Diskusi dan Implikasi dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

152 Impor garmen Jepang dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh peubah harga riil garmen dunia, pendapatan riil per kapita Jepang, perubahan nilai tukar Yen terhadap USD tahun, dan impor garmen Jepang tahun sebelumnya. Pendapatan per kapita penduduk Jepang berpengaruh nyata secara statistik dengan hubungan yang positif. Artinya bila ada kenaikan pendapatan per kapita penduduk Jepang sebesar 1 miliar Yen, maka akan meningkatkan impor garmen Jepang sebesar 0.45 ribu ton, ceteris paribus. Respons impor garmen Jepang terhadap pendapatan per kapita penduduk Jepang adalah elastis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peubah yang berpengaruh antara lain adalah impor garmen Jepang tahun sebelumnya. Koefisien impor garmen Jepang tahun sebelumnya bertanda positif dan sebesar 0.861. Artinya jika impor garmen Jepang tahun sebelumnya bertambah 1 ribu ton, maka impor garmen Jepang tahun sekarang akan meningkat meningkat sebesar 0.86 ribu ton, ceteris paribus. Peubah impor garmen Jepang tahun sebelumnya berpengaruh sangat nyata terhadap impor garmen Jepang.

6.6. Diskusi dan Implikasi dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan Industri TPT Indonesia Peubah-peubah eksogen dalam model ekonomi perkembangan industri TPT Indonesia, tidak semuanya berpengaruh secara nyata terhadap peubah endogennya. Tanda dugaan parameter secara umum telah sesuai dengan yang diharapkan, baik berdasarkan teori maupun studi terdahulu. Produksi tekstil domestik sangat dipengaruhi oleh peubah harga riil tekstil domestik tahun sebelumnya, harga riil kapas dunia tahun sebelumnya, perubahan suku bunga riil bank, upah riil tenaga kerja sektor industri tekstil tahun sebelumnya, harga riil BBM tahun sebelumnya, tren waktu, dan juga produksi 153 tekstil domestik tahun sebelumnya. Harga riil tekstil domestik merupakan sinyal bagi produsen untuk berproduksi dan mempunyai hubungan yang positif dengan produksi tekstil domestik. Sedangkan harga riil kapas dunia adalah termasuk salah satu biaya input yang memegang peran penting sebagai based raw material dalam memproduksi tekstil. Perubahan harga riil kapas akan berdampak langsung terhadap perkembangan industri tekstil domestik, karena Indonesia adalah negara net impoter kapas. Di samping itu, perubahan harga riil BBM juga turut andil dalam mempengaruhi biaya input industri tekstil, terlebih lagi subsidi BBM kepada kalangan industri cenderung diturunkan oleh pemerintah. Sedangkan produksi garmen domestik sangat dipengaruhi oleh peubah harga riil kapas dunia tahun sebelumnya, tren waktu, dan produksi garmen tahun sebelumnya. Perkembangan tren berbusana dan pergantian musim menjadi panduan produsen buyer driven untuk memesan kebutuhan bahan baku dan memproduksi pakaian jadi sesuai keinginan pasar. Tren waktu menjadi peubah penting yang berkaitan dengan produksi tekstil dan garmen domestik, dimana trennya mempunyai kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Selain tren waktu ke depan, dalam memproduksi tekstil maupun garmen domestik, jumlah produksi tahun sebelumnya juga menjadi informasi penting dan mempengaruhi kegiatan produksi di tahun berikutnya atau sekarang. Ekspor tekstil Indonesia dipengaruhi oleh peubah produksi tekstil domestik, dummy integrasi perdagangan TPT dunia, dan ekspor tekstil tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor garmen Indonesia dipengaruhi oleh rasio harga riil tekstil dunia dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya, nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun sebelumnya, tren waktu, dan ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya. Dummy integrasi perdagangan TPT dunia mewakili kondisi perdagangan TPT Indonesia menjelang akhir liberalisasi perdagangan TPT dunia. Kontrak dagang secara diskriminatif ini sebenarnya dapat 154 menurunkan perdagangan TPT Indonesia di negara-negara non kuota. Penetrasi pasar TPT Indonesia banyak dikonsentrasikan di pasar-pasar TPT tradisional. Sesuai dengan hasil model CMS pada bab sebelumnya, peubah nilai tukar Rupiah terhadap USD yang terdepresiasi banyak berkontribusi dalam meningkatkan daya saing ekpsor TPT Indonesia di pasar dunia. Di dalam model ekonometrika ini juga disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia, khususnya garmen, adalah nilai tukar Rupiah terhadap USD dengan hubungan yang positif. Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap USD akan membuat TPT Indonesia lebih kompetitif. Namun demikian nilai tukar yang cenderung berfluktuasi juga akan menyulitkan produsen dalam menentukan biaya produksi dan harga jualnya. Menurut Ketua Kadin Indonesia, MS Hidayat, untuk meningkatkan daya saing TPT Indonesia, sedapat mungkin nilai tukar Rupiah terhadap USD terjaga di level Rp. 9 000USD. Adapun impor tekstil Indonesia dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia tahun sebelumnya, tren waktu, dan impor tekstil Indonesia tahun sebelumnya. Sedangkan impor garmen Indonesia dipengaruhi oleh harga riil impor garmen Indonesia, perubahan harga riil garmen dunia, tarif impor garmen, produksi garmen domestik tahun sebelumnya, dan impor garmen Indonesia tahun sebelumnya. Khususnya tarif impor garmen akan menjadi poin yang krusial setelah sistem kuota TPT dihapuskan tahun 2005. Pertemuan tingkat menteri di Hong Kong tahun 2005 membahasnya dalam Non Agricultural Market Access NAMA untuk mengatur formula tarif yang sesuai bagi negara-negara berkembang dan maju. Walaupun telah ada Swiss Formula, namun belum ditentukan secara pasti formula yang akan digunakan. Pertemuan tingkat menteri tersebut masih terkait dengan liberalisasi perdagangan yang dipelopori WTO. Permintaan tekstil domestik dipengaruhi oleh harga riil garmen domestik, upah riil tenaga kerja di sektor tekstil tahun sebelumnya, harga riil BBM tahun 155 sebelumnya, tren waktu, dan permintaan tekstil domestik tahun sebelumnya. Tenaga kerja memang memainkan peranan penting dalam industri TPT Indonesia dan juga di dunia. Sedangkan permintaan garmen domestik dipengaruhi oleh rasio harga riil garmen dunia dengan harga riil tekstil dunia tahun sebelumnya dan permintaan garmen domestik tahun sebelumnya. Harga riil tekstil domestik dipengaruhi oleh perubahan harga riil garmen domestik dan harga riil tekstil domestik tahun sebelumnya. Hubungan harga riil tekstil domestik dengan harga riil garmen domestik menunjukkan bila kedua sektor tersebut saling terkait. Dimana output industri tekstil akan digunakan langsung oleh industri garmen. Hal ini dapat dijelaskan melalui peubah-peubah yang mempengaruhi harga riil garmen domestik, yaitu perubahan harga riil tekstil domestik, perubahan harga riil tekstil dunia, rasio harga riil garmen dunia dengan harga riil tekstil dunia, teknologi, dan tren waktu. Informasi harga pada tahun sebelumnya masih menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan harga pada tahun sekarang. Satu hal yang menarik di sini adalah keberadaan teknologi dalam mempengaruhi produksi, ekspor, impor, dan harga tekstil maupun garmen Indonesia. Peremajaan dan penggunaan mesin-mesin yang modern akan membantu produksi berjalan lebih efektif dan efisien. Oleh sebab itu pemasangan mesin sebagai kapasitas terpasang sangat sarat dengan modal. Pada tahun 2005, penggunaan kapasitas terpasang industri tekstil rata-rata mencapai 75 persen, sedangkan industri garmen rata-rata mencapai 80 persen. Menurut PT. Sucofindo, 57 persen mesin-mesin perusahaan TPT di Indonesia telah berumur 15 tahun dan terdapat lebih dari 4 100 perusahaan tekstil, sebanyak 774 perusahaan di antaranya membutuhkan pergantian mesin-mesin yang telah usang. Keadaan mesin tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi daya saing TPT Indonesia di pasar dunia.

VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN