VI. ANALISIS EKONOMETRIKA PERKEMBANGAN INDUSTRI TPT INDONESIA
Pada bagian ini akan disajikan dan dibahas nilai-nilai hasil pendugaan parameter persamaan struktural dalam model ekonometrika perkembangan
industri TPT Indonesia. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan industri TPT Indonesia. Penyajiannya
diawali dengan interpretasi hasil pendugaan parameter secara keseluruhan, yaitu kinerja umum persamaan struktural berdasarkan besaran koefisien determinasi
R
2
, nilai uji F, Durbin Watson DW, dan nilai uji t. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan interpretasi dan implikasi ekonomi tentang tanda dan besaran
parameter dugaan serta nilai-nilai elastisitas yang relevan dengan persamaan dalam model.
Model ekonometrika yang telah dirumuskan diduga dengan metode 2SLS Two Stage Least Squares dan menggunakan data sekunder deret waktu tahun
1980 sampai 2006.
6.1. Kinerja Umum Hasil Pendugaan Model Industri TPT Indonesia
Besaran nilai uji statistik F yaitu antara 5.01 sampai 1 047.14 dan nyata pada taraf
α = 0.0001 dan 0.0039. Persamaan permintaan garmen domestik DGD yang mempunyai nilai uji statistik F yang terendah. Dengan demikian
secara keseluruhan dapat diinterpretasikan bahwa variasi peubah-peubah eksogen dalam persamaan struktural secara bersama-sama dapat menjelaskan
dengan baik variasi yang terjadi pada masing-masing peubah endogennya. Secara keseluruhan pendugaan parameter model ekonometrika industri
TPT dalam penelitian ini memberikan hasil yang cukup baik. Nilai koefisien determinasi R
2
masing-masing persamaan struktural sebagian besar berkisar antara 0.44-0.99. Persamaan permintaan garmen domestik DGD memberikan
104
nilai koefisien determinasi terendah di antara persamaan yang lain. Dengan demikian secara umum peubah-peubah penjelas yang dimasukkan dalam
persamaan struktural dalam penelitian ini mampu menjelaskan dengan cukup baik keragaman peubah-peubah endogennya. Selain itu, semua peubah penjelas
mempunyai tanda dugaan parameter yang sesuai dengan harapan dan logis dari sudut pandang teori ekonomi.
Hasil uji statistik t yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa peubah penjelas yang tidak signifikan atau berpengaruh nyata terhadap peubah
endogennya pada taraf α = 0.05. Dalam penelitian ini taraf α yang digunakan
cukup fleksibel berlaku untuk setiap persamaan struktural, sehingga sebagian besar peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya.
Adapun taraf nyata yang digunakan adalah merupakan taraf nyata pada α
sebesar 0.05, merupakan taraf nyata pada α sebesar 0.10, merupakan
taraf nyata pada α sebesar 0.15, dan untuk taraf nyata pada α sebesar 0.20.
Nilai Durbin Watson DW berkisar antara antara 1.09 sampai 2.58. Nilai terendah DW terdapat pada persamaan ekspor tekstil China XTC. Sedangkan
nilai DW tertinggi pada persamaan produksi garmen domestik PGD. Berdasarkan hasil dugaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
model yang digunakan dalam penelitian ini cukup representatif dalam menjelaskan fenomena ekonomi perkembangan industri TPT Indonesia di pasar
domestik dan dunia.
6.2. Keragaan Pasar Tekstil Indonesia