Debitur merupakan orang yang meminjamkan sejumlah dana dengan jangka waktu  tertentu  kepada  bank  yang  diikat  secara  hukum  melalui  suatu  perjanjian
kredit.  Debitur  harus  tunduk  kepada  seperangkat  standar  dan  aturan  bank,  tanpa melihat jumlah dan jenis kredit yang diberikan, bertujuan untuk melindungi bank
dari risiko kerugian yang ditimbulkan dikemudian hari Compton, 1991.
Berdasarkan  Pernyataan  Standar  Akuntansi  Keuangan  PSAK  dan Pedoman  Akuntansi  Perbankan  Indonesia  PAPI  tahun  2000,  kredit  adalah
peminjaman  uang  atau  tagihan  yang  dapat  dipersamakan  dengan  itu  berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain  yang
mewajibkan  pihak  peminjam  untuk  melunasi  hutangnya  setelah  jangka  waktu tertentu  dengan  jumlah  bunga,  imbalan  atau  pembagian  hasil  keuntungan.  Hal
yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan  bersama,  kredit  dalam  restrukturisasi,  dan  pembelian  sural  berharga
nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchased Agreement NPA.
Dengan  demikian,  dalam  prakteknya  kredit  merupakan  penyerahan  nilai ekonomi sekarang  atas kepercayaan dengan harapan mendapatkan kembali suatu
nilai  ekonomi  yang  sama  dikemudian  hari,  suatu  tindakan  atas  dasar  perjanjian, dimana dalam perjanjian tersebut terdapat jasa dan balas jasa prestasi dan kontra
prestasi yang keduanya dipisahkan oleh unsur waktu, suatu hak yang dengan hak tersebut  seorang  dapat  mempergunakannya  untuk  tujuan  tertentu  dalam  batas
waktu tertentu dan atas pertimbangan tertentu pula.
Beberapa  keuntungan  pemenuhan  sumber-sumber  dana  dari  sektor perkreditan menurut Mulyono 2001 adalah:
1.  Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya layak 2.  Telah  ada  lembaga  yang  kuat  di  masyarakat  perbankan  yang  menawarkan
jasanya di bidang penyediaan dana kredit 3.  Biaya  untuk  memperoleh  kredit  bunga,  biaya  administrasi  dapat
diperkirakan  dengan  tepat,  sehingga  memudahkan  para  pengusaha  dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa mendatang
2.3. Fungsi Kredit Pembiayaan
Menurut  Mulyadi  2001  menyatakan  bahwa  dalam  kehidupan perekonomian,  perdagangan  dan  keuangan  pada  umumnya,  maka  garis  besar
fungsi kredit pembiayaan adalah: 1.  Meningkatkan daya guna utility dari suatu modal atau uang.
Melalui  kredit,  dana  yang  mengendap  idle  funds  di  dalam  kas  bank  akan dimanfaatkan  oleh  para  debitur  untuk  memperbesar  usaha  produksi  maupun
perdagangan.
2.  Meningkatkan daya guna utility dan suatu barang. Tanpa adanya bantuan fasilitas kredit dari bank,  kemampuan para pengusaha
di dalam berproduksi dan mendistribusikan hasil produksinya masih terbatas. Namun  dengan  adanya  fasilitas  kredit,  para  pengusaha  dapat  memproduksi
bahan  mentah  menjadi  barang  jadi  dan  pendistribusiannya  akan  meningkat. Dengan demikian, pemanfaatan atas barang tersebut meningkat pula.
3.  Kredit yang disalurkan melalui rekening pengusaha menciptakan pertambahan peredaran  uang  giral  dan  sejenisnya  seperti  cek,  bilyet  giro  dan  sebagainya.
Peredaran  uang  kartal  dan  giral  akan  lebih  berkembang,  karena  kredit menciptakan  suatu  kegairahan  berusaha,  sehingga  penggunaan  uang  akan
bertambah  baik  secara  kualitatif  maupun  kuantitatif.  Hal  ini  sejalan  dengan pengertian bank selaku money creator.
4.  Menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat Manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu
berusaha  memenuhi  kebutuhannya.  Kegiatan  usaha  sesuai  dengan dinamikanya  akan  selalu  meningkat,  tetapi  peningkatan  usaha  tidaklah  selalu
diimbangi  dengan  peningkatan  kemampuan,  terutama  kemampuan  finansial. Fasilitas  kredit  yang  diterima  pengusaha  dari  bank  inilah  yang  kemudian
digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.
5.  Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-Iebih lagi untuk usaha pembangunan
ekonomi,  kredit  bank  memegang  peranan  yang  sangat  penting.  Arah  kredit harus  berpedoman  pada  segi-segi  pembatasan  kualitatif,  yaitu  pengarahan  ke
sektor-sektor  produktif  dan  sektor-sektor  prioritas  secara  langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat.
6.  Sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional Pengusaha  yang  memperoleh  fasilitas  kredit  akan  berusaha  untuk
meningkatkan  usahanya.  Peningkatan  usaha  berarti  peningkatan  keuntungan. Seiring  dengan  peningkatan  produksinya  tersebut,  orientasi  pengusaha  tidak
hanya untuk memenuhi pasar domestik, juga merambah pasar ekspor. Dengan demikian, kegairahan pengusaha untuk melakukan ekspor menjadi meningkat,
yang nantinya mendatangkan devisa bagi negara.
7.  Sebagai alat hubungan ekonomi intemasional Negara-negara  kaya  atau  yang  kuat  perekonomiannya,  demi  persahabatan
antara negara banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang,  atau  sedang  membangun.  Bantuan-bantuan  tersebut  tercermin
dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat ringan,  yaitu bunga relatif murah dan  jangka  waktu  penyelesaiannya  yang  panjang.  Hal  ini  tercermin  melalui
bantuan  antar  negara  yang  disebut  G  to  G  Government  to  Government. Hubungan  antar  negara  pemberi  dan  penerima  kredit  akan  bertambah  erat,
terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan perdagangan.
2.4. Kredit Usaha Rakyat KUR