Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Pada KJA yang jumlahnya banyak, petani umumnya membangun rumah ditasnya untuk tempat penampungan pakan dan tempat tinggal para pekerja.
Pada tebar pembesaran mas dan nila di KJA umumnya 10 ekor .
Misalnya, luas KJA berukuran 7x7 meter dengan kedalaman 3 meter maka dapat diisi benih sebanyak 1.470 ekor. Namun, jika kondisi waduk atau danau memiliki
kedalaman lebih dari 8 meter seperti di Jatiluhur, kedalaman KJA bisa ditambah hingga 7 meter. Semakin dalam KJA berguna untuk menambah populasi ikan nila
di dalam KJA Wiryanta et al, 2010. Untuk pemberian pakan, pada bulan pertama pakan diberikan setiap hari
sebanyak 5 persen dari biomassa. Setelah itu, pakan cukup diberikan sebanyak 3 persen dari biomassa. Periode pemberian pakan dalam sehari dibagi tiga kali,
yakni pada pagi, siang, dan sore hari Rachmatun, 2010. Operator teknisi Keramba Jaring Apung harus rajin memperhatikan perilaku ikan-ikan yang
dipelihara. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut a
Nafsu makan dan dosis pakan, b Tingkat kegesitan ikan. Bila ada ikan yang tampak lemah maka harus diambil contoh untuk diperiksa apakah ada sesuatu
gejala penyakit atau tidak, c Kualitas air, d Tingkat kecerahan air wadukdanau apabila derajat kecerahan kurang dari 15 cm, berarti plankton terlalu lebat
sehiongga kandungan oksigennya defisit pada malam hari yang dapat membahayakan ikan. Nilai kecerahan untuk waduk dan danau sebaiknya lebih
dari 100 cm, e Luas keramba di waduk maksimum 2 persen dari luas perairan. Batas maksimum ini biasanya ditentukan oleh pemerintah daerah setempat,
f Pembatasan kapasitas produksi keramba, g Kecepatan arus dilokasi keramba tidak kurang dari 5-10 mdetik, h Hama pemangsa ikan danatau perusak jaring
yang dapat menyebabkan kerugian. Hama tersebut ialah burung pemasangsa, berang-berang, ular, belut, ikan-ikan buas dan kura-kura yang merusak jaring.
Hama dapat dihalau dengan pemasangan perangkap, pembersihan tepi waduk dan pelaksanaan patrol secara periodik Rachmatun, 2010.