Risiko Usaha Perikanan Tangkap Pengukuran Risiko

yang terkena risiko, tingkat pengembalian atau recovery rate, investasi dalam obligasi dan pinjaman yang terkena risiko kredit Bank Indonesia, 2003. Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki bank, yang sifatnya merugikan adverse movement. Faktor-faktor yang termasuk variabel pasar diantaranya suku bunga, harga dan nilai tukar. Secara dimensional risiko pasar dapat diuraikan dalam bentuk risiko tingkat suku bunga interest rate risk dan risiko nilai tukar valuta asing foreign excange rate. Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank yang mengandung risiko suku bunga Bank Indonesia, 2003. Menurut Bank Indonesia 2003, risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat bank memiliki posisi terbuka. Risiko harga adalah risiko dimana bank harus membayar lebih untuk membeli suatu instrumen keuangan dan harga instrumen tersebut telah menurun. Definisi lain dari risiko harga adalah nilai aset keuangan yang dibeli dan dipegang pada harga yang lebih tinggi namun dijual dengan harga yang lebih rendah sehingga menimbulkan kerugian. Dari perspektif nasabah bank yang produksi dari komoditinya mendapat pembiayaan kredit dari bank, maka fluktuasi dan volatilitas harga komoditi di pasar dapat menimbulkan terjadinya risiko gagal bayar atau default akibar menurunnya repayment capacity nasabah.

2.2 Risiko Usaha Perikanan Tangkap

Terdapat keterkaitan yang erat antara risiko dengan karakterisitik usaha. Karakterisitik khusus yang terdapat pada kegiatan perikanan tangkap diantaranya: 1 sumberdaya ikan yang selalu bermigrasi pada ruang yang tidak terbatas; 2 common property resource, yaitu merupakan milik bersama atau tidak mengenal hak kepemilikan yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang open access; 3 adanya pengaruh dalam kondisi alami dalam melakukan eksploitasinya, seperti: musim, arus, gelombang; 4 jenis sumberdaya ikan yang dieksploitasi sangat beragam dengan jumlah yang tidak terlalu besar; 5 lahan tangkap ikan fishing ground semakin menurun bagi kegiatan penangkapan, karena kegiatan pemukiman dan industri limbahnya secara langsung maupun tidak langsung, mencemari perairan pantai; 6 sering terjadi konflik kepentingan antara nelayan skala kecil dengan industri perikanan skala besar; 7 dynamic resource, yaitu stok ikan bisa berubah; 8 vulnarable resource, yaitu rentan terhadap perubahan ekosistem pesisir dan lautan; 9 usaha perikanan masih didominasi perikanan rakyat kecil yang masih tradisional; 10 kemampuan usaha permodalan lemah Ritonga, 2004. Selanjutnya Ritonga 2004 mengemukakan bahwa berdasarkan karakteristik khusus perikanan tangkap tersebut, maka beberapa risiko yang melekat pada usaha perikanan tangkap antara lain: 1 production risk, yaitu meliputi risiko atas hasil tangkapan nelayan yang diharapkan, seperti gangguan alam cuaca, arus, stok ikan yang makin tipis; 2 natural risk, yaitu risiko akibat kondisi alam, biasanya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya risiko produksi, seperti terjadinya angin badai atau topan; 3 price risk, yaitu harga hasil tangkapan ikan tidak sesuai dengan yang diharapkan, misalnya karena ada permainan tengkulak; 4 technology risk, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi oleh pesatnya kemajuan teknologi, yang dapat menimbulkan ketidakpastian; 5 other risk, yaitu macam risiko lainnya .

2.3 Pengukuran Risiko

Seperti telah dikemukakan pada bagian definisi, risiko mengandung tiga unsur penting yaitu 1 kejadian, 2 kemungkinan dan 3 akibat. Bersandar dari ketiga unsur inilah dapat dilakukan pengukuran risiko. Menurut Kountur 2006, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kemungkinan dan akibat dari suatu kejadian diantaranya metode Poisson, binomial, z-score, weight- average approximation, value at risk VAR dan individualgroup approximation. Metode Poisson, binomial, z-score dan VAR hanya dapat dilakukan apabila tersedia data histories berupa catatan kejadian di masa lalu. Untuk kondisi keterbatasan data historis maka dapat dilakukan analisis secara perkiraan atau metode approximation. Pengelompokan dari masing-masing metode disajikan pada gambar berikut: Kejadian Kemungkinan Akibat Peristiwa Penyimpangan - Poisson - Binomial - Weight average approximation z-score - VAR - Individualgroup approximation Sumber: Kountur 2006 Gambar 3 Metode yang digunakan dalam pengukuran risiko.

2.4 Definisi dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap