2  Luas Areal KJA yang Dimiliki LAKJA Luas areal KJA yang dimiliki diharapkan bernilai positif. Semakin besar areal
KJA  yang  diusahakan  maka  semakin  mudah  untuk  menambah  volume produksi sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan.
3  Umur Petani UMR Umur  petani  diharapkan  bernilai  negatif.  Petani  dengan  golongan  usia  yang
produktif  akan  memiliki  semangat  yang  tinggi  untuk  mengembangkan budidaya ikan.
4  Jumlah Tanggungan Keluarga JTK Jumlah  tanggungan  keluarga  diharapkan  bernilai  positif.  Semakin  banyak
jumlah  anggota  keluarga  akan  menyebabkan  semakin  banyak  kebutuhan hidup  sehingga  terdapat  dorongan  untuk  meningkatkan  pendapatan.  Oleh
karena itu, semakin banyak jumlah anggota keluarga akan mendorong petani untuk melakukan pengembangan budidaya ikan.
5  Lama Usaha Budidaya Ikan  LMUB Lama  usaha  budidaya  ikan  diharapkan  bernilai  positif.  Semakin  lama
pengalaman  dalam  usaha  budidaya  ikan,  maka  akan  mendorong  petani  ikan untuk membudidayakan ikan dengan teknik yang lebih baik.
6  Pendapatan Petani PDPT Pendapatan petani ikan diharapkan bernilai positif. Semakin besar pendapatan
yang  diterima  oleh  petani  maka  kesejahteraan  hidup  petani  akan  semakin meningkat.
4.4.3.2 Pengujian Model Regresi Logistik a
Uji Likelihood Ratio
Setelah dugaan model linear logistik diperoleh, selanjutnya menguji apakah model  logit  tersebut  secara  keseluruhan  dapat  menjelaskan  keputusan  kualitatif
Hosmer D.W,  2000. Hipotesis statistik yang duji dalam hal ini adalah: H
: β
1
= β
2
= β
3
=…= β
k
= 0 model tidak dapat menjelaskan
H
1
: minimal ada β
i
≠ 0, i = 1,2,3,…k         model dapat menjelaskan
Statistik  uji  yang  digunakan  adalah  dengan  likelihood  ratio.  Statistik  uji  G dibawah ini menyebar menurut sebaran Chi-square dengan derajat bebas.
G = - 2log = -2log
= -2 ...………… 14
Di mana  : : Nilai maksimum fungsi kemungkinan untuk model dibawah hipotesis nol
: Nilai maksimum fungsi kemungkinan untuk model dibawah hipotesis alternatif
: Nilai maksimum fungsi log kemungkinan untuk model dibawah hipotesis nol : Nilai maksimum fungsi log kemungkinan untuk model dibawah hipotesis
alternatif Nilai  -2
tersebut  mengikuti  distribusi  Chi-square  dengan  df  =  p.  Jika menggunakan taraf nyata sebesar α, maka kriteria ujinya adalah tolak H
apabila Nilai -2
≥ atau p-
value ≤ α.
