II. INDUSTRI TPT GLOBAL DAN INDONESIA
2.1. Sejarah dan Pengertian Industri TPT
Industri tekstil merupakan salah satu industri tertua di dunia. Tekstil tertua ditemukan pertama kali berupa potongan pakaian dari linen di gua orang Mesir
pada 5000 sebelum Masehi. Pada awal tahun 1500an sistem pabrik dibangun untuk pertama kalinya, meskipun masih berskala rumah tangga dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pada abad 18 terjadi revolusi industri di Inggris, dimana mesin pemintalan dan penenunan ditemukan. Tahun 1769 mesin
pemintalan Richard Arkwright yang menggunakan gulungan dengan kecepatan yang tidak tetap dipatenkan dan tenaga air telah menggantikan tenaga manual.
Pada abad 19 serat buatan telah berkembang rayon pertama kali diproduksi pada tahun 1910, namun demikian serat alami wool, kapas, sutera, dan linen
masih digunakan pula secara luas hingga sekarang. Oleh karena harga serat alami lebih mahal, penggunaannya dicampur dalam pembuatan polyester
sebagai serat sintetik Environmental Protection Agency, 1997. Industri TPT mengalami beberapa migrasi produksi sejak tahun 1950an
dan semuanya melibatkan Asia. Hal ini menunjukkan peran yang sangat penting negara-negara Asia dalam perkembangan industri TPT di dunia. Pertama kali
migrasi produksi terjadi dari negara di Amerika Utara dan Eropa Barat ke Jepang. Impor TPT Jepang di negara-negara barat mendominasi pada era 1950an dan
1960an. Perubahan yang kedua terjadi dari Jepang ke Hong Kong, Taiwan, dan Korea, dimana negara-negara tersebut mendominasi ekspor tekstil dan garmen
dunia pada tahun 1970an dan awal 1980an. Pada akhir tahun 1980an dan 1990an terjadi migrasi ketiga, yaitu dari Asian big three Taiwan, Hong Kong, dan
Korea ke negara berkembang lainnya, termasuk ke daratan China dan beberapa negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Philippina, dan Sri
10
Lanka. Pada tahun 1990an supplier baru terus bermunculan di Asia Selatan dan Amerika Latin.
Secara umum industri tekstil dan garmen memiliki karakteristik yang melibatkan beragam tahapan dan keterkaitan antara tahapan tersebut. Oleh
sebab itu rantai supply TPT dapat dibagi menjadi lima bagian utama yang terintegrasi, yaitu: 1 jaringan material bahan baku yang meliputi serat alam dan
sintetis, 2 jaringan komponen, seperti benang dan kain oleh perusahaan tekstil, 3 jaringan produksi atau perusahaan garmen, 4 jaringan perdagangan, dan 5
jaringan pemasaran di tingkat pedagang eceran atau retail Gambar 4.
Serat Alam Kapas, Wool, Sutera
Serat Sintetis Minyak, Gas Alam
Benang Pemintalan
Petrochemicals Kain
Penenunan, Perajutan, Penyelesaian Akhir
Perusahaan Garmen USA Pembuatan Desain,
Pemotongan, Penjahitan, Pemasangan Kancing,
Penyetrikaan Sub Kontraktor dari Dalam
Negeri dan MexicoKaribia
Kontraktor Garmen Asia Sub Kontraktor dari Dalam
Negeri dan Luar Negeri Perusahaan Pakaian
dengan Nama Merk Tertentu
Jasa-Jasa Pembelian Luar negeri
Perusahaan Perdagangan
Departement Store
Specialty Store
Rantai Barang- Barang Masal
Discount Chains Off Price, Factory
Outlet, Pemesanan via Surat, dan Lain-
Lainnya Serat Sintetik
Jaringan Bahan Baku Jaringan Komponen
Jaringan Produksi Jaringan Ekspor
Jaringan Pemasaran Industri Tekstil
Industri Garmen
Semua Retail Outlet
Retail Outlets
Amerika Utara
Asia
Semua Retail Outlet
Sektor Hulu Sektor Menengah
Sektor Hilir
Gambar 4. Global Value Chain Industri TPT
Sumber: Organization for Economic Co-operation and Develpoment, 2004. Secara umum tekstil adalah bahan pakaian atau kain. Tekstil tidak hanya
dapat digunakan untuk pakaian, tapi juga untuk kebutuhan non pakaian, seperti kain korden, taplak meja, tas, parasut, kain layar, jok mobil atau kap mobil, ban
pipa atau selang untuk minyak dan pemadam kebakaran, dan lain-lainnya.
11
Tekstil berasal dari bahasa Latin, yaitu textiles yang berarti menenun atau kain tenun. Tekstil berarti pula: 1 Suatu benda yang dibuat dari benang,
kemudian dijadikan kain sebagai bahan pakaian, 2 Suatu benda yang berasal dari serat atau benang yang dianyam ditenun atau dirajut, direnda, dilapis,
dikempa untuk dijadikan bahan pakaian atau untuk keperluan yang lainnya Gunadi dalam Djafrie, 2003.
Dengan proses dan petahapan seperti itu, pengklasifikasian TPT dilakukan berdasarkan tujuan penggunaan TPT itu sendiri, sehingga menimbulkan cara
pengklasifikasian. Pada saat ini terdapat dua jenis klasifikasi TPT, yaitu klasifikasi berdasarkan proses produk atau industri Harmonized System
Lampiran 1 dan berdasarkan jenis komoditas perdagangan Standart International Trade Classification Lampiran 2.
2.2. Industri TPT Indonesia