2.4.1. Latar Belakang
Latar belakang KUR berdasarkan Bank ABC 2010 sebagai berikut:
1.
Inpres Presiden No. 6 tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
2.
Nota Kesepahaman Bersama Memorandum of Understanding antara Departemen Keuangan Republik Indonesia, Departemen
Pertanian Republik Indonesia, Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,
Departemen Perindustrian Republik Indonesia, Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, dengan Perusahaan Umum
Perum Sarana Pengembangan Usaha, PT. Persero Asuransi Kredit Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, PT. Bank
Mandiri Persero Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Indonesia Persero, PT. Bank Bukopin Tbk,
PT. Bank Syariah Mandiri tentang Penjaminan KreditPembiayaan Kepada UMKM-K.
3.
PKS antara Perusahaan Umum Perum Sarana Pengembangan Usaha dengan Bank ABC No. 26SaranaX2007 dan DIR045 tanggal 22
Oktober 2007 tentang Penjamian Kredit Pembiayaan atas Kredit Mikro Produktif bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dalam rangka
pelaksanaan Instruksi Presiden No. 6 tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah, serta PKS antara Bank ABC dengan PT. Persero Asuransi Kredit Indonesia No. PPKPKS21X2007, Nomor
DIR044 tanggal 22 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi.
4.
Radisi tanggal 10 Oktober 2007 telah menyetujui skim penjaminan kredit dengan nama Bank ABC Tunas Usaha dhi. Kredit Usaha
RakyatKUR.
5.
Addendum I Nota Kesepahaman Bersama antara Pelaksana Teknis Program, Perusahaan Penjamin dan Bank Pemberi Kredit tanggal 14
Mei 2008 tentang Penjaminan Kredit Pembiayaan kepada UMKMK.
6.
Peraturan. Menteri Keuangan Nomor : 135PMK.052008 tanggal 24 September 2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat.
7.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 10PMK.052009 tanggal 02 Februari 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 135PMK.052008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat
8.
Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim
Pelaksanaan Komite Kebijakan Penjaminan KreditPembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi Nomor KEP-
14D.I.M.EKON042009 tanggal 28 April 2009
9.
Addendum II Nota Kesepahaman Bersama antara Pelaksana Teknis Program, Perusahaan Penjamin dan Bank Pemberi Kredit tanggal 12
Januari 2010 tentang Penjaminan KreditPembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menegah dan Koperasi
10.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 22PMK.052010 tanggal 24 Januari 2010 Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
135PMK.052008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat
11.
Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim
Pelaksanaan Komite Kebijakan Penjaminan Kredit Pembiayaan kepada UMKMK Nomor KEP- 01D.I.M.EKON012010 tanggal 25 Januari
2010
2.4.2.
Ruang Lingkup Penyaluran KUR
Ruang lingkup penyaluran KUR bank ABC, 2010 sebagai berikut: 1. Belum Bankable adalah UMKM-K yang belum dapat memenuhi
persyaratan perkreditan dari bank pemberi kredit antara lain penyediaan agunan dan pemenuhan persyaratan kredit yang sesuai
dengan ketentuan bank
2. Bank Pelaksana adalah Bank yang ikut menandatangani Nota Kesepahaman Bersama Penjaminan Kredit kepada UMKM-K yaitu
Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia BNI, Bank Tabungan Negara BTN, Bank Bukopin dan Bank Syariah Mandiri,
serta bank lainnya yang secara sukarela mengikatkan diri dan tunduk kepada Nota Kesepahaman Bersama tentang Penjaminan Kredit atau
Pembiayaan.
3. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan atas pemenuhan kewajiban finansial debitur KUR dengan maksimal penjaminan oleh
Perusahaan Penjamin 70 dari plafond kredit 4. Debitur Baru adalah debitur-debitur yang tidak sedang menerima
kredit modal kerja danatau investasi dari perbankan danatau yang tidak sedang menerima kredit program dari Pemerintah, yang wajib
dibuktikan dengan sistem Informasi Debitur Bank Indonesia pada saat permohonan kreditlpembiayaan diajukan
5. Calon Debitur KUR adalah UMKM-K, kelompok usaha dan Lembaga Linkage
6. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan
7. Kelompok Usaha adalah kumpulan orang perorang atau badan usaha UMKM-K yang melakukan kegiatan produktif dan dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan atau kesamaan kondisi lingkungan untuk meningkatkan usaha anggotanya
8. Kementerian yang menurut Nota Kesepahaman bersama tentang Penjaminan Kredit kepada UMKM-K merupakan Pelaksanaan Teknis
Program, yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
9. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, yang didasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga
10. Kredit baru adalah fasilitas kredit baru yang diberikan kepada calon debitur dalam rangka pelaksanaan KUR
11. KUR Mikro adalah kredit dengan skema KUR dengan Plafond sampai dengan Rp5.000.000,- lima juta rupiah dengan suku bunga kredit
maksimal 22 efektif per tahun 12. KUR Ritel adalah kredit dengan skema KUR dengan Plafond di atas
Rp5.000.000,- lima juta rupiah - Rp500.000.000,- lima ratus juta rupiah dengan suku bunga kredit maksimal 14 efektif per tahun
13. Lembaga Linkage Lembaga yang menerus-pinjamkan KUR dari Bank Pelaksana kepada
UMKM-K, yaitu Koperasi Sekunder, Koperasi Primer Koperasi Simpan Pinjam, Unit Simpan Pinjam Koperasi, Badan Kredit Desa
BKD, Baitul Mal Wa Tanwif BMT, Bank Perkreditan Rakyat BPR, Lembaga Keuangan Non Bank, Kelompok Usaha, Lembaga
Keuangan Mikro LKM
14. Lembaga Keuangan Mikro adalah badan usaha keuangan yang menyediakan layanan jasa keuangan mikro, seperti Badan Kredit Desa
BKD, Badan Usaha Milik Desa Bumdes dan Lembaga Dana Kredit Pedesaan LDKP yang bukan bank dan bukan Koperasi
15. Perusahaan Penjamin adalah PT Asuransi Kredit Indonesia Askrindo dan Perusahaan Umum Perum Jaminan Kredit Indonesia Jamkrindo
yang melakukan dan memberikan sebagian penjaminan kredit secara otomatis automatic cover kepada Bank Pelaksana
16. Pola Penyaluran Langsung adalah kredit yang langsung diberikan Bank Pemberi Kredit langsung kepada UMKM-K dimana kewajiban
pengembalian kredit tersebut menjadi tanggungjawab UMKM-K selaku penerima kredit.
17. Pola Penyaluran Tidak Langsung adalah kredit yang diberikan bank pemberi kredit kepada UMKM-K melalui Lembaga Linkage dengan
pola channeling atau pola executing 18. Pola Channeling adalah KUR yang diberikan oleh Bank Pelaksana
kepada UMKM-K melalui lembaga linkage. Kewajiban pengembalian KUR menjadi tanggungjawab dari UMKM-K selaku penerima KUR
19. Pola Executing adalah KUR yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada Lembaga Linkage untuk diterus pinjamankan kepada
UMKMK. Kewajiban pengembalian KUR menjadi tanggungjawab dari lembaga linkage selaku penerima KUR
20. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,- 21. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan oleh orang perorangan, atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil, yaitu: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,- sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000, sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,-
22. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria Usaha
Menengah, yaitu : a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,- sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,-
23. Usaha Produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang danatau jasa untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan
bagi pelaku usaha 24. Usaha Layak adalah usaha calon debitur yang menguntungkan
sehingga mampu membayar bunga dan mengembalikan seluruh kewajiban pokok kredit pembiayaan dalam jangka waktu yang
disepakati Bank Pelaksana dengan debitur dan memberikan sisa keuntungan untuk mengembangkan usahanya
25. Aflopend adalah sistem pembayaran kredit yang dilakukan dengan mencicil angsuran pokok dan bunga dalam jangka waktu tertentu
sesuai yang telah disepakati 26. Clean-up adalah salah satu cara pengembalian kredit dengan melunasi
seluruh kewajiban pokok kredit sekaligus pada saat jatuh tempo untuk kredit yang sumber pengembaliannya berdasarkan hasil panen atau
penjualan komoditi yang dibiayai. Take over adalah proses pemberian kredit kepada pihak ketiga dengan cara pengambilalihan kewajibannya
di bank lain.
2.4.3. Tujuan Penyaluran KUR