b Uji Wald
Untuk  menguji  faktor  mana β
i
≠  0  yang  berpengaruh  nyata  terhadap pilihannya, diperlukan statistik uji Wald. Uji Wald dapat menguji signifikansi dari
parameter  koefisien  secara  parsial  yang  serupa  dengan  uji-t  dalam  regresi  linear biasa Juanda, 2009. Hipotesis statistik yang diuji adalah:
H : β
i
= 0 untuk 1,2,3,…k peubah X
i
tidak berpengaruh nyata H
1
: β
i
≠ 0 peubah X
i
berpengaruh nyata Statistik uji yang digunakan adalah:
W =
β
β
.. .……………… 15
Di mana: = koefisen regresi
= standard error of β galat kesalahan dari β
c Uji Odds Ratio
Odds Ratio merupakan rasio peluang peluang terjadi pilihan-1 ya terhadap peluang  terjadi  pilihan-0  tidak  dari  variabel  respons.  Secara  sistematis  dapat
dituliskan sebagai berikut: Odds Ratio =
...……………… 16 Di mana:
P
i
= peluang kejadian yang terjadi 1- P
i
= peluang kejadian yang tidak terjadi
V  GAMBARAN UMUM PENELITIAN
5.1 Kondisi Umum Kecamatan Jatiluhur
Kecamatan  Jatiluhur  merupakan  salah  satu  kecamatan  yang  terletak  di Kabupaten  Purwakarta  Provinsi  Jawa  Barat.  Jarak  dari  Jatiluhur  ke  Kabupaten
Purwakarta  sekitar  8  km  yang  dihubungkan  oleh  jalan  kabupaten  dan  provinsi. Secara  administratif,  Kecamatan  Jatiluhur  berbatasan  dengan  Kabupaten
Purwakarta  dan  Kecamatan  Sukasari  di  sebelah  Utara,  Kecamatan  Sukatani disebelah  Barat,  Kecamatan  Pasawahan  di  sebelah  Selatan,  Kecamatan
Babakancikao dan Kecamatan Purwakarta di sebelah Timur. Luas Kecamatan Jatiluhur berdasarkan data pokok Kecamatan tahun 2012
– 2013 adalah 3.556.413 Ha yang terdiri dari 660.000 Ha Lahan Pertanian, Sawah,
dan  Kebun,  12.000  Ha  Perairan  Darat,  2.351.413  Ha  Pemukiman,  543.000  Ha Zona Industri. Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2013mencapai 63.197 jiwa
yang terdiri dari 31.537  laki-laki 50 persen dan 31.660 perempuan 50 persen. Berdasarkan  usia  jumlah  penduduk  Kecamatan  Jatiluhur  terbagi  menjadi  empat
kelompok yaitu kelompok usia 0 – 5 tahun sebesar 4.211 jiwa, kelompok usia 6
– 15 tahun sebesar 14.308 jiwa, kelompok usia 16  – 60 tahun sebesar 40.910 jiwa,  kelompok  usia  61  tahun  sebesar  3.426  jiwa  Data  Kecamatan  Jatiluhur
2013. Komposisi  penduduk  berdasarkan  tingkat  pendidikan  menunjukkan  bahwa
jumlah  penduduk  yang  berpendidikan  SD  Sekolah  Dasar  dan  SMA  Sekolah Menengah  Atas  masih  dominan  mencapai  9.040  jiwa  30,57  persen  dan  9.130
jiwa  30,87  persen  sedangkan  yang  berpendidikan  SMP  Sekolah  Menengah Pertama  mencapai  7.760  jiwa  26,24  persen.  Jumlah  penduduk  yang  duduk
dibangku  Perguruan  Tinggi  seperti  Program  Diploma,  Sarjana  S1,  dan  Pasca Sarjana S2 hanya  mencapai 1.785  jiwa 6,03 persen, 1.800 jiwa 6,08 persen,
dan  60  jiwa  0,2  persen.  Berkaitan  dengan  pengembangan  usahatani  budidaya ikan  dalam  KJA  maka  salah  satu  aspek  yang  penting  dan  perlu  diperhatikan
adalah  sumberdaya  manusianya  dalam  hal  ini  petani.  Kualitas  sumberdaya manusia  petani  yang  rendah  akan  menjadi  salah  satu  faktor  pemicu  yang
menghambat  jalannya  usahatani  budidaya  ikan  tersebut.  Kegiatan  yang  dapat
dilakukan  untuk  meningkatkan  kualitas  SDM  petani  yaitu  melalui  kegiatan  alih
teknologi Bappeda Kabupaten Purwakarta, 2009 5.2 Kondisi Umum Waduk Jatiluhur
Gagasan    awal  pembangunan  bendungan  Jatiluhur  Ir.  H.Juanda  berawal dari  tulisan  Prof.  Dr.  Ir.  W.J  Blommenstein  tahun  1948  yang  menulis  bahwa
daerah  aliran  sungai  Citarum    sebagai  sumber  aliran  air  utama,  dirancang  untuk memadukan potensi sumberdaya air dari mulai sungai Ciujung di Provinsi Banten
sampai  dengan  Kali  Rambut  di  Pekalongan  untuk  mengairi  areal  sawah  irigasi seluas 520.000 Ha. Tulisan tersebut kemudian dipelajari dan dikaji ulang oleh Ir.
