Ahli Waris dengan Bagian yang Tidak Ditentukan.

1 Anak laki-laki, 2 Cucu laki-laki dari anak laki-laki, 3 Saudara kandung laki-laki, 4 Saudara laki-laki sebapak, 5 Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung, 6 Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak, 7 Paman sekandung, 8 Paman sebapak, 9 Anak laki-laki paman sekandung, 10 Anak laki-laki paman sebapak, 11 Anak laki-laki paman sebapak. b. Ashabah bil ghairi Ashabah bil ghairi adalah ahli waris yang menerima sisa harta karena bersama dengan ahli waris laki-laki yang setingkatnya. Ahli waris yang termasuk ashabah bil ghairi adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ahli waris laki-laki. Mereka adalah : 1 Anak perempuan, jika bersama anak laki-laki, 2 Cucu perempuan, jika bersama cucu laki-laki, 3 Saudara perempuan kandung, jika bersama saudara laki-laki kandung, 4 Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya saudara laki-laki sebapak. c. Ashabah ma’al ghairi Ashabah ma’al ghairi adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena sama-sama dengan ahli waris perempuan dalam garis lain, yakni mereka yang menerima harta sebagai dzawil furudh yang bersama dengan ahli waris lain yang tidak setingkat degannya. Ahli waris yang termasuk dalam ashabah ma’al ghair adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ada ahli waris perempuan yang tidak setingkat segaris, mereka adalah : Saudara perempuan kandung, jika bersamanya ada anak perempuan satu orang atau lebih atau cucu perempuan satu orang atau lebih dan saudara perempuan sebapak, jika bersamanya ada anak perempuan satu orang atau lebih atau cucu perempuan satu orang atau lebih. Selanjutnya, ada juga yang mendapat bagian sebagai dzawil furudh, adakalanya sebagai ashabah dan adakalanya sekaligus sebagai dzawil furudh dan ashabah, yakni bapak dan kakek dari bapak. 55 55 Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih, h. 111. 44

BAB III SUKU DOMO DI KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR-

RIAU DAN SISTEM KEWARISANNYA A. PROFIL SUKU DOMO Kita menyadari benar bahwa adat tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena adat tersebut terdapat di dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tersebut. Itulah sebabnya ungkapan adat mengatakan: hidup beradat, mati beriman, atau dikatakan hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. 1 Hal ini juga berlaku pada masyarakat di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar- Riau yang memiliki berbagai macam suku yang terdapat di berbagai daerah tersebut. Salah satu suku yang ada di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar- Riau adalah suku Domo. Suku Domo merupakan suatu suku yang ada di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar-Riau. Suku ini berasal dari satu pasang nenek moyang yang mereka sebut dengan datuok nan codiok, niniok nan pandai datuk yang cerdik, nenek yang pandai. Dikatakan datuk yang cerdik karena datuk tersebut membuat suatu cara untuk menjaga garis keturunannya. Selanjutnya datuk tersebut dapat menyelesaikan perselisihan dalam keluarga dan masyarakat. Dikatakan nenek 1 Tenas Effendy, Eksistensi Adat Istiadat Kabupaten Kampar Dalam Dinamika Global, Pekanbaru, 1999, h. 7.