31
ketergantungan industri TPT menunjukkan tingkat yang tinggi terhadap pemasok dan pembeli serta adanya persaingan yang ketat antar perusahaan dalam
industri TPT Indonesia. Pemberlakuan WTO tahun 2005 disimpulkan 1 akan menambah persaingan dan perebutan pasar di dalam dan luar negeri, 2 akan
merubah struktur industri TPT menjadi mass customization yang cenderung pada non price factor dan secara penuh didukung oleh prinsip quick response dan just
in time stock, 3 perusahaan-perusahaan dalam industri TPT harus dapat melakukan banyak inovasi manufacture, agar diferensiasi produk meningkat, dan
4 perubahan tataniaga industri TPT dapat menghapus segmen yang selama ini sangat kuat di pasar, yaitu produk dengan harga murah.
Agustineu 2004 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ouput industri tekstil di Jawa Barat dengan menggunakan model Cobb Douglas tahun
1980-2001. Ternyata faktor produksi modal, bahan baku, dan bahan bakar memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan output industri tekstil di Jawa
Barat. Faktor tenaga kerja memberikan pengaruh yang berkebalikan dengan faktor-faktor yang pertama disebutkan. Industri tekstil di Jawa Barat berada pada
kondisi increasing return to scale. Nilai tambah bruto perusahaan tekstil di Jawa Barat tahun 1980-2001 terus meningkat, kecuali tahun 2001. Tingkat efisiensi
produksi industri tekstil di Jawa Barat paling tinggi pada tahun 2000.
3.2. Tinjauan Penelitian TPT Dunia
Mlachila dan Yongzheng 2004 menggunakan General Trade Analysis Project GTAP untuk menganalisis berakhirnya kuota tekstil dengan mengambil
studi kasus di Bangladesh. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh dalam kinerja ekspor tekstil dan pakaian jadi Bangladesh pada tahun 1990an, yaitu upah yang
rendah, aliran masuk Foreign Direct Investment FDI dan kuota yang diberlakukan di negara pesaing. Bangladesh menghadapi masalah yang serius
32
dengan daya saing setelah sistem kuota berakhir, karena infrastruktur yang lemah dan berbagai iklim makro yang tidak mendukung. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa ekspor Bangladesh akan menurun setelah penghapusan kuota dan hal ini berpengaruh terhadap balance of payment.
Sama halnya yang dilakukan oleh WTO 2004, dengan menggunakan General Trade Analysis Project berusaha menjelaskan kondisi industri TPT
global setelah berakhirnya Agreement on Textiles and Clothing ATC. China dan
India merupakan negara-negara yang akan mendominasi pasar TPT Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kanada setelah sistem kuota berakhir. Bahkan China
diprediksikan akan mengambil pangsa pasar TPT dunia hingga 50 persen. Selain itu, spesialisasi vertikal dalam supply chain TPT adalah sangat penting dan bagi
negara-negara yang mempunyai kedekatan secara geografis akan banyak diuntungkan dengan perjanjian bilateral dan tarif yang lebih rendah. Temuan
penting bagi TPT Indonesia adalah: 1 di pasar Uni Eropa, setelah kuota berakhir pangsa pasar garmen Indonesia akan meningkat dari 4 persen menjadi
5 persen, sedangkan pangsa pasar tekstil Indonesia akan tetap pada tingkat 3 persen, 2 di pasar Amerika Serikat, pangsa pasar tekstil Indonesia akan
stagnan pada 3 persen, penurunan akan terjadi untuk komoditas garmen, yaitu dari 4 persen menjadi 2 persen.
Dari berbagai telaah penelitian tentang industri TPT yang telah dilakukan tersebut telah memberikan gambaran tentang perkembangan industri dan
perdagangan TPT dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, banyak penelitian yang melakukan
prediksi terhadap perkembangan industri TPT pasca kuota tahun 2005. Namun demikian, keterkaitan antara pasar domestik dan pasar dunia yang berperan
penting dalam perkembangan industri TPT domestik, belum dieksplorasi lebih mendalam.
33
Oleh sebab itu, pada penelitian ini dianalisis perkembangan dan prospek industri TPT secara holistik, baik industri tekstil dan maupun industri garmen.
Analisis penelitian ini dimulai secara spesifik dengan menganalisis pangsa pasar TPT Indonesia di antara negara-negara pesaing. Kemudian dilanjutkan dengan
mengaitkan industri TPT secara simultan melalui variabel-variabel ekonomi, termasuk kebijakan moneter dan fiskal, untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan industri TPT Indonesia. Selain itu isu-isu terkini dan kebijakan pemerintah yang berubah juga akan mempengaruhi industri TPT
sepanjang waktu. Simulasi kebijakan dan non kebijakan dalam penelitian ini untuk menganalisis dampak terhadap perkembangan industri TPT Indonesia
merupakan kontribusi baru dari penelitian ini.
IV. KERANGKA ANALISIS