Sistem Lambang HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara Yang pertama adalah Pandangan dunia yang mencakup kepercayaan, nilai, dan tingkah laku. Kedua adalah sistem lambang yaitu bahasa, dan yang ketiga adalah organisasi sosial Sarbaugh 1998 dan Samovar,et,al, 2006. Dalam mempersepsi budaya lain, ada juga unsur lain yang akan mempengaruhi kita, namun unsur ini bukanlah suatu keharusan yang akan kita temukan dalam persepsi setiap individu. Ada kalanya unsur ini tersirat dan ada kalanya unsur ini benar-benar tidak ada. Unsur-unsur tersebut adalah prasangka, stereotip, dan etnosentrisme.

a. Sistem Lambang

Forgas 1988 dalam Lubis, 2012 menyatakan bahwa suatu peristiwa komunikasi dimana setiap orang-orang setiap harinya saling berhubungan dari budaya yang sangat spesifik. Contohnya, dalam mengucapkan atau memberi ‘salam’ banyak budaya yang berbeda dalam praktiknya. Dalam suku Batak Toba, memberi ‘salam’ itu adalah dengan mengucapkan ‘Horas’, sementara dalam suku Batak Karo, memberi ‘salam’ itu diungkapkan dengan kata ‘mejuah-juah’. Hal ini tentu dipengaruhi oleh bagaimana kita berbicara dengan orang lain bahasa. Begitu pentingnya bahasa bagi setiap budaya, bahasa membuat kita manusia untuk berbagi pikiran, perasaan dan informasi, bahasa juga merupakan salah satu alat atau metode untuk menyebarkan budaya, oleh karena itu bahasa disebut sebagai tanda identitas dari budaya Samovar, 2010: 31. Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti selama di Desa Surbakti, hal yang paling disoroti masyarakat ketika memandang budaya suku Batak Toba, yaitu bahasa. Bahasa sudah menjadi hal yang sangat mempengaruhi masyarakat suku Batak Karo dalam mempersepsi orang suku Batak Toba. Bahasa Batak Karo jauh sangat berbeda dengan Batak Toba. Menurut pengakuan masyarakat yang telah diteliti, tidak ada sedikit pun kesesuaian bahasa Batak Karo dengan Batak Toba, bahkan mereka mengatakan kesesuaian bahasa mereka itu ada pada suku Batak Simalungun. Dari enam orang informan, hanya ada satu informan yang melarang keras anak-anaknya menjalin hubungan yang lebih dalam dengan seseorang yang berasal dari suku Batak Toba, yaitu pasangan Bapak Olet Sitepu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan Ibu br Ginting. Hal ini dikarenakan bahasa yang sungguh sangat sulit untuk dimengerti. Beliau mengungkapkan, bagaimana nantinya menjalin komunikasi dengan baik jika bahasa orang Batak Toba sangat sulit untuk mereka mengerti, beliau sangat khawatir karena tidak akan ditemukan keefektivan berkomunikasi. Sementara lima informan lainnya menyatakan bahwa bahasa tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bergaul atau menjalin hubungan dengan orang Batak Toba. Karena menurut mereka bahasa itu adalah identitas budaya atau suku, dan tentunya berbeda-beda ketika kita menjalin hubungan diluar dari suku kita. Namun, masih banyak waktu untuk belajar. Menurut kelima informan ini, balajar adalah salah satu jalan keluar atau jawaban ketika kita ingin menjalin hubungan dengan orang lain di luar suku kita, salah satunya Batak Toba. Dalam penelitian ini, ada satu orang informan, yaitu Bapak Regina Sinulingga, menyatakan bahasa yang berbeda itu bisa dipelajari, namun disamping itu, beliau juga mengaku bahwa bahasa Batak Karo lebih lembut dan sopan dibandingkan dengan bahasa Batak Toba yang cukup lantang pengucapannya, sehingga terkesan kasar dan keras.

b. Pandangan Dunia

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Hubungan Perilaku Martarombo dengan Kepedulian Suku Batak Toba Terhadap Sesama Batak Toba

35 167 106

Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

3 74 80

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Perubahan Perlakuan terhadap Anak Perempuan pada Masyarakat Batak Toba (Studi Deskriptif pada Masyarakat Batak Toba di Desa Pollung, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

11 112 129

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian 2.1.1 Perspektif Interpretivisme - Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa S

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam

0 1 7

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 15

Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 23