Ketentun Kewarisan Adat Suku Domo

mereka. Hal inilah salah satu alasan harta tersebut dipegang, dikuasai dan dimanfaatkan oleh orang tua yang masih hidup. 45 2 Waktu dan Tempat Pembagian Pembagian harta warisan dalam kewarisan Islam dapat dilakukan setelah memakamkan jenazah dan melepaskan seluruh kewajiban yang harus dibayar seperti hutang dan sbeagainya. Namun dalam ketentuan adat suku Domo, harta warisan tidak dapat diberikan kepada ahli waris. Hal ini berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat suku Domo yang memiliki harta warisan, baik sudah berkeluarga ataupun belum berkeluarga. Harta warisan hanya dapat dibagikan kepada ahli waris jika pasangan pewaris suami atau istri juga telah meninggal dunia. Jika salah satu dari pasangan suami istri ini masih hidup, maka harta warisan tersebut tidak dapat dibagikan kepada ahli warisnya. Ketentuan ini berlaku untuk masyarakat suku Domo yang telah berkeluarga. 46 Jika pasangan si pewaris juga telah meninggal dunia, harta tersebut juga belum bisa diberikan kepada ahli waris, namun ada sela waktu yang ditentukan oleh adat yakni selepas hari kamis yang kelima terhitung dari hari kematian pewaris. 47 Suku Domo mengenal hal ini dengan nama abi bilang aghi sehabis bilangan hari yang dalam istilah adat dikenal tungku sajoghang 48 . Ketentuan ini 45 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 46 Wawancara Pribadi dengan Datuk Sawir. Siak Hulu, 29 April 2016. 47 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 48 Tungku adalah tempat untuk menanak nasi dan memasak. Sajoghang dapat diartikan nasi yang telah selesai ditanak dimasak atau lauk-pauk yang sudah matang. Istilah tungku berlaku untuk pewaris yang sudah berkeluarga ataupun belum berkeluarga. Jika pewaris sudah berkeluarga, maka harta warisan dibagikan kepada ahli waris setelah bilang aghi dari kematian pasangan pewaris yang menguasai harta pewaris. Jika pewaris belum berkeluarga, harta tersebut dibagikan hanya setelah abi bilang aghi. 49 Tempat pembagian harta warisan ini adalah uma tuo yang dijadikan sebagai harta warisan yang diberikan kepada anak perempuan atau anak perempuan yang paling bungsu. Jika pewaris tidak memiliki uma tuo, maka pembagian dilakukan di rumah saudara yang dituakan atau rumah ahli waris yang dituakan yang menjadi wali waris para ahli waris. Jika tidak, maka pembagian dilakukan di balai adat suku Domo. Namun biasanya dilakukan di uma tuo atau wali waris. 50 3 Cara Pembagian Cara pembagian harta warisan dalam ketentuan kewarisan suku Domo melalui jalan kekeluargaan dan kekerabatan yakni dengan bermusyawarah. Ahli waris berkumpul dan bermusyawarah untuk mencari kata mufakat dalam membagikan harta warisan. Dalam istilah masyarakat suku Domo dikenal dengan baombuok. Hal ini dilakukan agar seluruh ahli waris merasa senang, merasa puas dan tidak merasa cemburu antar sesama ahli waris. 51 sajoghang dalam kewarisan suku Domo memiliki makna bahwa pembagian harta warisan dilakukan pada waktu yang tepat. Waktu yang tepat disini bermakna dalam tenggang waktu yang cukup lama tersebut para ahli waris sudah mengeluarkan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi, seperti membayarkan hutang pewaris dan sebagainya, dan masa berkabung keluarga sudah dilewati. 49 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 50 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 51 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. Musyawarah tersebut dilakukan di rumah tua, atau di rumah wali waris, atau di balai adat, malihat situasi dan kondisi, tapi pada umumnya musyawarah pembagian harta warisan tersebut dilakukan di rumah tua. Musyawarah tersebut diawasi, dipimpin dan diputuskan oleh ninik mamak atau pemuka adat. Dalam musyawarah tersebut, selain para ahli waris yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya, ninik mamak juga mendatangkan alim ulama dan pemuka masyarakat. 