Keragaan Pasar Garmen Indonesia 1. Produksi Garmen Domestik

129 tahun sebelumnya naik sebesar 1 ribu ton, maka akan meningkatkan impor tekstil China pada tahun berikutnya sebesar 0.96 ribu ton, ceteris paribus. 6.4. Keragaan Pasar Garmen Indonesia 6.4.1. Produksi Garmen Domestik Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi produksi garmen domestik ditampilkan pada Tabel 30 di bawah ini. Tabel 30. Hasil Pendugaan Parameter Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Garmen Domestik PGD Elastisitas No. Nama Peubah Parameter Dugaan t-hitung Jangka Pendek Jangka Panjang 1. Intercept 1310.794892 1.561 2. Rasio harga riil garmen dunia tahun sebelumnya dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya HGD24 9.411716 0.588 0.138 0.382 3. Perubahan harga riil tekstil domestik HTD4 -0.001381 -0.006 -0.000 -0.001 4. Harga riil kapas dunia tahun sebelumnya LHCWR -22.068491 -1.630 -5.111 -14.143 5. Perubahan suku bunga riil bank untuk investasi IRR3 -0.575961 -0.816 -0.001 -0.003 6. Upah riil tenaga kerja garmen tahun sebelumnya LUTKGR -0.030496 -0.987 -0.330 -0.913 7. Harga riil BBM BBMR -0.051458 -1.019 -0.129 -0.357 8. Tren waktu T 17.906845 2.624 9. Produksi garmen domestik tahun sebelumnya LPGD 0.638651 3.632 R 2 = 0.9421, F-hitung = 51.826, DW = 2.580 Keterangan: : nyata pada taraf α = 5 persen. : nyata pada taraf α = 15 persen. : nyata pada taraf α = 20 persen. Hasil pendugaan parameter produksi garmen domestik mempunyai nilai R 2 yang tinggi, yaitu 0.94. Hal ini menunjukkan tingginya kemampuan peubah- peubah penjelas menjelaskan perilaku produksi garmen domestik. Tanda dugaan parameter peubah dalam persamaan struktural telah sesuai dengan harapan, baik teori maupun empiris. Selain industri tekstil menyerap banyak tenaga kerja, sektor industri garmen juga demikian Gambar 14. Ada bagian dalam proses produksi garmen, seperti menjahit, yang tidak bisa digantikan secara mekanik. Pada tahun 2005, 130 sebanyak 50.60 persen tenaga kerja terserap di bagian sub produksi produk garmen saja, sisanya bekerja di bagian sub tekstil serat, benang, dan kain. 2.5 17.7 29.2 29.4 21.2 Serat Benang Kain Pakaian Tekstil Lainnya Gambar 14. Jumlah Tenaga Kerja di Industri TPT Indonesia Tahun 2005 Sumber: Asosiasi Pertekstilan Indonesia, 2005. Penggunaan tenaga kerja yang cukup banyak akan berpengaruh terhadap pos biaya produksi. Upah riil tenaga kerja garmen tahun sebelumnya dalam penelitian ini tidak berbeda nyata secara statistik. Apabila ada kenaikan upah riil tenaga kerja garmen sebesar Rp. 1 juta per kapita per tahun, maka akan menurunkan produksi garmen domestik sebesar 0.03 ribu ton, ceteris paribus. Dalam jangka pendek, peubah produksi garmen domestik kurang responsif apabila dibandingkan dalam jangka panjang. Selain itu, ketergantungan yang tinggi terhadap kapas impor juga mempengaruhi produksi garmen di dalam negeri. Peningkatan harga riil kapas dunia sebesar 1 cent per pound , maka akan menurunkan produksi garmen domestik sebesar 22.07 ribu ton, ceteris paribus. Baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang produksi garmen domestik sangat responsif terhadap harga riil kapas dunia. Peubah perubahan harga riil BBM tidak signifikan secara statistik, namun mempunyai hubungan yang negatif dengan produksi garmen domestik. Artinya 131 apabila ada kenaikan harga riil BBM sebesar Rp. 10 per liter, maka akan menurunkan produksi garmen domestik sebesar 0.51 ribu ton, ceteris paribus. Selain harga riil BBM, konsumsi listrik juga sangat besar. Industri TPT membutuhkan listrik 24 jam sehari untuk memproduksi TPT www.bisnis.com, 09 Desember 2005. Di samping peubah yang sudah dijelaskan, ternyata peubah tren waktu juga berpengaruh sangat nyata secara statistik terhadap produksi garmen domestik. Garmen adalah produk yang sangat berkaitan dengan tren mode yang berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Berdasarkan kecenderungan waktu, produksi garmen domestik mengalami kenaikan 17.91 ribu ton, ceteris paribus. Peubah tren waktu dianggap juga dapat mewakili penggunaan teknologi. Teknologi yang digunakan akan mendorong proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga jumlah produksi garmen domestik akan meningkat sebesar 17.91 ribu ton, ceteris paribus. Peubah yang juga berpengaruh sangat nyata secara statistik adalah produksi garmen domestik tahun sebelumnya. Informasi memproduksi garmen ternyata ditentukan juga oleh produksi garmen tahun sebelumnya. Jika produksi garmen domestik tahun sebelumnya naik sebesar 1 ribu ton, maka produksi garmen domestik tahun berikutnya meningkat sebesar 0.64 ribu ton, ceteris paribus.

6.4.2. Ekspor Garmen Indonesia

Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor garmen Indonesia disajikan pada Tabel 31. Hasil pendugaan parameter ekspor garmen Indonesia mempunyai nilai R 2 yang tinggi, yaitu 0.96. Koefisien determinasi yang tinggi tersebut menunjukkan tingginya kemampuan peubah- peubah penjelas dalam menjelaskan perilaku ekspor garmen Indonesia. Tanda 132 dugaan parameter peubah dalam persamaan struktural juga telah sesuai dengan harapan. Tabel 31. Hasil Pendugaan Parameter Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Garmen Indonesia XGI Elastisitas No. Nama Peubah Parameter Dugaan t-hitung Jangka Pendek Jangka Panjang 1 Intercept -125.729163 -1.269 2 Harga riil garmen dunia HGWR 0.003822 1.070 0.218 0.321 3 Rasio harga riil tekstil dunia dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya HTD6 -33.276816 -1.446 -0.514 -0.758 4 Produksi garmen domestik tahun sebelumnya LPGD 0.081358 0.809 0.002 0.002 5 Nilai tukar riil RupiahUSD tahun sebelumnya LERIR 0.018154 3.595 0.304 0.449 6 Dummy integrasi perdagangan tekstil dan produk tekstil dunia DKG -10.829047 -0.465 7 Tren waktu T 12.235762 2.499 8 Ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya LXGI 0.321972 1.374 R 2 = 0.9596, F-hitung = 85.726, DW = 1.954 Keterangan: : nyata pada taraf α = 5 persen. : nyata pada taraf α = 20 persen. Ekspor garmen Indonesia dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh peubah-peubah harga riil garmen dunia, rasio harga riil tekstil dunia dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya, produksi garmen domestik tahun sebelumnya, nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun sebelumnya, dummy integrasi perdagangan TPT dunia, tren waktu, dan ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya. Dari tujuh peubah tersebut, ternyata empat peubah yang berpengaruh nyata, yaitu rasio harga riil tekstil dunia dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya, nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun sebelumnya, tren waktu, dan ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya. Harga riil garmen domestik diwakili dengan rasio harga riil tekstil dunia dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya memberikan kontribusi dalam ekspor garmen Indonesia dengan hubungan yang negatif. Apabila harga riil garmen domestik meningkat sebesar 1 USD per ton, maka akan menurunkan garmen Indonesia sebesar 33.28 ribu ton. Hal ini menjadi disinsentif bagi produsen untuk melakukan ekspor garmen. Dalam jangka pendek maupun 133 jangka panjang, peubah ekspor garmen Indonesia kurang responsif terhadap rasio harga riil tekstil dunia dengan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya. Eksportasi garmen berkaitan erat dengan nilai tukar riil Rupiah terhadap USD. Nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi akan meningkatkan daya saing garmen Indonesia. Secara statistik, peubah nilai tukar riil Rupiah terhadap USD tahun sebelumnya berpengaruh sangat nyata dengan elastisitas jangka pendek 0.30 dan jangka panjang 0.45. Artinya bila Rupiah makin melemah terhadap USD sebesar 10 persen, maka ekspor garmen Indonesia akan meningkat sebesar 3.04 persen dalam jangka pendek dan 4.50 pesen dalam jangka panjang, ceteris paribus. Atau dengan kata lain bahwa respons ekspor garmen Indonesia terhadap nilai tukar riil Rupiah terhadap USD bersifat inelastis dalam jangka pendek dan juga dalam jangka panjang. Kecenderungan waktu menunjukkan hubungan yang positif dengan ekspor garmen Indonesia. Artinya jumlah ekspor garmen Indonesia mengalami kenaikan sebesar 12.23 ribu ton setiap tahun, ceteris paribus. Selain itu peubah tren waktu juga dapat mewakili peubah teknologi. Penggunaan teknologi modern dalam industri garmen akan mendorong efisiensi proses produksi, sehingga jumlah produksi garmen akan meningkat. Selanjutnya peningkatan ini akan menstimulasi ekspor garmen Indonesia sebesar 12.23 ribu ton, ceteris paribus. Koefisien ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya mempunyai hasil pendugaan parameter bertanda positif sebesar 0.32. Artinya jika ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya bertambah 1 ribu ton, maka ekspor garmen Indonesia tahun berikutnya akan meningkat meningkat sebesar 0.32 ribu ton, ceteris paribus. Peubah ekspor garmen Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap ekspor garmen Indonesia. 134

