Kondisi terkontrol Jenis Risiko, Faktor Penyebab dan Solusi Penanganan Risiko Usaha

memburuk. Pemberian peringatan sebaiknya diberikan himbauan kepada nelayan agar tidak beroperasi relatif jauh dari fishing base. 2 Penyebaran informasi kondisi perairan Informasi tentang kondisi perairan sangat dibutuhkan oleh nelayan untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan. Jenis informasi yang sangat dibutuhkan diantaranya kecepatan angin, gelombang, arus dan informasi kondisi oseanografis lainnya. Instansi yang terkait adalah Badan Metereologi dan Geofisika BMG Kabupaten Sukabumi dan PPN Palabuhanratu. BMG bertugas menganalisis data dan melakukan prediksi tentang kondisi perairan di sekitar Palabuhanratu, sedangkan pihak PPN Palabuhanratu bertugas mensosialisasikan dan menyebarkan informasi dari BMG tersebut. 3 Penyebaran informasi keberadaan ikan Keberadaan ikan dipengaruhi oleh kondisi perairan seperti arus, suhu, kesuburan perairan dan lainnya. Terkait dengan tujuan efisiensi penangkapan dan menghindari risiko kegagalan penangkapan ikan maka nelayan membutuhkan informasi keberadaan ikan. Informasi keberadaan ikan biasanya diperoleh dari nelayan lain dan melalui peta daerah penangkapan yang dikeluarkan oleh PPN Palabuhanratu. Peta tersebut merupakan prediksi keberadaan ikan yang dibuat oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan BRKP. Kekurangan dari plot posisi tersebut adalah lokasinya yang jauh sehingga tidak dapat dijangkau oleh nelayan skala kecil. 4 Penggunaan alat pendeteksi dan pengumpul ikan rumpon Penggunaan alat pendeteksi maupun rumpon juga merupakan salah satu cara untuk efisiensi dan efektifitas upaya penangkapan. Alat pendeteksi dan pengumpul ikan terutama sangat membantu dalam penangkapan dengan alat tangkap pancing dan payang. Penggunaan alat pendeteksi memang masih terkendala oleh tipe armada penangkapan yang menyulitkan dalam pemasangan alat.

5.1.2 Kondisi terkontrol

Pengalaman, pengetahuan nelayan dan kebijakan pemerintah merupakan beberapa penyebab kejadian berisiko yang digolongkan kedalam kondisi terkontrol. Penanganan risiko kondisi terkontrol dapat dilakukan dilakukan dengan cara dicegah dan diatasi. Solusi penanganan risiko kondisi terkontrol diuraikan dibawah ini: 1 Penetapan prosedur standar operasi penangkapan Prosedur standar merupakan serangkaian upaya teknis yang dilaksanakan untuk mengindari risiko kegiatan penangkapan. Mengacu pada hasil identifikasi risiko maka prosedur standar operasi yang dibuat meliputi tahap persiapan, penangkapan dan penanganan hasil tangkapan. Pada tahap persiapan standar operasi minimum mengatur tentang cara penyimpanan dan pengaturan alat tangkap serta penggunaan sarana keselamatan dalam pekerjaan persiapan. Prosedur standar pada kegiatan penangkapan minimum mengatur tentang langkah-langkah operasi kegiatan penangkapan dan upaya pencegahan kerusakan dan kehilangan alat tangkap. Standar operasi penanganan hasil tangkapan setidaknya memuat tentang teknis penanganan untuk mempertahankan mutu. 2 Pelatihan dan penyuluhan Pelatihan dan penyuluhan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan skill nelayan. Teknis pelaksanaan pelatihan maupun penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi-materi yang terkait dengan penyebab risiko seperti tingkah laku ikan, mutu ikan, ergonomi kapal, dan prosedur standar operasi penangkapan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan adalah karakterisitik peserta serta periode pelaksanaan. Sebaiknya metode pelatihan dan penyuluhan disesuaikan dengan karakter peserta serta dilaksanakan secara rutin. 3 Bantuan sarana penangkapan dan subsidi Bantuan sarana penangkapan difokuskan pada pengadaan kapal, alat tangkap maupun peralatan pendukung penangkapan. Pemberian bantuan sarana akan membantu nelayan untuk memperluas jangkauan area penangkapan sekaligus meminimalisir pengaruh kondisi alam. Kondisi ini bisa terjadi karena dengan ukuran kapal yang lebih besar maka pengaruh cuaca lebih bisa dikendalikan. Subsidi merupakan instrumen kebijakan fiskal yang bertujuan mendorong pertumbuhan pembangunan. Pada kasus perikanan pemberian subsidi telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Tabel 22 menyajikan jenis subsidi yang dapat diberikan oleh pemerintah. Tabel 22 Jenis subsidi pemerintah terhadap perikanan tangkap Kategori subsidi Jenis subsidi Sasaran subsidi Keterangan Subsidi input Penetapan harga BBM di bawah harga Penetapan harga es yang murah Belum dilakukan Bantuan keuangan Langsung Subsidi modal Bantuan kapital, bantuan keuangan khusus dan pelatihan Sudah dilakukan belum optimal Bantuan keuangan Subsidi infrastruktur Fasilitas pelabuhan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan Sudah dilakukan belum optimal Penghapusan pungutan penangkapan Pungutan untuk perikanan skala kecil ditiandakan Sudah dilakukan Subsidi lingkungan Subsidi pelanggaran Pembelian alat tangkap yang merusak lingkungan Belum dilakukan Harga output Domestik Jaminan harga dan jaminan pembelian Belum dilakukan Subsidi harga Subsidi ekspor Dukungan harga untuk ekspor hasil perikanan Belum dilakukan Pembatasan perdagangan Tarif impor, kuota impor Sudah dilakukan Kendala perdagangan Kendala non tarif Standarisasi produk dan sertifikasi Sudah dilakukan Perjanjian bilateral Kompensasi kesepakatan perjanjian penangkapan ikan Sudah dilakukan Asistensi armada Usaha patungan Penyediaan anggaran untuk kerjasama penangkapan Belum dilakukan Sumber: MRAG 2000 4 Penetapan regulasi Penetapan payung hukum penting dilakukan untuk memberikan jaminan kepastian kebijakan bagi nelayan. Dalam konteks risiko, pemerintah perlu menetapkan regulasi tentang keselamatan penangkapan ikan. Sebenarnya pemerintah telah menetapkan serangkaian regulasi namun terbatas pada kegiatan pelayaran niaga sedangkan untuk keselamatan penangkapan ikan belum diatur. Beberapa regulasi yang dinilai penting untuk ditetapkan terkait keselamatan penangkapan ikan antara lain persyaratan kelayakan laut kapal, standar-standar pengawakan kapal ikan serta standar peralatan keselamatan kapal perikanan.

5.2 Besaran Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil