BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bagian terpenting dari penelitian ini dituangkan dalam kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat
dikemukakan bahwa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, menurut teori yang dikemukakan sebenarnya strategi
pembelajaran yang dilengkapi dengan model pembelajaran problem posing lebih baik dari pada strategi pembelajaran yang tanpa dilengkapi dengan model
pembelajaran problem posing. Namun kenyataannya, dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran yang dilengkapi dengan model pembelajaran problem posing sama efektifnya dengan prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
tanpa dilengkapi dengan model pembelajaran problem posing. Hal ini dapat terjadi dikarenakan model pembelajaran problem posing merupakan hal yang
belum pernah dilaksanakan di sekolah yang diteliti. Barangkali memang perlu penyesuaian.
Kedua, baik menurut teori yang dikemukakan maupun menurut hasil eksperimen, prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi tinggi
lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi sedang, prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi tinggi lebih
baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi rendah, dan prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi sedang
lebih baik dari prestasi belajar matematika siswa pada kelompok motivasi rendah. Ketiga, menurut teori yang dikemukakan, prestasi belajar matematika
siswa pada kelompok motivasi tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran yang dilengkapi dengan model pembelajaran problem posing lebih baik dari pada
siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran tanpa dilengkapi model pembelajaran problem posing. Tetapi dari hasil eksperimen ternyata menunjukkan
bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran yang dilengkapi dengan
model pembelajaran problem posing sama prestasi belajarnya dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran tanpa dilengkapi model pembelajaran
problem posing. Hal ini mempunyai alasan yang sama dengan yang terjadi pada kesimpulan pertama di atas. Jadi hal ini tidak lebih dari merupakan efek domino
atas tidak berbedanya prestasi belajar bagi siswa yang diajar dengan kedua strategi pembelajaran.
Keempat, menurut teori yang dikemukakan, prestasi belajar matematika siswa pada kelompok motivasi sedang yang diajar dengan strategi pembelajaran
yang dilengkapi dengan model pembelajaran problem posing lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran tanpa dilengkapi model
pembelajaran problem posing. Tetapi dari hasil eksperimen ternyata menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran yang dilengkapi dengan
model pembelajaran problem posing sama prestasi belajarnya dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran tanpa dilengkapi model pembelajaran
problem posing. Hal ini juga mempunyai alasan yang sama dengan yang terjadi pada kesimpulan pertama di atas. Jadi hal ini tidak lebih dari merupakan efek
domino atas tidak berbedanya prestasi belajar bagi siswa yang diajar dengan kedua strategi pembelajaran.
Kelima, baik menurut teori yang dikemukakan maupun menurut hasil eksperimen, prestasi belajar matematika siswa pada kelompok motivasi rendah
yang diajar dengan strategi pembelajaran yang dilengkapi dengan model pembelajaran problem posing sama kemampuannya dengan yang diajar dengan
strategi pembelajaran yang tanpa dilengkapi model pembelajaran problem posing.
B. Implikasi Hasil Penelitian