6.4.3. Penawaran Garmen Domestik

Total penawaran garmen domestik merupakan persamaan identitas yang mengandung hubungan antara produksi garmen domestik, impor garmen Indonesia, dan ekspor garmen Indonesia. Secara umum, persamaan penawaran garmen domestik dapat ditulis sebagai berikut, SGDt = PGDt + MGIt – XGIt ….......................................................... 6.90 dimana, SGD t : Penawaran garmen domestik tahun t 1 000 ton. PGD t : Produksi garmen domestik tahun t 1 000 ton. MGI t : Impor garmen Indonesia tahun t 1 000 ton. XGI t : Ekspor garmen Indonesia tahun t 1 000 ton.

6.4.4. Harga Garmen Domestik

Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi harga riil garmen domestik ditunjukkan pada Tabel 32 di bawah ini. Tabel 32. Hasil Pendugaan Parameter Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Riil Garmen Domestik HGDR Elastisitas No. Nama Peubah Parameter Dugaan t-hitung Jangka Pendek Jangka Panjang 1. Intercept 59.917487 0.024 2. Rasio permintaan garmen domestik dengan permintaan garmen domestik tahun sebelumnya DGD3 11.221279 0.531 0.004 0.004 3. Perubahan harga riil tekstil domestik HTD4 3.8137 4.641 0.118 0.133 4. Perubahan harga riil tekstil dunia HTW12 0.466754 2.155 0.026 0.030 5. Rasio harga riil garmen dunia tahun sebelumnya dengan harga riil tekstil dunia HGW9 2138.472108 1.870 1.140 1.284 6. Tren waktu T -637.778743 -1.820 7. Harga riil garmen domestik tahun sebelumnya LHGDR 0.112525 0.683 R 2 = 0.8001, F-hitung = 15.298, DW = 1.463 Keterangan: : nyata pada taraf α = 5 persen. : nyata pada taraf α = 10 persen. Hasil pendugaan parameter harga riil garmen domestik mempunyai nilai R 2 yang tinggi, yaitu 0.80. Hal ini menunjukkan tingginya kemampuan peubah- peubah penjelas dalam menjelaskan perilaku harga riil garmen domestik. Tanda 135 dugaan parameter peubah dalam persamaan struktural juga telah sesuai dengan harapan. Harga riil garmen domestik dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh peubah-peubah rasio permintaan garmen domestik dengan permintaan garmen domestik tahun sebelumnya, perubahan harga riil tekstil domestik, perubahan harga riil tekstil dunia, rasio harga riil garmen dunia tahun sebelumnya dengan harga riil tekstil dunia, teknologi, tren waktu, dan harga riil garmen domestik tahun sebelumnya. Perubahan harga riil tekstil domestik ikut mempengaruhi secara nyata harga riil garmen domestik dengan hubungan yang positif. Artinya apabila ada kenaikan harga riil tekstil domestik sebesar 1 USD per ton, maka akan meningkatkan harga riil garmen domestik sebesar 3.81 USD per ton, ceteris paribus. Baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, peubah harga riil garmen domestik tidak responsif terhadap perubahan harga riil tekstil domestik. Sedangkan perubahan harga riil tekstil dunia juga memberikan pengaruh nyata secara statistik terhadap harga riil garmen domestik. Apabila ada kenaikan harga riil tekstil dunia sebesar 1 USD per ton, maka akan meningkatkan harga riil garmen domestik sebesar 0.47 USD per ton, ceteris paribus. Peubah harga riil garmen domestik juga tidak responsif terhadap perubahan harga riil tekstil dunia. Berbeda dengan harga riil garmen dunia yang diwakili oleh rasio harga riil garmen dunia tahun sebelumnya dengan harga riil tekstil dunia, dimana peubah harga riil garmen domestik responsif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap peubah tersebut. Secara statistik peubah harga riil garmen dunia berbeda nyata dengan harga riil garmen domestik. Apabila ada kenaikan rasio harga riil garmen dunia tahun sebelumnya dengan harga riil tekstil dunia 136 sebesar 1 USD per ton, maka akan meningkatkan harga riil garmen domestik sebesar 2 138.47 USD per ton, ceteris paribus. Penggunaan teknologi akan mendorong proses produksi berjalan lebih efisien, sehingga masing-masing produsen dapat memproduksi garmen dengan lebih cepat, lebih banyak, dan lebih berkualitas. Persaingan di antara produsen garmen menjadi semakin tinggi yang ditandai dengan keberadaan produk-produk substitusi, sehingga ada kecenderungan harga riil garmen domestik menurun sebesar 637.78 USD per ton, ceteris paribus.

