Hasil Uji Analisis Variansi Dua Jalan Hasil Uji Komparasi Ganda

Dengan nilai b tabel = 0,9758 berarti daerah kritiknya DK = { b | b 0,9758 }. Jadi b obs = 0,9996 ∉ DK berarti H diterima, yang artinya kedua populasi mempunyai variansi yang sama homogen. Untuk populasi-populasi dalam motivasi belajar uji homogenitas kolom nilai b obs = 0,9813 dan nilai b tabel = 0,9564. Dengan nilai b tabel = 0,9564 berarti daerah kritiknya DK = { b | b 0,9564}. Jadi b obs = 0,9813 ∉ DK berarti H diterima, yang artinya ketiga populasi mempunyai variansi yang sama homogen.

E. Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Analisis Variansi Dua Jalan

Dalam penelitian ini digunakan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk mengetahui: a sama atau tidaknya rataan hasil belajar kedua strategi pembelajaran yang dicobakan dalam penelitian ini, b sama atau tidaknya rataan hasil belajar ketiga kelompok motivasi belajar yang ada dalam penelitian ini, dan c terdapat interaksi atau tidaknya kedua katagori tersebut. Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama tehadap hasil tes prestasi belajar sesudah eksperimen prestasi belajar mengenai pertidaksamaan kuadrat dan rasional disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Sumber JK dk RK F obs F tabel Keputusan Uji Strategi A 1,22E-05 1 1,22E-05 1,30E-05 3,84 H diterima Motivasi B 27,0709 2 13,5355 14,5192 3 H ditolak Interaksi AB 1,6359 2 0,8180 0,8774 3 H diterima Galat 126,7856 136 0,9323 - - - Total 155,4924 141 - - - - Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33. Dari tabel di atas tampak bahwa untuk Strategi A, nilai dari F obs = 1,30E-05 dan nilai dari F tabel = 3,84. Dengan nilai F tabel = 3,84, berarti daerah kritiknya DK = { F | F 3,84}. Jadi F obs = 1,30E-05 ∉ DK, berarti H 0A diterima kedua strategi pembelajaran mempunyai rataan yang sama. Untuk Motivasi B, nilai dari F obs = 14,5192 dan nilai dari F tabel = 3. Dengan nilai F tabel = 3, berarti daerah kritiknya DK = { F | F 3 }. Jadi F obs = 14,5192 ∈ DK, berarti H 0B ditolak.dari ketiga kelompok motivasi terdapat sekurang-kurangnya satu pasang kelompok mempunyai rataan yang tidak sama. Untuk Interaksi AB, nilai dari F obs = 0,8774 dan nilai dari F tabel = 3. Dengan nilai F tabel = 3, berarti daerah kritiknya DK = { F | F 3 }. Jadi F obs = 0,8774 ∉ DK, berarti H 0AB diterima tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

2. Hasil Uji Komparasi Ganda

Karena dari hasil uji variansi dua jalan dengan sel tak sama di atas untuk motivasi B menyatakan H 0B ditolak dari ketiga kelompok motivasi terdapat sekurang-kurangnya satu pasang kelompok mempunyai rataan yang tidak sama maka dilakukan uji komparasi ganda antar kolom. Uji komparasi ganda antar kolom ini untuk mengetahui mana yang diantara ketiga kelompok motivasi dalam penelitian ini yang mempunyai rataan prestasi belajar yang berbeda. Hasil dari uji komparasi ganda antar kolom dengan metode Scheffe disajikan dalam table berikut. Tabel.14. Hasil Uji Komparasi Ganda antar Kolom Komparasi F obs 2F 0,05;2,136 Keputusan Uji µ . 1 vs µ . .2 6,2485 6 H ditolak µ . 1 vs µ . .3 22,7680 6 H ditolak µ . 2 vs µ . .3 10,7923 6 H ditolak Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 34. Dari tabel di atas tampak bahwa untuk µ . 1 vs µ . .2 nilai dari F obs = 6,2485 dan nilai dari 2F 0,05;2,136 = 6. Dengan nilai 2F 0,05;2,136 = 6 berarti daerah kritiknya DK = {F | F 6 }. Jadi F obs = 6,2485 ∉ DK berarti H ditolak rataan dari kelompok motivasi tinggi berbeda dengan rataan kelompok motivasi sedang. Untuk µ . 1 vs µ . .3 nilai dari F obs = 22,7680 dan nilai dari 2F 0,05;2,136 = 6. Dengan nilai 2F 0,05;2,136 = 6 berarti daerah kritiknya DK = {F | F 6 }. Jadi F obs = 22,7680 ∉ DK berarti H ditolak rataan dari kelompok motivasi tinggi berbeda dengan rataan kelompok motivasi rendah. Untuk µ . 2 vs µ . .3 nilai dari F obs = 10,7923 dan nilai dari 2F 0,05;2,136 = 6. Dengan nilai 2F 0,05;2,136 = 6 berarti daerah kritiknya DK = {F | F 6 }. Jadi F obs = 10,7923 ∉ DK berarti H ditolak rataan dari kelompok motivasi sedang berbeda dengan rataan kelompok motivasi rendah.

F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X Semester Genap di SMK Negeri

0 5 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Problem Solving Learning Dan Problem Posing Learning Ditinjau Dari Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar (P

0 3 18

IMPLEMENTASI STRATEGI PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN Implementasi Strategi Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Muhamma

0 2 20

IMPLEMENTASI STRATEGI PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN Implementasi Strategi Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Muhamma

0 3 15

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENDAHULUAN Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 6

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN PROBING- PROMPTING Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Posing Dan Probing- Prompting Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa Mtsn Ngawi.

0 1 11

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM POSING DITINJAU DARI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 4 Delanggu T

0 0 16