Artiya : “Barangsiapa yang meninggalkan harta warisan maka itu
adalah hak milik para ahli warisnya, dan aku Rasul adalah ahli waris dari orang yang tidak punya ahli waris. HR Ahmad, Ibnu Majah, At Tirmidzi.
Yang dimaksud Rasulullah menjadi ahli waris adalah bahwa Rasulullah itu menerima dan menyalurkan kepada kaum muslimin, atau digunakan untuk
kemaslahatan umat Islam.
2. Penghalang Kewarisan
a. Pembunuhan
Islam adalah agama yang sangat menjunjung prinsip kemanusiaan sehingga secara tegas melarang adanya pembunuhan. Dalam kaitannya dengan hak waris
mewarisi, maka orang yang membunuh pewaris tidak mendapat hak mewarisi dari pewaris tersebut. Hal ini terdapat dalam hadits Rasul SAW :
مسلهيلعلهلىصللهلوس لæ :
لاوفل الَل يلمل5الءَلل óæ للسي لهي 5ال æنال ē 4ٱلهث
æåيشل óæ ال ēيلَ لكملها
ēمل علđما
46 Artinya : “Rasulullah bersabda: “Pembunuh yang membunuh pemebri
warisan tidak memiliki hak sedikitpun untuk mewarisi. Jika ia pemberi warisan tidak meninggalkan pewaris maka yang berhak mewarisinya adalah
orang yang paling dekat hubungan keluarga dengannya, dan pembunuh itu tidak mewarisi sesuatu”H.R. Malik dan Ahmad dari „Umar.
Adapun mengenai jenis pembunuhan yang menjadi penghalang kewarisan,
diantara fuqaha terjadi perbedaan pendapat. Jenis-jenis pembunuhan disini ada lima, yaitu pembunuhan secara hak dan tidak berlawanan hukum, pembunuhan
dengan sengaja dan terencana tanpa adanya hak, mirip disengaja seperti sengaja, dan pembunuhan khilaf.
46
Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Bairut: Dar al-Fikir, tt, Jilid IV, hlm. 189.
b. Beda agama
Beda agama menjadi penghalang mewarisi yaitu apabila ahli waris atau muwarrits salah satunya non muslim.
Dasar hukumnya :
æ لمسللهيلعلهلىصلينال4ٱلاهعلهلي لđي ل بلñمæس4ٱل ع ل
لَللēفاالمسمال ē يلَل: مسمالēفاا
ل Ēمرالها
47
Artinya : “Dari Usamah bin Zaid bahwa Nabi SAW. Bersabda : Seorang
muslim tidak mewarisi harta orang nonmuslim dan orang nonmuslim pun tidak dapat mewarisi harta orang muslim.”
H.R. Tirmidzi. Nabi pun telah mempraktekkan pembagian warisan dimana perbedaan
agama menjadi penghalang mewarisi, yaitu pembagian waris dari Abu Thalib. Adapun yang menjadi pertimbangan apakah antara ahli waris dan muwarrits beda
agama atau tidak adalah pada saat muwarrist meninggal. c.
Pembudakan al-‘Abd
Bukan karena status kemanusiaannya sehingga perbudakan menjadi penghalang mewarisi, tetapi semata-mata karena status formalnya sebagai hamba
sahaya. Mayoritas ulama sepakat bahwa seorang budak terhalang untuk menerima warisan karena dianggap tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Firman Allah
SWT :
ل:ل حنال - 2ْ . شل .ى.ع ل0đ2 .ي.َ +َ2ول2 .ملا+đ2ب.عل+ا.ث.ملهل . . .َ ۷۵
Artinya : “Allah telah membuat perumpamaan yakni seorang budak
hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun
47
Abu Isa al-Tirmidziy, al- Jami’u al-Shahih IV, h. 432.
d. Berlainan negara
Berlainan negara yang menjadi penghalang mewarisi adalah apabila antara ahli waris dan muwarristnya berdomisili di negara yang berbeda kriterianya.
Apabila kedua negara tersebut muslim, maka tidak menjadi penghalang mewarisi. Mayoritas ulama berpendapat bahwa meskipun negaranya berbeda tapi apabila
sama-sama negara muslim, maka tidak menjadi masalah.
E. MACAM-MACAM AHLI WARIS DAN HAK MASING-MASING
Ahli waris dapat di lihat dari dua segi; Pertama, dari jenis kelamin, yaitu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kedua, dari segi hak atas warisan, yaitu
terdiri dari dzawil furudh dan ashabah.
48
1. Ahli Waris Laki-laki
Ahli waris laki-laki terdiri dari : a.
Bapak, b.
Kakek ayahnya bapak dan seterusnya ke atas dari garis laki-laki, c.
Anak laki-laki, d.
Cucu laki-laki anak laki-laki dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah dari garis laki-laki,
e. Saudara laki-laki kandung,
f. Saudara laki-laki seayah,
g. Saudara laki-laki seibu,
h. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung,
48
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih, cet. I, h. 108.
i. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah,
j. Paman sekandung saudara laki-laki bapak sekandung,
k. Paman sebapak saudara laki-laki seayah,
l. Anak laki-laki paman sekandung,
m. Anak laki-laki paman seayah,
n. Suami, dan
o. Laki-laki yang memerdekakan hamba sahaya.
49
2. Ahli Waris Perempuan
Ahli waris perempuan terdiri dari : a.
Ibu, b.
Nenek dari pihak ibu terus ke atas, c.
Nenek dari pihak bapak tidak terus ke atas, d.
Anak perempuan, e.
Cucu perempuan dari anak laki-laki, dan seterusnya ke bawah dari garis laki-laki,
f. Saudara perempuan sekandung,
g. Saudara perempuan seayah,
h. Saudara perempuan seibu,
i. Istri, dan
j. Perempuan yang memerdekakan hamba sahaya.
50
49
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih, cet. I, h. 109.
50
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih, cet. I, h. 109.