Hipotesis Kedua Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama

mendapat tugas untuk membuat soal merupakan pekerjaan yang belum pernah dilakukan, tanpa diduga ternyata membuat soal jauh lebih sulit dari menyelesaikan soal yang telah ada. Namun demikian walaupun dari sisi prestasi belum menggembirakan, dengan model pembelajaran problem posing dapat dipastikan bahwa dalam pemahaman konsep akan lebih baik.

2. Hipotesis Kedua

Dari uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dinyatakan bahwa H 0B ditolak, artinya di antara kelompok motivasi tinggi, kelompok motivasi sedang atau kelompok motivasi rendah terdapat sekurang-kurangnya satu kelompok motivasi mempunyai rataan yang tidak sama. Untuk mengetahui mana di antara ketiga kelompok motivasi tersebut yang mempunyai rataan prestasi belajar matematika berbeda, harus dilanjutkan dengan uji komparasi ganda antar kolom. Dari uji komparasi ganda antar kolom dengan metode Scheffe untuk µ . 1 vs µ . .2 , H ditolak, artinya rataan dari kelompok motivasi tinggi berbeda dengan rataan kelompok motivasi sedang. Ditinjau dari besarnya nilai rataan prestasi belajar siswa, siswa dalam kelompok motivasi tinggi mempunyai nilai rataan prestasi belajar matematika 6,648276, sedang siswa dalam kelompok motivasi sedang mempunyai nilai rataan prestasi belajar matematika 6,126829. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa dalam kelompok motivasi tinggi lebih baik prestasi belajar matematikanya dari pada siswa dalam kelompok motivasi sedang. Dari uji komparasi ganda antar kolom dengan metode Scheffe untuk µ . 1 vs µ . .3 , H ditolak, artinya rataan dari kelompok motivasi tinggi berbeda dengan rataan kelompok motivasi rendah. Ditinjau dari besarnya nilai rataan prestasi belajar siswa, siswa dalam kelompok motivasi tinggi mempunyai nilai rataan prestasi 6,648276, sedang siswa dalam kelompok motivasi rendah mempunyai nilai rataan prestasi 5,458065. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa dalam kelompok motivasi tinggi lebih baik prestasi belajar matematikanya dari pada siswa dalam kelompok motivasi rendah. Dari uji komparasi ganda antar kolom dengan metode Scheffe untuk µ . 2 vs µ . .3 , H ditolak, artinya rataan dari kelompok motivasi sedang berbeda dengan rataan kelompok motivasi rendah. Ditinjau dari besarnya nilai rataan prestasi belajar siswa, siswa dalam kelompok motivasi sedang mempunyai nilai rataan prestasi belajar matematika 6,126829, sedang siswa dalam kelompok motivasi rendah mempunyai nilai rataan prestasi belajar matematika 5,458065. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa dalam kelompok motivasi sedang lebih baik prestasi belajar matematikanya dari pada siswa dalam kelompok motivasi rendah. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi sedang, prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi rendah, dan prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi sedang lebih baik dari pada prestasi belajar matematika siswa dalam kelompok motivasi rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X Semester Genap di SMK Negeri

0 5 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Problem Solving Learning Dan Problem Posing Learning Ditinjau Dari Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar (P

0 3 18

IMPLEMENTASI STRATEGI PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN Implementasi Strategi Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Muhamma

0 2 20

IMPLEMENTASI STRATEGI PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN Implementasi Strategi Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Muhamma

0 3 15

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENDAHULUAN Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 6

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN PROBING- PROMPTING Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Posing Dan Probing- Prompting Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa Mtsn Ngawi.

0 1 11

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM POSING DITINJAU DARI EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 4 Delanggu T

0 0 16