waris dan bagian masing-masing. Macam-macam ahli waris yang dipahami oleh masyarakat suku Domo, secara umum, adalah ahli waris yang ditetapkan bagiannya. Untuk ‘ashabah, tidak semua masyarakat suku Domo yang mengetahui dan memahami maksud dari ‘ashabah ini. Pemahaman masyarakat tentang bagian yang didapat oleh ahli waris bisa dikatakan sangat minim. Masyarakat, secara umum, hanya mengetahui bahwa anak laki-laki mendapatkan bagian yang lebih besar dari anak perempuan, yakni dengan perbandingan 2:1. Untuk hak yang didapat oleh dzawil furudh, mereka hanya mengetahui bahwa pemberian hak tersebut hanya dalam bentuk pecahan, namun mereka tidak dapat menyebutkan besarnya bagian-bagian tersebut, terlebih jika ditanyakan berapa besar hak yang didapat oleh salah satu dan atau seluruh ahli waris yang ada. Mereka juga tidak mngetahui hijab-mahjub yang ada dalam kewarisan Islam. Gambaran pemahaman masyarakat suku Domo terhadap kewarisan Islam di atas mendeskripsikan bahwa masyarakat suku Domo secara umum hanya memahami garis-garis dasar dari kewarisan. Dengan pemahaman yang kurang dalam tersebut, mereka tidak dapat menyelesaikan pembagian harta warisan dengan menggunakan kewarisan Islam jika tidak dipandu dan tuntun oleh orang yang memiliki pemahaman kewarisan Islam yang mendalam. Pemahaman mendasar di atas menyebabkan masyarakat suku Domo tidak memahami kewarisan Islam secara mendalam. Selain itu ada beberapa faktor penyebab pemahaman kewarisan Islam yang kurang mendalam. Adapun faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tidak mendapatkan pembelajaran secara khusus dibangku pendidikan. masyarakat suku Domo lebih dominan melanjutkan jenjang pendidikan ke sekolah-sekolah umum yang tidak mengajarkan kewarisan Islam secara mendalam dibandingkan melanjtkan pendidikan ke sekolah-sekolah yang mendalami ilmu agama secara khusus.