52 Dalam musyawarah tersebut, ninik mamak berperan untuk memberikan pembelajaran dan penjelasan kepada ahli waris berkenaan dengan ketentuan- ketentuan kewarisan menurut adat suku Domo. 53 Sementara itu, alim ulama berperan memberikan penjelasan kepada para ahli waris berkenaan dengan kewarisan Islam. Setelah pemuka adat dan alim ulama memberikan penjelasan mengenai kewarisan menurut adat dan kewarisan Islam, pemuka adat memberikan kebebasan kepada para ahli waris untuk memilih menggunakan kewarisan adat suku Domo atau kewarisan Islam. Jika ahli waris memilih menggunakan kewarisan adat, maka ahli waris akan bermusyawarah untuk membagi harta warisan. Dalam musyawarah tersebut, seluruh ahli waris akan berembuk untuk membagikan harta warisan. Jika ada ahli waris yang menurut ketentuan adat tidak mendapatkan bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lain, seperti orang tua ahli waris yang terhalang oleh anak pewaris yang ingin mendapat bagian dari harta warisan pewaris, dapat mengajukan permohonan kepada anak pewaris untuk diberikan bagian dari harta warisan karena anak merupakan ahli waris yang 52 Wawancara Pribadi dengan Datuk Sawir. Siak Hulu, 29 April 2016. 53 Wawancara Pribadi dengan Datuk Sawir. Siak Hulu, 29 April 2016. menghijab seluruh ahli waris yang lain dan ia yang memiliki hak penuh terhadap harta warisan tersebut. Dengan demikian, maka penuntutan bagian harta warisan diluar musyawarah tidak akan ditanggapi. Namun belum ditemukan adanya kasus yang demikian terjadi di masyarakat suku Domo di Kecamatan Siak Hulu, kabupaten Kampar-Riau ini. 54 Hasil musyawarah para ahli waris, biasanya, ada dua bentuk. Pertama, membagi rata seluruh harta warisan kepada ahli waris yang memiliki hak atas harta warisan tersebut. Kedua, memberikan bagian yang lebih kepada ahli waris yang memiliki pengahasilan yang kurang. Namun dapat dikatakan hampir seluruh hasil musyawarah tersebut adalah dengan membagi rata harta warisan sisa harta dari rumah yang satu dan tanah sebidang yang diberikan kepada anak perempuan atau anak perempuan bungsu kepada ahli waris yang berhak. 55 Jika pewaris memiliki istri lebih dari satu orang, maka masing-masing istri memiliki hak untuk memegang, menguasai dan memanfaatkan harta warisan pewaris terhitung dari ia menikah dengan pewaris. Istri tua memiliki bagian atas harta yang didapat suami pewaris semasa pernikahan dengan madunya istri kedua, ketiga, dan keempat. Untuk anak pewaris mendapatkan harta warisan yang pegang, dikuasai dan dimanfaatkan oleh ibu kandung mereka. 56 Lebih lanjut, penulis memaparkan sebuah contoh sederhana sebagai berikut: 54 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 55 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 56 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. Diketahui : Dayat memiliki 4 Orang Istri yakni Desi, Julhijah, Dian dan Lina. Dari masing-masing istri, Dayat dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Semasa bujangan, Dayat memiliki harta bawaan sebesar Rp. 20.000.000,-. Semasa pernikahan Dayat dengan Desi hingga Dayat menikah dengan Maya, Dayat mengumpulkan harta senilai Rp. 12.000.000,-. Semasa pernikahan Dayat dengan Maya hingga Dayat menikah dengan Dian, Dayat mengumpulkan harta senilai Rp. 10.000.000,-. Semasa pernikahan Dayat dengan Dian hingga Dayat menikah dengan Lika, Dayat mengumpulkan harta senilai Rp. 9.000.000,-. Semasa perkawinan Dayat dengan Lika hingga Dayat meninggal dunia, dayat mengumpulkan harta senilai Rp. 8.000.000,-. Ditanya : 1. Berapa besar harta warisan yang dipegang, dikuasai dan dimanfaatkan oleh Desi, Maya, Dian dan Lika? 2. Berapa bagian yang diterima oleh masing-masing anak pewaris? Jawab : 1. Besar harta warisan yang dipegang, dikuasai dan dimanfaatkan oleh istri-istri pewaris a. Desi 1 Harta bawaan pewaris 2 Harta perkawinan semasa pernikahan dengan pewaris 3 Harta perkawinan semasa pernikahan pewaris dengan Maya 4 Harta perkawinan semasa pernikahan pewaris dengan Dian 20.000.000 : 4 = 5.000.000 12.000.000 10.000.000 : 2 = 5.000.000 9.000.000 : 3 = 3.000.000 5 Harta perkawinan semasa pernikahan pewaris dengan Lika 8.000.000 : 4 = 2.000.000 Total Rp. 27.000.000,- b. Julhijah 1 Harta bawaan pewaris 20.000.000 : 4 = 5.000.000 2 Harta perkawinan semasa pernikahan dengan pewaris 10.000.000 : 2 = 5.000.000 3 Harta perkawinan semasa pernikahan pewaris dengan Dian 9.000.000 : 3 = 3.000.000 4 Harta perkawinan semasa pernikahan pewaris dengan Lika 8.000.000 : 4 = 2.000.000 Total Rp. 15.000.000,- c. Dian 1 Harta bawaan pewaris 20.000.000 : 4 = 5.000.000 2 Harta perkawinan semasa pernikahan 9.000.000 : 3 = 3.000.000 dengan pewaris 3 Harta perkawinan semasa pernikahan pewaris dengan Lika 8.000.000 : 4 = 2.000.000 Total Rp. 10.000.000,- d. Lina a. Harta bawaan pewaris 20.000.000 : 4 = 5.000.000 b. Harta perkawinan semasa pernikahan dengan pewaris 8.000.000 : 4 = 2.000.000 Total Rp. 7.000.000,-