6.4.5. Permintaan Garmen Domestik

Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan garmen domestik dijelaskan pada Tabel 33 di bawah ini. Tabel 33. Hasil Pendugaan Parameter Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Garmen Domestik DGD Elastisitas No. Nama Peubah Parameter Dugaan t-hitung Jangka Pendek Jangka Panjang 1. Intercept 343.734919 2.302 2. Rasio harga riil garmen dunia dengan harga riil tekstil dunia tahun sebelumnya HGW8 -124.738646 -2.163 -1.633 -3.663 3. Harga riil garmen domestik dalam Rupiah HGD11 -0.000003994 -1.100 -0.418 -0.937 4. Pendapatan per kapita Indonesia GDPI4 0.000014685 0.899 0.0007 0.0016 5. Perubahan impor garmen bekas MGB1 -5.059744 -0.574 -0.0002 -0.0004 6. Permintaan garmen domestik tahun sebelumnya LDGD 0.554279 3.409 R 2 = 0.4452, F-hitung = 5.012, DW = 2.355 Keterangan: : nyata pada taraf α = 5 persen. Hasil pendugaan parameter permintaan garmen domestik mempunyai nilai R 2 yang cukup tinggi, yaitu 0.44. Dengan kata lain, sebesar 44 persen peubah-peubah penjelas tersebut dapat menjelaskan dengan baik perilaku permintaan garmen domestik. Tanda dugaan parameter peubah dalam persamaan struktural juga telah sesuai dengan yang diharapankan. Permintaan garmen domestik dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh peubah-peubah rasio harga riil garmen dunia dengan harga riil tekstil dunia 137 tahun sebelumnya, harga riil garmen domestik dalam Rupiah, pendapatan per kapita Indonesia, perubahan impor garmen bekas Indonesia, dan permintaan garmen domestik tahun sebelumnya. Terdapat dua dari lima peubah yang berpengaruh secara nyata terhadap perubahan permintaan garmen domestik. Harga adalah faktor penting yang mempengaruhi pergerakan permintaan, begitu pula yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Peubah rasio harga riil garmen dunia dengan harga riil tekstil dunia tahun sebelumnya berpengaruh nyata secara statistik dengan hubungan yang negatif. Secara umum apabila ada kenaikan rasio harga riil garmen dunia dengan harga riil tekstil dunia tahun sebelumnya sebesar 1 USD per ton, maka akan menurunkan permintaan garmen domestik sebesar 124.74 ribu ton, ceteris paribus. Sedangkan besarnya elastisitas jangka pendek adalah 1.63 persen dan dalam jangka panjang adalah 3.66 persen. Hal ini dapat diartikan secara khusus, bahwa apabila ada kenaikan harga riil garmen domestik sebesar 1 USD per ton, maka akan menurunkan permintaan garmen domestik sebesar 1.63 ribu ton dalam jangka pendek dan sebesar 3.66 ribu ton dalam jangka panjang. Selain itu peubah permintaan garmen domestik tahun sebelumnya juga berpengaruh nyata secara statistik terhadap permintaan garmen domestik tahun sekarang. Apabila ada kenaikan 1 ribu ton permintaan garmen domestik tahun sebelumnya, maka hal ini akan menaikkan permintaan garmen domestik tahun sekarang sebesar 0.55 ribu ton, ceteris paribus.

