Dampak risiko Besaran dan Dampak Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil .1 Besaran risiko

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pendapatan rata-rata nelayan rampus per trip pada musim barat hanya sebesar Rp.9.674, sedangkan pada musim timur pendapatan rata-rata per trip dapat mencapai Rp.78.127 Lampiran 31. Pendapatan tersebut merupakan bagi hasil yang diperoleh pemilik unit penangkapan yang telah dikurangi dengan biaya operasional sebesar Rp.42.514,29-78.447,29 dan bagi hasil mesin sebesar 10-15. Besarnya bagi hasil untuk pemilik tersebut ditetapkan sebesar 66,6. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai simpangan baku pendapatan pada musim barat adalah Rp. 9.968,14 sedangkan pada musim timur diperoleh nilai simpangan baku sebesar Rp.22.913,75. Perbandingan antara simpangan baku dan pendapatan rata-rata menghasilkan nilai konstanta cv pada musim barat sebesar 1,03 dan musim timur sebesar 0,29. Mengacu pada nilai konstanta tersebut jelas terlihat bahwa risiko pendapatan nelayan pada musim barat jauh lebih besar dibandingkan musim timur.

4.2.2 Dampak risiko

Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak risiko umumnya lebih dirasakan nelayan pada musim timur dibandingkan musim barat Tabel 18. Hal ini terlihat dari nilai status risiko SR atribut produksi, harga dan pendapatan masing-masing alat tangkap yang lebih besar pada musim timur dibandingkan musim barat. Pengecualian pada alat tangkap payang, nilai SR atribut produksi dan harga pada musim barat lebih besar dibandingkan musim timur. Tabel 18 Status risiko usaha penangkapan dengan pancing, payang, bagan dan rampus Status risiko Produksi kg Harga Rp Pendapatan Rp Alat tangkap Barat Timur Barat Timur Barat Timur Pancing 19,85 29,97 6.680,63 6.503,39 23.984,01 45.836,70 Payang 275,93 239,93 4.828,40 4.706,97 1.326.449,34 1.541.086,00 Bagan 15,19 61,80 4.246,78 3.140,83 32.310,62 135.942,08 Rampus 39,52 53,39 3.253,66 4.697,44 27.754,05 76.908,53 . Pada alat tangkap pancing, ditinjau dari atribut produksi nilai status risiko pada musim barat dan timur diketahui masing-masing 19,85 kg dan 29,97 kg. Konstanta tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko untuk atribut produksi lebih dirasakan nelayan pancing pada musim timur di bandingkan musim barat. Hal berbeda terlihat dari atribut harga dimana dampak risiko lebih dirasakan nelayan pancing pada musim barat dibandingkan musim timur. Fenomena tersebut terlihat dari nilai status risiko atribut harga pada musim barat yang nilainya Rp. 6.680,63 dan nilai status risiko atribut harga pada musim timur yang besarnya Rp.6.503,39. Pada atribut pendapatan pola status risiko serupa dengan atribut produksi dimana nilai status risiko pada musim barat dan musim timur diketahui masing-masing Rp.23.984,01 dan Rp.45.836,70. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa dampak risiko untuk atribut pendapatan lebih dirasakan nelayan pancing pada musim timur. Berdasarkan hasil analisis pada atribut produksi alat tangkap payang, diketahui bahwa nilai status risiko pada musim barat dan musim timur masing- masing adalah 275,93 kg dan 239,93 kg. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko cenderung lebih dirasakan nelayan payang pada musim barat dibandingkan musim timur. Fenomena serupa juga terjadi pada atribut harga, dimana nilai status risiko pada musim barat dan musim timur dikatahui masing- masing Rp.4.828,40 dan Rp.4.706,97. Kondisi berbeda terjadi pada atribut pendapatan. Berdasarkan analisis status risiko pada atribut ini diperoleh nilai masing-masing Rp.1.326.449,34 dan Rp.1.541.086 pada musim barat dan musim timur. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko pendapatan lebih dirasakan nelayan payang pada musim timur dibandingkan musim barat. Pada alat tangkap Bagan, ditinjau dari atribut produksi nilai status risiko pada musim barat dan timur diketahui masing-masing 15,19 kg dan 61,80 kg. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko untuk atribut produksi lebih dirasakan nelayan bagan pada musim timur di bandingkan musim barat. Hal berbeda terlihat dari atribut harga dimana dampak risiko lebih dirasakan nelayan payang pada musim barat dibandingkan musim timur. Fenomena tersebut terlihat dari nilai status risiko atribut harga pada musim barat yang nilainya Rp. 4.246,78, lebih besar dibandingkan nilai status risiko atribut harga pada musim timur yang besarnya Rp.3.140,83. Pada atribut pendapatan pola status risiko serupa dengan atribut produksi dimana nilai status risiko pada musim barat dan musim timur diketahui masing-masing Rp.32.310,62 dan Rp.135.942,08. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa dampak risiko untuk atribut pendapatan lebih dirasakan nelayan bagan pada musim timur. Hasil analisis dampak risiko pada alat tangkap rampus menunjukkan pola yang lebih konsisten dibandingkan tiga jenis alat tangkap lain yang dikaji. Analisis terhadap atribut produksi, harga maupun pendapatan menujukkan bahwa musim timur lebih dirasakan dampaknya oleh nelayan rampus dibandingkan musim barat. Pada atribut produksi nilai status risiko pada musim barat dan musim timur masing-masing adalah 39,52 kg dan 53,39 kg. Nilai status risiko harga pada musim barat dan musim timur diketahui masing-masing Rp.3.253,66 dan Rp.4.697,44. Pada atribut pendapatan diketahui bahwa nilai status risiko masing-masing Rp.27.754,05 dan Rp.76.908,53 pada musim barat dan musim timur.

4.3 Sikap Nelayan Terhadap Risiko