2. Bagian yang diterima oleh masing-masing anak pewaris

a. Anak yang dilahirkan oleh Desi masing-masing mendapatkan: harta warisan yang dipegang oleh Desi : jumlah anak yang dilahirkan Desi 27.000.000 : 2 = Rp. 13.500.000,- b. Anak yang dilahirkan oleh Julhijah masing-masing mendapatkan: 15.000.000 : 2 = Rp. 7.500.000,- harta warisan yang dipegang oleh Maya : jumlah anak yang dilahirkan Maya c. Anak yang dilahirkan oleh Dian masing-masing mendapatkan 10.000.000 : 2 = Rp. 5.000.000,- harta warisan yang dipegang oleh Dian: jumlah anak yang dilahirkan Dian d. Anak yang dilahirkan oleh Lina masing-masing mendapatkan 7.000.000 : 2 = Rp. 3.500.000,- harta warisan yang dipegang oleh Lika : jumlah anak yang dilahirkan Lika Jika dalam musyawarah mufakat tersebut tidak ditemukan kata mufakat, maka, biasanya, ninik mamak memutuskan untuk menggunakan kewarisan Islam, baik diselesaikan dengan panduan alim ulama atau orang yang ahli dalam kewarisan Islam dan dipercayai oleh ahli waris, maupun penyelesaian di Pengadilan Agama. Bak kata pepatah tidak ado kusuik nan tidak salosai, tidak ado kowuo tidakkan jonie tidak ada kusut yang tidak selesai tidak ada keruh yang tidak akan jernih. Hal ini disebabkan adat berlandaskan kepada aturan agama yang dalam istilah adat dikenal adat basondin syarak, syarak basondin Kitabullah adat berendiberlandaskan syarak, syarak bersendiberlandaskan Kitabullah. 57 Dalam ketentuan adat suku Domo, jika ahli waris tidak ingin menyelesaikan pembagian harta warisan melalui tata cara yang ditetapkan oleh adat yakni musyawarah, maka ninik mamak akan menjatuhkan hukuman kepada ahli waris terutama kepada wali waris, maka dia dikatakan oleh orang banyak sebagai orang yang tidak beradat. Tentunya dia tidak pantas untuk dijadikan sebagai pemangku adat di kampung. Sebagai mana pepatah mengatakan, sala batimbang utang babayigh salah menimbang, hutang dibayar. 58 Berikut contoh kasus kewarisan lain yang diselesaikan dengan kewarisan adat suku Domo guna mempermudah dan memperjelas dalam memahami kewarisan suku Domo. Contoh dengan hasil musyawarah adalah seluruh harta warisan diuangkan dan dibagi rata kepada seluruh ahli waris yang berhak menerima warisan. 57 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. 58 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Tamrin. Siak Hulu, 21 April 2016. Seorang masyarakat suku Domo yang bernama meninggal dunia. Pewaris meninggalkan 1 orang istri, 1 orang ayah, 1 orang ibu, 5 orang anak anak pertama perempuan, anak kedua dan ketiga laki-laki, anak keempat dan kelima perempuan. Pewaris meninggalkan harta berupa 3 buah rumah, masing-masing rumah senilai Rp. 250.000.000,-, 5 buah mobil, tiap mobil senilai Rp.100.000.000,-, 3 buah sepeda motor, tiap motor senilai Rp. 7.000.000,-, 4 bidang tanah, tiap bidang tanah senilai Rp. 200.000.000,-, dan uang tabungan sebesar Rp. 500.000.000,-. Keluarga besar ingin membagi harta warisan menurut kewarisan adat suku Domo. Siapa saja yang mendapat bagian harta warisan dan berapa besar bagian yang didapat? Penyelesaian: Diketahui Ahli waris 1 istri 1 ayah 1 ibu 2 anak laki-laki 3 orang perempuan Harta warisan 3 rumah 5 mobil 3 sepeda motor 4 bidang tanah Uang Rp. 500.000.000,- 250.000.000 100.000.000 7.000.000 200.000.000 500.000.000 Ditanya 1. Siapa saja yang berhak mendapatkan harta warisan? 2. Berapa bagian yang didapat oleh tiap-tiap ahli waris yang berhak menerima warisan? Jawab 1. Ahli waris yang berhak untuk menerima warisan dalam kasus ini tidak ada. Dikarenakan pasangan pewaris istri pewaris masih hidup. Jika istri masih hidup, maka seluruh harta pewaris dipegang, dikuasai dan dimanfaatkan oleh istri pewaris. Jika istri pewaris sudah meninggal dunia, maka ahli waris yang memiliki hak untuk mendapatkan harta warisan pewaris adalah 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. 2. Berapa bagian yang didapat oleh tiap-tiap ahli waris yang berhak menerima warisan a. Anak perempuan bungsu mendapatkan 1 rumah rumah tua pusaka dan 1 bidang tanah. ketentuan kewarisan adat suku Domo Dengan demikian, maka harta warisan yang tersisa adalah: 1 2 rumah 1 rumah untuk anak perempuan 2 5 mobil 3 3 sepeda motor 4 4 bidang tanah 5 Uang Rp. 500.000.000,- 250.000.000 100.000.000 7.000.000 200.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 21.000.000 800.000.000 500.000.000 Total Rp. 2.321.000.000