6.4.6. Impor Garmen Indonesia

Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi impor garmen Indonesia ditunjukkan dengan jelas pada Tabel 34. Hasil pendugaan parameter impor garmen Indonesia mempunyai nilai R 2 yang tinggi, yaitu 0.69. Hal ini menunjukkan tingginya kemampuan peubah-peubah penjelas dalam 138 menjelaskan perilaku impor garmen Indonesia. Atau dengan kata lain, sebesar 69 persen peubah-peubah penjelas dapat menjelaskan dengan baik perilaku impor garmen Indonesia. Tanda dugaan parameter peubah dalam persamaan struktural juga telah sesuai dengan harapan. Tabel 34. Hasil Pendugaan Parameter Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Garmen Indonesia MGI Elastisitas No. Nama Peubah Parameter Dugaan t-hitung Jangka Pendek Jangka Panjang 1. Intercept 143.925799 3.750 2. Harga riil impor garmen Indonesia HMGIR -0.002578 -1.469 -0.123 -0.319 3. Perubahan harga riil garmen dunia HGW10 -0.004914 -3.111 -0.025 -0.066 4. Tarif impor garmen TFG -1.349771 -2.601 -0.928 -2.408 5. Produksi garmen domestic tahun sebelumnya LPGD -0.165661 -3.414 -0.892 -2.315 6. Rasio nilai tukar riil RupiahUSD dengan nilai tukar riil RupiahUSD tahun sebelumnya ERI2 -18.404509 -1.219 -0.382 -0.990 7. Pendapatan per kapita Indonesia GDPI4 0.000003879 0.865 0.000 0.001 8. Impor garmen Indonesia tahun sebelumnya LMGI 0.614637 4.575 R 2 = 0.6924, F-hitung = 9.041, DW = 1.988 Keterangan: : nyata pada taraf α = 5 persen. : nyata pada taraf α = 20 persen. Impor garmen Indonesia dijelaskan oleh peubah harga riil impor garmen Indonesia, perubahan harga riil garmen dunia, tarif impor garmen tahun, produksi garmen domestik tahun sebelumnya, rasio nilai tukar Rupiah terhadap USD dengan nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun sebelumnya, pendapatan per kapita Indonesia, dan impor garmen Indonesia tahun sebelumnya. Peubah yang tidak berpengaruh nyata adalah rasio nilai tukar Rupiah terhadap USD dengan nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun sebelumnya dan pendapatan per kapita Indonesia sebelumnya. Koefisien dugaan parameter perubahan harga riil impor garmen Indonesia sebesar 0.002. Artinya apabila ada kenaikan harga riil impor garmen Indonesia sebesar 1 USD per ton, maka akan menurunkan impor garmen Indonesia sebesar 0.002 ribu ton, ceteris paribus. Baik dalam jangka pendek maupun 139 jangka panjang, peubah impor garmen Indonesia tidak responsif terhadap peubah harga riil impor garmen Indonesia. Sedangkan besarnya parameter dugaan perubahan harga riil garmen dunia adalah 0.005 dengan arah yang berlawanan. Artinya bila perubahan harga riil garmen dunia meningkat 1 USD per ton, maka impor garmen Indonesia akan menurun sebesar 0.005 ribu ton, ceteris paribus. Respons peubah impor garmen Indonesia terhadap perubahan harga riil garmen dunia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, adalah inelastis. Tarif impor garmen mempengaruhi impor garmen Indonesia dengan arah yang berlawanan. Artinya bila ada kenaikan besaran tarif impor garmen sebesar 1 persen, maka akan menurunkan impor garmen Indonesia sebesar 1.35 ribu ton, ceteris paribus. Dalam jangka pendek, impor garmen Indonesia bersifat inelastis terhadap tarif impor garmen dibanding dalam jangka panjang. Impor garmen Indonesia juga dipengaruhi oleh peubah produksi garmen domestik tahun sebelumnya. Apabila produksi garmen domestik tahun sebelumnya meningkat sebesar 1 ribu ton, maka impor garmen Indonesia akan menurun sebesar 0.16 ribu ton, ceteris paribus. Respons impor garmen Indonesia terhadap produksi garmen domestik adalah inelastis dalam jangka pendek dan elastis dalam jangka panjang. Peubah lainnya yang juga signifikan secara statistik adalah impor garmen Indonesia tahun sebelumnya. Koefisien impor garmen Indonesia tahun sebelumnya bertanda positif dan sebesar 0.61. Artinya jika impor garmen Indonesia tahun sebelumnya bertambah 1 ribu ton, maka impor garmen Indonesia tahun sekarang akan meningkat sebesar 0.61 ribu ton, ceteris paribus. Peubah impor garmen Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh sangat nyata terhadap impor garmen Indonesia. 140 6.5. Keragaan Pasar Garmen Dunia 6.5.1. Total Ekspor Garmen Dunia