Definisi dan Pembagian Risiko

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Pembagian Risiko

Terminologi risiko dalam kamus besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai suatu kondisi yang mengandung ketidak pastian Diknas, 2003. Pada definisi tersebut tersirat dua kata yang serupa namun memiliki makna yang berbeda yaitu risiko dan ketidakpastian. Roumasset 1979 membedakan kondisi risiko dengan ketidakpastian berdasarkan ada tidaknya probabilitas yang dapat dijadikan pegangan atas kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Menurut Roumasset 1979, risiko didefinisikan sebagai situasi dimana kemungkinan hasil dari suatu peristiwa yang sifatnya acak random dapat ditentukan dan besarnya probabilitas dari setiap peristiwa tersebut telah diketahui, sedangkan ketidakpastian adalah situasi dimana hasil dari suatu kegiatan dapat diketahui namun tingkat probabilitasnya tidak dapat diestimasi. Menurut Kountur 2006, risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan. Berdasarkan pemahaman tersebut, ada tiga unsur yang terkait dalam sebuah risiko, yaitu: 1 kejadian, 2 kemungkinan dan 3 akibat. Jika diuraikan lebih jauh maka masih ada tiga unsur lagi yang dapat menjadi penentu besaran suatu risiko, pertama: eksposur, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan peluang keterlibatan pada suatu atau beberapa kejadian. Pada konteks ini maka semakin terekspos sesuatu maka risikonya akan semakin besar. Kedua: waktu, semakin lama sesuatu terekspos maka risikonya akan semakin besar dan ketiga: rentan, semakin mudah rusakusang sesuatu maka semakin risikonya akan semakin besar. Secara umum, risiko dapat dikelompokkan berdasarkan akibat yang ditimbulkan dan penyebab timbulnya risiko Kountur, 2006. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan risiko dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu 1 risiko spekulatif dan 2 risiko murni. Risiko spekulatif adalah jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat pula mendatangkan keuntungan, sedangkan risiko yang hanya mengakibatkan kerugian digolongkan kedalam risiko murni. Ditinjau dari penyebabnya maka risiko juga dibedakan menjadi risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang dan perubahan tingkat bunga. Adapun risiko operasional adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional seperti manusia, teknologi, alam dan aturan. Risiko yang telah disebutkan oleh Kountur 2006 merupakan jenis-jenis risiko yang sifatnya umum. Secara spesifik Tjoekam 1993 mengemukakan beberapa risiko yang melekat pada suatu usaha, yaitu: 1 risiko alamiah: yaitu risiko yang timbul oleh keadaan alam seperti gempa bumi, perubahan iklim atau musim, gelombang besar dan lain-lain yang akan mempengaruhi jalannya usaha. 2 risiko manusia, yaitu risiko yang timbul karena perbuatan manusia, seperti persaingan usaha, temuan teknologi baru, politik, inflasi, dampak lingkungan, spekulasi, ekonomi dan moneter, keamanan, sosial budaya dan sebagainya yang dapat mempengaruhi jalannya usaha yang dibiayai; dan 3 risiko ketidakpastian, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian yang pada gilirannya menimbulkan spekulasi. Istilah risiko juga telah jamak disebutkan dalam kegiatan perbankan. Teori portofolio mendefinisikan risiko sebagai deviasi standar tingkat keuntungan. Hal ini disebabkan karena deviasi menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan expected value. Semakin besar penyimpangan maka kemungkinan risiko yang dihadapi semakin tinggi. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.58PBI tahun 2003, terdapat delapan jenis risiko yang harus dikelola secara baik oleh bank, yaitu risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, strategis, reputasi dan risiko kepatuhan. Risiko kredit adalah resiko yang terjadi karena kegagalan pihak lawan counterparty untuk memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan, aktivitas treasury, dan investasi, pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Kerugian risiko kredit ini meliputi eksposur atau sejumlah tertentu yang terkena risiko, tingkat pengembalian atau recovery rate, investasi dalam obligasi dan pinjaman yang terkena risiko kredit Bank Indonesia, 2003. Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki bank, yang sifatnya merugikan adverse movement. Faktor-faktor yang termasuk variabel pasar diantaranya suku bunga, harga dan nilai tukar. Secara dimensional risiko pasar dapat diuraikan dalam bentuk risiko tingkat suku bunga interest rate risk dan risiko nilai tukar valuta asing foreign excange rate. Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank yang mengandung risiko suku bunga Bank Indonesia, 2003. Menurut Bank Indonesia 2003, risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat bank memiliki posisi terbuka. Risiko harga adalah risiko dimana bank harus membayar lebih untuk membeli suatu instrumen keuangan dan harga instrumen tersebut telah menurun. Definisi lain dari risiko harga adalah nilai aset keuangan yang dibeli dan dipegang pada harga yang lebih tinggi namun dijual dengan harga yang lebih rendah sehingga menimbulkan kerugian. Dari perspektif nasabah bank yang produksi dari komoditinya mendapat pembiayaan kredit dari bank, maka fluktuasi dan volatilitas harga komoditi di pasar dapat menimbulkan terjadinya risiko gagal bayar atau default akibar menurunnya repayment capacity nasabah.

2.2 Risiko Usaha Perikanan Tangkap