Van  Schravendjik  dan  Ir.  Abdoelah  Angoedi  di  tahun  1950  yang  kemudian menyederhanakan  dengan  mengintegrasikan  potensi  sumberdaya  air  dibagian
Utara Jawa Barat dari Kali Bekasi di Ujung Barat sampai dengan Sungai Cilanang di Kabupaten Indramayu untuk mengairi lahan seluas 242.000 Ha.
Waduk Jatiluhur  merupakan waduk cascade series yang terletak di aliran Sungai  Citarum  dan  berada  paling  hilir  dimana  sebelumnya  terdapat  Waduk
Cirata dan Waduk Saguling. Sumber air Sungai Citarum bermula dari mata air di Gunung  Wayang  dan  dari  beberapa  anak  Sungai  Citarum  yang  tersebar
dibeberapa tempat. Daerah Aliran Sungai DAS Citarum terdiri dari 7 sub DAS yakni  sub  DAS  Citarik  yang  bermata  air  di  Gunung  Kareumbi,  sub  DAS
Cisangkuy  yang  bermata  air  di  Gunung  Wayang,  sub  DAS  Ciminyak  yang bermata  air  di  Gunung  Buleud,  sub  DAS  Cikapundung  yang  bermata  air  di
Gunung  Tangkuban  Perahu,  sub  DAS  Ciwidey  yang  bermata  air  di  Gunung Patuha,  sub  DAS  Cihaur  yang  bermata  air  di  Gunung  Burangrang,dan  sub  DAS
Cisokan yang bermata air di Gunung Masigit dan Gunung Gede Pangrango. Luas daerah  tangkapan  air  DAS  Citarum  tersebut  meliputi  area  seluas  4.543,4
yang  mencakup  Kabupaten  Bandung,  Cianjur,  Sumedang,  dan  seluruh  Kota Bandung. Sungai Citarum bermuara di tiga lokasi yakni muara Gembong, Bungin
dan Muara Karawang di Laut Jawa Gambar 2.
Sumber : Google Map 2012
3
Gambar 2 Satuan Wilayah Sungai SWS Citarum Bendungan  Ir.H.  Juanda  yang  terletak  lebih  kurang  8  km  sebelah  Barat
Purwakarta dibangun dengan tipe timbunan batu  rockfill dam dengan inti tanah liat miring, mempunyai tinggi 105 m dan panjang 1220 m  membentuk genangan
seluas  83 dan  menamupng  air  3  milyar
.  Berbeda  dengan  Waduk  Cirata dan  Saguling  yang  berfungsi  tunggal  Pembangkit  tenaga  listrik,Waduk
Ir.H.Juanda merupakan Waduk serbaguna yang antara lain digunakan untuk : a.  Penyediaan air untuk pengairan di Jawa Barat bagian Utara yang meliputi
areal sawah seluas 242.000 Ha. b.  Pembangkitan  tenaga  listrik  yang  berkapasitas  187,5  MW  Setelah  di
Uperating dan dapat berproduksi 1000 juta kWhtahun. c.  Pencegahan banjir didaerah Kabupaten Karawang dan sekitarnya.
d.  Penyediaan air baku untuk air minum, air untuk kebutuhan industri, dan air penggelontoran.
e.  Budidaya perikanan air tawar melalui teknik jaring apung f.  Pengembangan pariwisata dan olahraga air.
g.  Transportasi air.
3
https:www.google.comsearchcitarum.orgknowledge_centerindex list.php?id_categories=13 [diakses tanggal 26 Februari 2014]