Ahli Waris dengan Bagian yang Tidak Ditentukan.
1 Anak laki-laki,
2 Cucu laki-laki dari anak laki-laki,
3 Saudara kandung laki-laki,
4 Saudara laki-laki sebapak,
5 Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung,
6 Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak,
7 Paman sekandung,
8 Paman sebapak,
9 Anak laki-laki paman sekandung,
10 Anak laki-laki paman sebapak,
11 Anak laki-laki paman sebapak.
b. Ashabah bil ghairi
Ashabah bil ghairi adalah ahli waris yang menerima sisa harta karena bersama dengan ahli waris laki-laki yang setingkatnya. Ahli waris yang
termasuk ashabah bil ghairi adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ahli waris laki-laki. Mereka adalah :
1 Anak perempuan, jika bersama anak laki-laki,
2 Cucu perempuan, jika bersama cucu laki-laki,
3 Saudara perempuan kandung, jika bersama saudara laki-laki kandung,
4 Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya saudara laki-laki sebapak.
c. Ashabah ma’al ghairi
Ashabah ma’al ghairi adalah ahli waris yang menjadi ashabah karena sama-sama dengan ahli waris perempuan dalam garis lain, yakni mereka yang
menerima harta sebagai dzawil furudh yang bersama dengan ahli waris lain yang tidak setingkat degannya. Ahli waris yang termasuk dalam ashabah
ma’al ghair adalah ahli waris perempuan yang bersamanya ada ahli waris perempuan yang tidak setingkat segaris, mereka adalah :
Saudara perempuan kandung, jika bersamanya ada anak perempuan satu orang atau lebih atau cucu perempuan satu orang atau lebih dan saudara
perempuan sebapak, jika bersamanya ada anak perempuan satu orang atau lebih atau cucu perempuan satu orang atau lebih.
Selanjutnya, ada juga yang mendapat bagian sebagai dzawil furudh, adakalanya sebagai ashabah dan adakalanya sekaligus sebagai dzawil furudh dan
ashabah, yakni bapak dan kakek dari bapak.
55
55
Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Pendidikan Agama Islam Fikih, h. 111.
44